Laku Lampah Desember. 2016 | Page 8

“Pah ... pah bangun paah!” teriak seorang anak dengan raut penuh harap. Remang-remang. Kubuka mata perlahan hingga yang tampak hanyalah besi-besi berdiri tegak, dengan sela-sela yang berjarak sama dan rapat. Ya, jeruji besi. Besi yang mempertanyakan kembali keyakinan dan prinsip dalam hidupku. Besi yang mengguncangkan kembali ingatan tentang laku lampah masa laluku. “Pahh...?” seorang anak perempuan yang kuyakini suara si bungsu memanggilmanggil. 1