Great ISS November 2018 | Page 26

TARSAN Operationl Driver, HO BIMA Club TBE 83 MEMBERI CONTOH LEWAT PERILAKU, BUKAN SEKADAR KATA-KATA Pagi itu belum lagi genap pukul 07.00, namun sebuah mini shuttle bus telah terparkir tepat di depan pintu keluar penumpang kereta api di Stasiun Jurangmangu, Bintaro. AC di dalam mobil dibiarkan menyala dengan harapan begitu para penumpang masuk ke dalam mobil, mereka akan merasakan nyaman. Tarsan, pria kelahiran Blora 40 tahun silam, menunggu dengan sabar beberapa karyawan ISS yang turun dari kereta api secara teratur naik ke mobil yang telah dipersiapkannya. Mesin dinyalakan dan mobil siap meluncur ke kantor pusat ISS Indonesia, Bintaro. “Jangankan berpikir untuk menjadi driver, dulu saya paling takut naik angkot. Enggak tahu kenapa, rasanya enggak nyaman aja,” kenang Tarsan. Asam garam kehidupan sebagai supir pribadi dari beberapa public figure negeri ini menjadi ajang pembelajaran bagi Tarsan untuk memahami arti penting sebuah pelayanan. Tarsan menuturkan bahwa seorang driver harus mampu membawa diri dan membuat user merasa nyaman dalam perjalanan. 26 Vol. 3 - No. 11 | November 2018 | GREAT ISS Bertemu dan berbicara dengan banyak orang adalah satu hal yang kerap ia lakukan selepas bekerja. “Lewat ngobrol saya bisa memberi dan juga menerima masukan dari teman-teman yang saya kenal, mulai dari pekerjaan sampai kehidupan pribadi saya. Dari obrolan itu, terkadang saya dapat tambahan penghasilan karena menjadi perantara jual beli barang,” ungkap Tarsan. Pria pengagum sosok mantan Presiden Soeharto ini merasakan betul perubahan signifikan sejak bergabung dengan ISS Indonesia empat tahun silam. “ISS yang mengubah karakter saya, membangun tanggung jawab dan disiplin kerja, hingga sampai sekarang proses itu terus berlanjut. Dulu perasaan saya malas bekerja. Kerja hanya sebatas kerja, abis itu tinggal menunggu jam kerja selesai. Sekarang, kalo bukan karena libur hari raya, saya jarang ambil cuti atau off,” jelas Tarsan dengan bersemangat. Memberi layanan lebih dari sekadar SOP (standard operating procedure) kepada setiap user adalah target utama bagi Tarsan dalam melakukan pekerjaannya. Merawat dan membersihkan kendaraan operasional kantor kerap ia lakukan di saat tugas utamanya sebagai shuttle bus driver telah diselesaikan. Pola kerja seperti ini menjadikan Tarsan sebagai driver yang sangat diinginkan jasanya oleh para staf yang bekerja di kantor pusat. “Jangankan berpikir untuk menjadi driver, dulu saya paling takut naik angkot. Enggak tahu kenapa, rasanya enggak nyaman aja,” Tarsan “Saya sangat bahagia dan bersyukur, terlebih ketika anak dan istri saya hadir waktu pemberian Bintang 4 di ajang ISS The Best Employee 83, September 2018 lalu. Lewat penghargaan ini saya juga ingin menunjukkan bahwa apapun pekerjaaan kita, semua memiliki value, termasuk seorang driver,” tegas Tarsan mengakhiri percakapannya dengan GREAT.