Kalibrasi Physics Magazine Edisi 1 | Juni 2013 | Page 18

18 | KALIBRASI | JUNI 2013

de Revolutionibus Orbium Caelestium

Selama 13 abad kemudian, sistem Ptolemeus tidak banyak diubah oleh cendekiawan. Selama itu manusia terus mengamati langit malam dan semakin telihat ketidakcocokan dengan prediksi Ptolemeus. Oleh karena itu oran-orang semakin kurang percaya pada sistem tersebut. Kebangkitan intelektual di Eropa pada abad ke-16 telah mendorong mereka untuk berani memikirkan kembali sistem alternatif.

Nicolaus Copernicus adalah orang Polandia, lahir pada 1473. Ia belajar astronomi di Padua, Italia, salah sau universitas terkemuka saat itu. Berdasarkan tinggalan korespondensinya, kita tahu bahwa ia sudah menganut wawasan heliosentrik sejak 1512. Tapi ia tidak menggembar-gemborkan pandangannya karena ia menyadari orang awam, terutama Gereja, akan menentang sistem tersebut. Menjelang akhir hidupnya, barulah ia menuliskan gagasannya atas bujukan rekan-rekannya. Konon cetakan pertama bukunya, De Revolutionibus Orbium Caelestium, baru ia lihat menjelang ajal karena sakit keras pada 1543.
Setelah buku beredar, memang muncul reaksi negatif seperti yang ia takutkan, namun tidak sampai menggemparkan. De Revolutionibus rupanya masih terlalu matematis untuk orang awam. Reaksi negatif ini berhubungan dengan semangat zam itu bahwa tata surya dan kehidupan manusia terkait begitu erat. Susunan bintang serta planet

18 | KALIBRASI | JUNI 2013