Indonesian Lantern March 2014 | Page 12

Indonesian Lantern Magazine − 12 tempuh dari London sekitar 8 jam. saya kepada film yang menceritakan dan baru saya sadari bagasi saya ru- dituju 2044. Namun rumah tersebut Waktupun menunjukan 10.35pm kecelakaan pesawat karena gang- sak namun saya hanya bisa bersabar terlihat usang, kotor dan gelap tidak waktu setempat dan saya bergegas guan komunikasi. Penerbanganpun hal ini saya anggap sebagai kerikil- terlihat ada kehidupan kedalamnya. untuk bersiap masuk ke pesawat. dilanjutkan, selama 8 jam saya kerikil kecil di dalam perjalanan Beberapa menit saya menunggu Didepan pintu masuk saya di habiskan untuk tidur di dalam hidup saya. Saat keluar dari airport di depan rumah saya memutuskan berhentikan oleh beberapa petugas pesawat mengingat kondisi badana lagi-lagi hal yang tidak saya inginkan untuk mencari tempat bermalam pesawat untuk ditanyai beberapa yang lelah dan kurang istirahat. terjadi, petugas memberhentikan dilihat dari suhu udara -2° malam itu. pertanyaan, yang membuat saya saya untuk di introgasi kali ke dua. heran mengapa hanya saya yang Sekitar Jam 08.00pm waktu Dia meminta passport saya untuk Supir taxi mengantar saya kembali diberhentikan. setempat saya pun tiba di Philadel- diperiksa dan saat di cek oleh petu- ke airport dan mencari penginapan pia. Perasaan senang bercampur gas saya tidak memiliki catatan yang disekitar sana, ongkos taxi malam itu Mereka bertanya mengenai banyak haru saya rasakan mengingat ini kali dibutuhkan oleh petugas. Petugas sekitar US$ 60 dan US$ 120 untuk hal mulai dari histori saya, tujuan pertama saya menginjakan kaki di bertanya mengenai social security penginapan. Keesokan harinya, saya saya pulang ke amerika dan apa tanah nenek moyang saya. Proses number yang dimana sebagai warga dijemput oleh teman yang sudah yang akan saya lakukan disana. Me- imigrasi pun saya jalani, ketika sam- Negara Amerika wajib memilikinya. beberapa lama menetap di Philadel- mang terdengar janggal mengapa pai di loket petugas emigrasi saya mereka bertanya mengenai hal sedikit berbincang-bincang dengan Setelah saya jelaskan dengan jelas yang saya tuju. Sampailah saya di tersebut dan sebetulnya Amerika petugas yang tertawa mendengar mengenai histori hidup saya, petugas alamat yang saya tuju yaitu 2044 s adalah kampong halaman saya, bahwa ada orang Amerika yang pun memaklumi hal tersebut dan Bucknell St. namun rumah dan jalan tatpi tetap prosedur yang mereka tidak pernah pulang kenegaranya mempersilahkan saya untuk melan- yang saya lihat pada saat itu sangat minta saya penuhi yang penting dalam waktu 23 tahun lamanya, jutkan perjalanan. Lega rasanya dan jauh berbeda dengan apa yang saya saya bisa pulang ke Amerika. memang terdengar aneh tapi hal ini saya pun pergi keluar airport untuk lihat semalam dan baru saya sadari saya alami sendiri. mencari taxi. Supir taxi yang men- malam itu saya tertipu oleh supir gantar saya adalah seorang imigran taxi. Ya sudah lah, saya ambil hik- Keanehan lain tidak berhenti disitu phia untuk mencari tempat tinggal saja, di dalam pesawat saya harung Kini waktunya pengambilan bagasi, Afrika yang sudah beberapa tahun mahnya dan itung-itung buang sial. menunggu selama 4 jam karena ada semua prosedur imigrasi sudah saya ini menetap di Philadelphia. Taxi pun Welcome to USA, perjalanan baru gangguan teknis dimana pesawat jalani serta bagasi sudah saya ambil berhenti tepat di depan alamat yang hidup saya dimulai di sini. mengalami gangguan komunikasi sehingga dibutuhkan waktu untuk memperbaiki