KLIK BKI Maret 2018 Edisi 44 KLIK BKI MARET 2018 EDISI 44 | Page 14
OPINI
yang sukses karena kekuatan positioning.
Apa itu Positioning?
Banyak definisi positioning diberikan oleh pakar
marketing dengan versi dan model mereka masing-
masing. Namun tak akan valid kita bicara position-
ing tanpa menyebut definisi yang diberikan oleh Al
Ries dan Jack Trout, dua orang yang dianggap se-
bagai “penemu” positioning. Al Ries dan Jack trout
mengatakan, “....positioning is not what you do to
a product. Positionong is what you do to the mind
of the prospect. That is, you position the product in
the mind of the prospect.” Intinya, positioning ada-
lah menempatkan produk dan merek kita di benak
pelanggan.
Dengan definisi ini Ries-Trout bilang bahwa perang
pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi dibenak
pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk
merebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.
Lalu Philip Kotler, guru merketing, mengatakan po-
sitioning adalah, “the act of designing the compa-
ny’s offering and image to occupy a distinctive
place in the target customers, benefits, and pric-
es.” Hampir sama dengan Ries-Trout, Kotler
mengatakan bahwa positioning tidak lain adalah
segala upaya untuk mendesain produk dan merek
kita agar dapat menempati sebuah posisi yang unik
di benak pelanggan. Hasil akhir positioning, kata
Kotler, adalah terciptanya posisi nilai yang pas,
yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk mem-
beli.
MarkPlus&Co. mendefinisikan positioning sebagai
“the strategy for leading your customer credibly.”
Positioning adalah menyangkut bagaimana kita
membangun kepercayaan, keyakinan, dan trust
kepada pelanggan.
Kalau Kijang mengatakan bahwa positioning-nya
adalah “mobil keluarga”, maka sesungguhnya ia
sedang membangun kepercayaan kepada setiap
pelanggannya bahwa Kijang memang betul-betul
mobil keluarga.
Kalau Iwan Fals mengatakan bahwa positioning-
nya adalah “people singer” maka sesungguhnya ia
sedang membangun kepercayaan pelanggannya
bahwa dia adalah penyanyi yang menjadi penyam-
bung lidah rakyat.
Bila kita memilik unsur-unsur itu, kita akan memilik
“keberadaan” atau “being” di dalam benak pelang-
gan. Dengan kredibilitas yang kita bangun, kita
akan memilik tempat dan posisi di benak pelang-
gan. Semakin kredibel kita, maka semakin kokoh
pula positioning kita.
Maka dari itu, kami menyebut positioning sebagai
“being strategy”. Positioning adalah menyangkut
bagaimana kita mendapatkan kepercayaan pelang-
gan.
Yoram Wind, seorang profesor strategi pemasaran,
mendefinisikan positioning sebagai “reason for be-
ing”. Ia berpendapat bahwa positioning
sesungguhnya adalah mengenai bagaimana
mendefinisikan identitas dan kepribadian perus-
ahaan di benak pelanggan. Pada saat kita bergerak
menuju the era of choice, perusahaan tidak lagi
mampu memaksa pelanggan untuk membeli
produk mereka; mereka tidak bisa lagi “mengelola”
para pelanggan mereka. Dalam era ini, perusahaan
harus memilik kredibilitas di dalam benak para
pelanggan.
Karena di era ini pelanggan tidak dapat dikelola,
maka mereka harus diarahkan. Untuk dapat
mengarahkan pelanggan agar fanatik pada produk,
merek, dan perusahaan, kita butuh yang namanya
kredibilitas. Maka, positioning tidak sekedar mem-
bujuk dan menciptakan sebuah citra di benak
pelanggan, tapi juga bagaimana merebut ke-
percayaan pelanggan.
Membangun positioning tak lain adalah soal
bagaimana kita mencari kepercayaan. Positioning
menyangkut penciptaan “being” di dalam benak
pelanggan dan mengarahkan mereka dengan
penuh kredibilitas.
12| EDISI 44 • MARET 2018