Great ISS November 2018 | Page 24

ISS SCHOOL OF LIFE APIT SUTRISNO Act. Team Leader, SCTV Office, BIMA Club Jakarta TBE 83 MENJAGA KEPERCAYAAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB Terbersit rasa haru sekaligus bangga di dada Apit Sutrisno ketika mendengar berita pesawat CN-235 berhasil mengudara untuk pertama kalinya di langit Nusantara pada 30 Desember 1983. “Bapak BJ Habibie punya peran yang sangat besar di sini. (Peristiwa) ini juga membuktikan Bangsa Indonesia mampu membuat pesawat terbang,” ungkapnya mengenang kehebatan BJ Habibie. Acting Team Leader yang akrab dipanggil Apit ini memang sangat mengagumi dan terinspirasi dengan pola kerja mantan Presiden Republik Indonesia ketiga tersebut. “Pak Habibie tahu bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan SDM-nya (sumber daya manusia) sehingga hasil kerjanya juga bagus. Itu yang mau saya contoh dan terapkan di area,” ujar Apit. Bulan Desember mendatang, genap satu dasawarsa pengabdian Apit sebagai bagian dari PT ISS Indonesia. Posisinya sebagai office boy tidak membuat dia rendah diri di saat sebagian orang yang menganggap posisi ini sebagai pekerjaan ‘kasta terendah’. “Suatu kebanggaan buat saya karena lewat pekerjaan di ISS, saya telah berhasil menyekolahkan adik saya sampai lulus S1,” tuturnya bangga. 24 Vol. 3 - No. 11 | November 2018 | GREAT ISS Tidak berhenti sampai di situ, Apit juga ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa seorang office boy di ISS Indonesia memiliki peluang karir sekaligus bisa mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas prestasi kerja yang dicapai. “Sejak 2018 saya acting team leader, di mana ada sekitar 90-an great performers berada di bawah koordinasi saya. Mereka adalah para cleaner, operator telepon, external/internal messenger, resepsionis dan OB,”jelas Apit. Pria kelahiran Purwokerto, 34 tahun silam ini tidak ingin sekadar memberikan pengarahan terhadap timnya mengenai apa yang harus dikerjakan, tetapi juga turun tangan dalam pelaksanaan tugas keseharian mereka. Totalitas dalam bekerja adalah nilai tambah yang selalu ditunjukkan Apit kepada klien. “Tidak perlu semua kelebihan jam kerja kita perhitungkan sebagai over time, karena di saat kita tidak itung-itungan soal jam kerja, di situ kita menunjukkan tanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan klien,” seru Apit. Kesalahan tim dalam bekerja adalah juga kesalahan kita, tampaknya telah menjadi filosofi Apit dalam mengoordinasikan rekan kerjanya. Dia tidak segan-segan memberikan instruksi atau brief ulang di lapangan jika ada anggota tim yang tidak bekerja optimal. “Suatu kebanggaan buat saya karena lewat pekerjaan di ISS, saya telah berhasil menyekolahkan adik saya sampai lulus S1,” Apit Sutrisno Apit terus berupaya menularkan nilai-nilai kedisiplinan tidak hanya di lingkungan kerja, tetapi juga di sekitar tempat tinggalnya. Hingga suatu ketika ada seorang tetangga yang menyatakan kekagumannya atas kerapihan (grooming) dari seorang karyawan ISS Indonesia. “Saya katakan, ya Bu, di ISS kami harus selalu terlihat rapi dan tidak boleh jenggotan,” kenang Apit. Dalam setiap kepercayaan yang diembankan kepada kita selalu akan ada tanggung jawab mengiringinya. Kesetiaan terhadap perkara kecil akan memberikan kepercayaan orang lain kepada kita untuk memegang perkara yang lebih besar.