Inbox Magz Mei 2015 | страница 7

SPOTLIGHT Skenario Harga CPO 2015 Berikut ini Skenario harga CPO 2015 : Dua analis harga CPO James Fry dan Dorab Mistry mengeluarkan proyeksi harga CPO yang tidak jauh berbeda. Harga CPO hingga triwulan pertama tahun ini diprediksi tidak setinggi pada awal tahun 2014, harga CPO diperkirakan antara US$ 520 – US$ 720 per ton. James Fry, Direktur LMC Internasional mengkorelasikan pengaruh harga minyak bumi dengan harga CPO. Menurutnya “Indonesia dan Malaysia berperan penting sebagai penentu bagus tidaknya harga CPO, Pajak ekspor CPO yang membuat minyak sawit Indonesia lebih kompetitif untuk dipakai menjadi bahan bakar”. Ada tiga skenario CPO tahun ini, pertama jika harga minyak bumi US$ 80 per barel maka harga CPO US$ 665 per ton, kedua apabila harga minyak bumi US$ 70 per barel, harga CPO diperkirakan US$ 595 per ton. Skenario ketiga, harga CPO melemah menjadi US$ 520 per ton bila harga minyak bumi US$ 60 per barel. Dorab Mistry, Analis Godrej Internasional, mengatakan “fluktuasi harga minyak sawit dan minyak kernel di tahun depan bergantung dari penyerapan biodiesel Indonesia, jika pemerintah serius menjalankan mandatori biodiesel 10%, maka suplai minyak sawit lebih banyak terserap”. Pada tahun 2020 jumlah produksi minyak sawit atau CPO sebesar 78 juta ton, disusul dengan minyak kedelai sebesar 53.2 juta ton. Total 78 juta ton ini disokong oleh dua produsen utama yaitu Indonesia dan Malaysia. Indonesia diperkirakan mampu memproduksi CPO sebesar 42 juta ton dan Malaysia sebanyak 23 juta ton. Berikutnya Nigeria sebesar 1.3 juta ton, Kolombia sebesar 1.6 juta ton, Thailand sebesar 2.8 juta ton dan lainnya berjumlah 7.3 juta ton. Namun berbeda dengan Derom Bangun, yang dikenal sebagai Duta Besar Sawit Indonesia, memproyeksikan pertumbuhan produksi CPO Indonesia tidak akan melebihi angka 40 juta ton karena melambatnya perluasan lahan sawit dari periode 2015 – 2020. Saat ini, luas lahan sawit Indonesia hanya mencapai 9.1 juta ton dimana sekitar 3.79 juta ton berasal dari kepemilikan petani. Dengan produktifitas rata rata sebesar 3.8 juta ton CPO per hektar per tahun. Rata rata pertumbuhan luas lahan di Indonesia dari 2015 – 2020 dibawah periode 1990 – 2000 yang sebesar 10% - 12 %, namun dalam lima tahun mendatang diperkirakan rata rata pertumbuhan lahan hanya berkisar 5% - 6%. Terhambatnya perluasan lahan dan perizinan masih terken