Inbox Magz december 2014 | Page 7

MAGZ www.investingbox.co.id SPOTLIGHT “ NEWS-LIFESTYLE-EVENT Secara Historis dari dulu pertumbuhan kredit di china selalu rendah dan makin melambat tajam selama bulan Oktober yang hanya mencapai 548 Milliar Yuan, terendah ketiga sejak 2012. ditambah lagi dengan Ekonomi Amerika Serikat yang saat ini masih membutuhkan waktu untuk pulih kembali juga menjadi faktor berkurangnya permintaan barang produksi China. Faktor kedua adalah terlalu berkuasanya BUMN di China. Seperti diberitakan dalam The Economist Edisi Oktober 2012, BUMN di China menguasai sepertiga sampai setengah dari kegiatan perekonomian di negeri Tirai bambu tersebut. Ditambah lagi dengan tidak Kooperatifnya Bank besar di China terhadap para pelaku bisnis kecil dan faktor lain didalam negeri China sendiri yang cukup menjadi perhatian adalah BUMN di China kerap mendapatkan berbagai keuntungan yang tidak adil bila dibandingkan dengan perusahaan Swasta seperti kucuran dana pinjaman yang mudah dari Pemerintah, potongan pajak, dan subsidi . Bahkan subsidi yang diberikan terhadap BUMN di China bisa mencapai $640 Milliar sejak tahun 2001 – 2009. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah China terus mengambil langkah langkah yang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonominya.Salah satunya adalah pemangkasan suku bunga dan ini pertama kalinya dalam 2 tahun,rate acuan dipangkas sebesar 40 bps menjadi 5.6% dan bunga simpanan sebesar 25 bps menjadi 2.75%. Namun langkah tersebut juga diragukan karena bisa berdampak banyak pada Ekonomi,salah satunya pertumbuhan kredit. Kalau kita melihat secara Historis dari dulu pertumbuhan kredit di china selalu rendah dan makin melambat tajam selama bulan Oktober yang hanya mencapai 548 Milliar Yuan, terendah ketiga sejak 2012. Melihat kebijakan yg diambil oleh pemerintah China saat ini, skenario saya memperkirakan perlambatan ekonomi China akan lebih besar di tahun 2015 dari tahun 2014 sekarang tetapi saya masih berharap Ekonomi China bisa segera bangkit kembali dan itu juga akan membantu pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang saat ini juga mengalami perlambatan. “ Deddy Yusuf Siregar, SE Market Strategist and Analyst PT. Fasting Futures INBOX MAGAZINE EDISI V DESEMBER 2014 7