JURNAL GAK JURNAL_GAK | Page 6

LINIWAKTU Puisi Imam Prasodjo: “Maafkan Aku Meludah ke Arah Wajahmu Yang Mulia”. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang etik dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK memasuki babak baru. Hari ini, Senin (8/12/2015), Ketua DPR RI Setya Novanto yang diadukan oleh Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menjalani sidang etik di depan anggota MKD. Namun sidang kali ini berlangsung tertutup. Berbeda dengan sidang sebelumnya yang dijalani Menteri ESSDM Sudirman Said dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang berlangsung terbuka dan disiarkan langsung oleh TV swasta. Sidang Setya juga berlangsung cuma 3 jam. Berbeda dengan sidang Sudirman dan Maroef hingga lebih 10 jam lamanya. Nah, di tengah desakan publik ke MKD agar mengusut tuntas kasus “Papa Minta Saham” ini muncul sebuah puisi dari Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo. Berikut kutipannya: MAAFKAN.. AKU MELUDAH KE ARAH WAJAHMU YANG MULIA Tidakkah kita melihat Sebuah kebobrokan moral Kasat mata diperagakan Integritas begitu unggul bersinar Bersanding dengan gelapnya kepalsuan Panggilan “yang mulia” berkali diucapkan Namun hati begitu terluka mendengar Karena gelar dan perilaku tak bersesuaian Karena baju kehormatan disalahgunakan Dijadikan penutup kebusukan dan kebobrokan 250 juta pasang mata melihat Tenggorokan begitu kering terjerat Tak mampu menelan ludah Melihat kemunafikan di puncak kebejatan Tak lupa Imam menyertakan link video di Youtube berjudul “BUKA SAJA! - Sudirman Said | Speech Composing SIDANG MKD” Karena itu yang mulia Maafkan aku Kali ini aku tak tahan Harus meludah ke arah wajahmu Wajah kepalsuan yang bagiku Begitu menyebalkan dan memuakkan Puisi itu diunggah Prasodjo di Facebook-nya sejak, Senin (7/12/2015). ‪#‎iPras2015‬ 7 Desember