Indonesian Lantern Magazine− 19
art
SIang Siang
KWA
Selain membaca, menggambar sudah
menjadi kegiatan saya semenjak kecil.
S
aya dilahirkan dan
berpindah lokasi ke Philadelphia,
tanpa warna, saya mencoba
untuk terinspirasi dan merasa
dibesarkan di Surabaya,
dan pada tahun kira kira 2006,
berkarya dengan objek yang ber-
‘dirumah’. Untuk informasi
Indonesia. Objek wajah
rindu saya pada kehidupan dan
bau Asia Tenggara, seperti Bunga
detailnya, bisa lihat blog saya di
dan figure manusia
keluarga di Indonesia sudah tidak
Kamboja, bamboo atau canting!
www.batiktrader.com. Saya juga
selalu keluar secara otomatis dari
bias ditangkis. Secara otomatis,
tangan saya setiap saya memulai
kertas-kertas dan kanvas-kanvas
Beberapa pameran kecil-kecilan
Indonesia di Amerika untuk se-
menggambar sejak kecil. Ketika
putih menjadi sasaran saya ke-
sudah saya ikuti selama ini dan
lalu berkomunikasi dan member
sudah waktunya, orang tua saya
tika sudah sekian lama gamba-
semua ini mengobati kerinduan
inspirasi untuk satu dengan yang
mengirim saya untuk belajar di
ran-gambaran itu ada di dalam
saya akan Indonesia. Begitu pula
lain, moga-moga khayalan saya
Australia dibidang desain. Saya
pikiran saya sendiri. Akhirnya
ketika saya berinteraksi dengan
untuk diadakannya karya-karya
memulai di Visual Art of Com-
lahir lah koleksi pertama saya 13
kegiatan atau perkumpulan
seni Indonesia di Amerika bakal
munication untuk mendapatkan
wanita Indonesia yang meng-
dimana Komunitas Indonesia
terwujud. Salam sejahtera buat
sertifikat supaya bias diteruskan di
gambarkan aktivitas tradisional
berada. Saya merasa ini semua
para pembaca Indonesian
bidang Desain Mode atau bahasa
wanita Indonesia dari berbagai
adalah ‘elemen-elemen’ yang
Latern!
Inggrisnya, ‘Fashion’. Setelah ber-
pulau-pulau. Tidak merasa cukup
sudah pastinya saya butuhkan
tahun tahun bekerja di Surabaya,
Jakarta dan Bali, saya hijrah ke
Amerika, dan saya menyadari
betapa eksotik, dalam, unik dan
beragam kultur Indonesia. Dimulai
dari hidup di Berkeley, California,
setiap minggu saya menghadiri
‘drop-in’ class untuk menggambar
figure manusia dengan model
professional. Luar biasa berbakatnya para pelukis itu dengan karya
spontanitasnya di ruang besar
itu dalam 3-4 jam sekali setiap
minggu. Ketika kita berbincang
dan bertukar pikiran tentang
karya masing-masing, seolah olah
saya berada di planet atau dunia
yang saya benar-benar nikmati.
Sesudah 4 tahun di California, saya
menghimbau untuk para pelukis