Great ISS November 2018 | Page 8

TOPIK TERKINI Upaya Menggaet Generasi Millenial Dalam Dunia Kerja berskala internasional telah mengubah beberapa area kerja mereka menjadi tatanan bak sebuah kamar tidur atau ruang keluarga. Mendengar kata ‘bonus’ pasti sebagian besar dari kita akan mengartikan sesuatu yang positif atau menguntungkan yang akan kita terima. Istilah ‘Bonus Demografi’ kerap kita dengar belakangan ini. Era bonus demografi ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) terhadap jumlah penduduk non produktif yang bisa dilihat dari angka rasio ketergantungan yang rendah. Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dan jumlah penduduk usia produktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, angkatan kerja dari generasi milenial sebanyak 40 persen atau sekitar 62,5 juta dari jumlah total angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 160 juta. Angka ini menempatkan generasi milenial sebagai angkatan kerja terbanyak kedua setelah generasi X yang mencapai 69 juta. Siapa sih generasi milenial atau Gen-Y ini? Mereka adalah generasi yang lahir di tahun 1980 hingga 2000. Lain lagi, Generasi X (kelahiran 1960-an hingga awal 1980-an), atau Baby Boomer (kelahiran awal 1940- an hingga 1960-an). Salah satu ciri yang melekat erat pada generasi milenial ini adalah mereka lebih adaptif dan terampil menggunakan platform digital sebagai media untuk berinteraksi dengan teman sebaya, riset, belajar, dan membangun profil serta digital branding personal (sumber: The Future Workforce in Indonesia, Linkedin). 8 Vol. 3 - No. 11 | November 2018 | GREAT ISS Tidak mengherankan jika belakangan ini banyak perusahaan rintisan atau startup bermunculan di Indonesia yang dimotori oleh generasi milenial ini. Startup dan milenial bagaikan dua sisi koin yang tidak terpisahkan, mereka saling membutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Milenial membutuhkan perusahaan startup untuk terus berkembang dan eksis di dunia maya maupun dunia nyata, begitu pun sebaliknya. Apa yang unik dari generasi ini sehingga bisa menjadi poin penting bagi perusahaan atau startup saat merekrut mereka? 1. Membutuhkan kebebasan berekspresi Semua orang membutuhkan kebebasan berekspresi dalam kehidupannya termasuk saat bekerja. Generasi milenial memerlukan lingkungan kerja yang sangat terbuka dan menerima perbedaan pendapat hampir di setiap saat. Mereka kerap kali mengeluarkan ide-ide ‘gila’ yang barangkali sulit diterapkan pada perusahaan dengan kebijakan konvensional. 2. Atmosfer kerja yang menyenangkan Desain interior yang dirancang sekreatif mungkin akan menghindari rasa bosan saat bekerja. Bahkan beberapa perusahaan 3. Selalu terhubung dengan media sosial Media sosial yang memungkinkan mereka untuk tetap ter-update dengan perkembangan dunia. Terlebih mereka yang bergelut dalam dunia marketing, media sosial sudah menjadi tools wajib dalam mempromosikan produk. Generasi ini juga memerlukan kebebasan untuk mengecek media sosial mereka bahkan saat jam kerja. 4. Banyak kesempatan untuk pengembangan diri atau membangun bisnis Kesempatan untuk mendapatkan pelatihan yang berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri mereka. Kesempatan untuk mempelajari proses perintisan sebuah bisnis akan menjadi pengalaman yang menarik buat mereka. Karena lewat pengalaman tersebut, bukan tidak mustahil akan dijadikan modal untuk membangun bisnis sendiri. Nah, lewat pengenalan beberapa karakter generasi milenial di atas, perusahaan akan lebih mudah untuk membuat mereka menemukan cara kerja yang lebih efisien dan produktif serta memudahkan para senior dalam membuat strategi atau pendelegasian kerja untuk mereka. (Dikutip dari berbagai sumber)