PROFIL GOLDEN HEART
AWARD
Sekilas, sekolah yang terletak di
pusat kota Jakarta itu, tampak
bagai gedung perkantoran yang
menjulang tinggi. Tak terdengar
keriuhan suara anak-anak, tak
terlihat juga mading-mading serta
poster kegiatan ekstra kurikuler
seperti layaknya pemandangan
umum sebuah sekolah.
Namun saat tiba di lantai tiga, tampaklah
keseruan aktivitas anak-anak secara jelas. “Di
sini kami bertanggungjawab atas kebersihan
seluruh kelas, laboratorium, ruang staf, toilet,
hingga ruang perpustakaan,” ujar Wiwiek
Rahayu seorang Team Leader Cleaning
Service yang bertugas di Sekolah Kristen
Calvin, Menara Calvin, Kawasan Kemayoran,
Jakarta Pusat.
Sebagai seorang Team Leader yang
berwenang mengawasi kebersihan dan
kerapihan di tujuh lantai dari 25 lantai
Menara Calvin tersebut, pastilah Wiwiek
alami banyak suka duka, termasuk beberapa
kejadian kehilangan barang. “Di sini paling
banyak kami temukan barang-barang mulai
dari tempat makan, dompet, handphone,
sampai jam tangan,” jelas ibu yang acap
kali menghabiskan waktu libur dengan
memasak makanan kesukaan anak dan
suaminya – soto ayam dan nasi goreng.
Wanita kelahiran Cirebon 34 tahun silam
ini menguraikan bagaimana sebuah kisah
penemuan barang tertinggal. “Saat sedang
membersihkan toilet di lantai 5, saya melihat
ada handphone tertinggal dalam kondisi
nyala. Mungkin si pemilik ponsel itu terburu-
buru pulang, usai merampungkan kegiatan
ekskul-nya,” ujar Wiwiek mengawali kisah.
“Segera saya bergegas menyerahkan
handphone tersebut ke salah seorang guru.
Selang lima menit kemudian, seorang murid
datang ke saya menanyakan hape-nya.
Lalu saya tanya dulu merek, warna, serta
kode PIN-nya untuk membuka HP,” jelas
Wiwiek untuk memastikan pemilik yang
sebenarnya. Ternyata semua cocok dan
Wiwiek mengantarkan si murid ke guru
yang memegang handphone tersebut.
Buah kejujuran tersebut mendapat apresiasi
dari orangtua si murid. “Ibu anak itu sangat
berterima kasih ke saya, itu sudah cukup,”
ujar wanita berkacamata yang telah 15 tahun
mengabdikan diri di ISS Indonesia. “Saya
merasa harus mengembalikan ke pemiliknya,
karena itu kan HP buat komunikasi dengan
orangtuanya” tegas Wiwiek saat menjawab
alasan mengembalikan barang temuannya.
Menemukan barang-barang berharga
menjadi semacam hal yang biasa bagi
Wiwiek dan timnya di area ini. Disaat itulah
integritas mereka semakin diuji dan terus
diasah, hingga melahirkan kepercayaan dari
pihak klien