TARSAN
Operationl Driver, HO
BIMA Club TBE 83
MEMBERI CONTOH LEWAT PERILAKU,
BUKAN SEKADAR KATA-KATA
Pagi itu belum lagi genap pukul 07.00,
namun sebuah mini shuttle bus telah
terparkir tepat di depan pintu keluar
penumpang kereta api di Stasiun
Jurangmangu, Bintaro. AC di dalam mobil
dibiarkan menyala dengan harapan begitu
para penumpang masuk ke dalam mobil,
mereka akan merasakan nyaman.
Tarsan, pria kelahiran Blora 40 tahun
silam, menunggu dengan sabar beberapa
karyawan ISS yang turun dari kereta api
secara teratur naik ke mobil yang telah
dipersiapkannya. Mesin dinyalakan dan
mobil siap meluncur ke kantor pusat ISS
Indonesia, Bintaro.
“Jangankan berpikir untuk menjadi driver,
dulu saya paling takut naik angkot. Enggak
tahu kenapa, rasanya enggak nyaman
aja,” kenang Tarsan.
Asam garam kehidupan sebagai supir
pribadi dari beberapa public figure negeri
ini menjadi ajang pembelajaran bagi Tarsan
untuk memahami arti penting sebuah
pelayanan. Tarsan menuturkan bahwa
seorang driver harus mampu membawa diri
dan membuat user merasa nyaman dalam
perjalanan.
26
Vol. 3 - No. 11 | November 2018 | GREAT ISS
Bertemu dan berbicara dengan banyak
orang adalah satu hal yang kerap ia lakukan
selepas bekerja. “Lewat ngobrol saya bisa
memberi dan juga menerima masukan
dari teman-teman yang saya kenal, mulai
dari pekerjaan sampai kehidupan pribadi
saya. Dari obrolan itu, terkadang saya dapat
tambahan penghasilan karena menjadi
perantara jual beli barang,” ungkap Tarsan.
Pria pengagum sosok mantan Presiden
Soeharto ini merasakan betul perubahan
signifikan sejak bergabung dengan ISS
Indonesia empat tahun silam. “ISS yang
mengubah karakter saya, membangun
tanggung jawab dan disiplin kerja, hingga
sampai sekarang proses itu terus berlanjut.
Dulu perasaan saya malas bekerja. Kerja
hanya sebatas kerja, abis itu tinggal
menunggu jam kerja selesai. Sekarang, kalo
bukan karena libur hari raya, saya jarang
ambil cuti atau off,” jelas Tarsan dengan
bersemangat.
Memberi layanan lebih dari sekadar SOP
(standard operating procedure) kepada
setiap user adalah target utama bagi
Tarsan dalam melakukan pekerjaannya.
Merawat dan membersihkan kendaraan
operasional kantor kerap ia lakukan di
saat tugas utamanya sebagai shuttle bus
driver telah diselesaikan. Pola kerja seperti
ini menjadikan Tarsan sebagai driver yang
sangat diinginkan jasanya oleh para staf
yang bekerja di kantor pusat.
“Jangankan berpikir untuk
menjadi driver, dulu saya paling
takut naik angkot. Enggak
tahu kenapa, rasanya enggak
nyaman aja,”
Tarsan
“Saya sangat bahagia dan bersyukur,
terlebih ketika anak dan istri saya hadir
waktu pemberian Bintang 4 di ajang ISS
The Best Employee 83, September 2018
lalu. Lewat penghargaan ini saya juga ingin
menunjukkan bahwa apapun pekerjaaan
kita, semua memiliki value, termasuk
seorang driver,” tegas Tarsan mengakhiri
percakapannya dengan GREAT.