Indonesian Lantern March 2014 | Page 16

Indonesian Lantern Magazine − 16 lifesyle Dari Cayambe & Chimborazo Demi Lupus by Heni Juhana “Don’t expect everyone to understand your journey. Especially if they’ve never had to walk your path”. So, unbind your spirit. Don’t let the opinion of others restrain you B Buenos días…18 Januari 2011. (6310 m). Misi kami, meningkatkan kesadaran pada penyakit Lupus dan penggalangan dana Yayasan Lupus Indonesia (YLI). Quito terletak di ketinggian sekitar 2850 mdpl. Kota ini berhawa sejuk koleksi Tim dengan bangunan dan suasana mirip Bandung tempo dulu. Menurut Usai terbang 50 jam lebih Ramiro, pimpinan dari Ecuador- Setelah sarapan, Ramiro membawa belakang, Ita Budhi bergerak lambat kami tiba di di Quito, ibukota ian Alpine Institute (EAI), jumlah kami ke Pichincha, gunung stratovol- dan tertinggal jauh, Ramiro memu- Ecuador, Amerika Selatan. Sepuluh penduduk Quito sekitar 2 juta cano aktif yang punya dua puncak, tuskan untuk menemaninya. Semakin wanita berusia di atas 40 tahun-Ami jiwa. Kami melakukan city tour ke Guagua (4784 m), artinya anak” aku naik, terasa semakin pusing. KMD Saragih, Veronica Moeliono, bangunan bersejarah seperti Basillia, dalam bahasa Quechua dan Rucu Diah Bisono, Miranda Wiemar, gereja bermenara tertinggi di Amerika (4698 m) yang berarti “orang tua”. Melihat kondisiku, Robinsson Amalia Yunita, Tejasari Assad, Dwi Selatan, Plaza de la Independencia, Perjalanan dari Quito sekitar 1,5 jam. menawarkan untuk turun, bergabung Astuti Soenardi, Imas Emi, Myrnie dan La Mitad del Mundo-museum Ini pertama kalinya aku mendaki di dengan Ita dan Ramiro yang masih Zachraini dan Heni Juhana- ditemani equatorial berada di garis khatulistiwa, ketinggian di atas 3000 m, karena ada di bawah. Aku minta ijin untuk Rahmat Rukmantara sebagai pelatih karena di titik ini GPS menunjukkan aku sebenarnya adalah pemanjat terus jalan, Robinsson mengijinkan dan Ita Budhi sebagai pendamping, 00o00’00’’. Sangat menarik! tebing. Awalnya, aku mengikuti lang- dengan catatan tidak boleh berjalan kah kaki Ramiro, pelan tapi konstan cepat. Tetapi, makin mencoba untuk dan terus bergerak. Tetapi karena di jalan, kepalaku makin pusing. Di berencana mendaki dua gunung, Cayambe (5790 m) dan Chimborazo Hari Pertama