TOPIK TERKINI
Upaya Menggaet Generasi
Millenial Dalam Dunia Kerja
berskala internasional telah mengubah
beberapa area kerja mereka menjadi tatanan
bak sebuah kamar tidur atau ruang keluarga.
Mendengar kata ‘bonus’ pasti sebagian besar dari kita akan
mengartikan sesuatu yang positif atau menguntungkan yang akan kita
terima. Istilah ‘Bonus Demografi’ kerap kita dengar belakangan ini.
Era bonus demografi ditandai dengan
dominasi jumlah penduduk usia produktif
(15-64 tahun) terhadap jumlah penduduk
non produktif yang bisa dilihat dari angka
rasio ketergantungan yang rendah. Rasio
Ketergantungan adalah perbandingan antara
jumlah penduduk usia non produktif dan
jumlah penduduk usia produktif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2016, angkatan kerja dari generasi
milenial sebanyak 40 persen atau sekitar
62,5 juta dari jumlah total angkatan kerja di
Indonesia yang mencapai 160 juta. Angka
ini menempatkan generasi milenial sebagai
angkatan kerja terbanyak kedua setelah
generasi X yang mencapai 69 juta.
Siapa sih generasi milenial atau Gen-Y ini?
Mereka adalah generasi yang lahir di tahun
1980 hingga 2000. Lain lagi, Generasi X
(kelahiran 1960-an hingga awal 1980-an),
atau Baby Boomer (kelahiran awal 1940-
an hingga 1960-an). Salah satu ciri yang
melekat erat pada generasi milenial ini
adalah mereka lebih adaptif dan terampil
menggunakan platform digital sebagai media
untuk berinteraksi dengan teman sebaya,
riset, belajar, dan membangun profil serta
digital branding personal (sumber: The Future
Workforce in Indonesia, Linkedin).
8
Vol. 3 - No. 11 | November 2018 | GREAT ISS
Tidak mengherankan jika belakangan ini
banyak perusahaan rintisan atau startup
bermunculan di Indonesia yang dimotori
oleh generasi milenial ini. Startup dan milenial
bagaikan dua sisi koin yang tidak terpisahkan,
mereka saling membutuhkan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Milenial
membutuhkan perusahaan startup untuk
terus berkembang dan eksis di dunia maya
maupun dunia nyata, begitu pun sebaliknya.
Apa yang unik dari generasi ini sehingga bisa
menjadi poin penting bagi perusahaan atau
startup saat merekrut mereka?
1. Membutuhkan kebebasan berekspresi
Semua orang membutuhkan kebebasan
berekspresi dalam kehidupannya termasuk
saat bekerja. Generasi milenial memerlukan
lingkungan kerja yang sangat terbuka dan
menerima perbedaan pendapat hampir di
setiap saat. Mereka kerap kali mengeluarkan
ide-ide ‘gila’ yang barangkali sulit diterapkan
pada perusahaan dengan kebijakan
konvensional.
2. Atmosfer kerja yang menyenangkan
Desain interior yang dirancang sekreatif
mungkin akan menghindari rasa bosan
saat bekerja. Bahkan beberapa perusahaan
3. Selalu terhubung dengan media sosial
Media
sosial
yang
memungkinkan
mereka untuk tetap ter-update dengan
perkembangan dunia. Terlebih mereka yang
bergelut dalam dunia marketing, media
sosial sudah menjadi tools wajib dalam
mempromosikan produk. Generasi ini juga
memerlukan kebebasan untuk mengecek
media sosial mereka bahkan saat jam kerja.
4. Banyak kesempatan untuk
pengembangan diri atau membangun
bisnis
Kesempatan untuk mendapatkan pelatihan
yang berkelanjutan untuk memaksimalkan
potensi yang ada dalam diri mereka.
Kesempatan untuk mempelajari proses
perintisan sebuah bisnis akan menjadi
pengalaman yang menarik buat mereka.
Karena lewat pengalaman tersebut, bukan
tidak mustahil akan dijadikan modal untuk
membangun bisnis sendiri.
Nah, lewat pengenalan beberapa karakter
generasi milenial di atas, perusahaan akan
lebih mudah untuk membuat mereka
menemukan cara kerja yang lebih efisien
dan produktif serta memudahkan para senior
dalam membuat strategi atau pendelegasian
kerja untuk mereka.
(Dikutip dari berbagai sumber)