PEMBERDAYAAN
Hadirkan Perbedaan
di Antara Sejumlah
Persamaan
ISS Indonesia memberikan program pelatihan
berkelanjutan bagi para anggota security-nya
demi meningkatkan kualitas mereka. Terdapat
tiga jenis pelatihan bersertifikasi yang diadakan
secara mandiri dengan bekerja sama dengan
Polda Metro Jaya, yaitu
Gada Pratama, pelatihan dasar security
dengan pola 232 jam pelajaran yang wajib
diikuti siswa untuk mendapatkan Kartu
Anggota Satpam.
Gada Madya, pelatihan dengan pola 160 jam
pelajaran bagi para supervisor, chief security
level serta berada di bawah pengawasan Polda.
Namun untuk Gada Utama, pelatihan lanjutan
dengan pola 100 jam pelajaran bagi para
manager dan penyelenggara jasa pengamanan
di bawah koordinasi Mabes Polri dan Asosiasi
Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia
(Abujapi), masih ikut di perusahaan lain.
Pelatihan tidak hanya berhenti saat siswa
berada di pusat pelatihan tetapi juga saat
mereka sudah bertugas di area klien. Bahkan,
tidak jarang pihak klien ikut hadir dalam
program
pelatihan-pelatihan
tambahan
tersebut. “Kita seringkali diminta klien untuk
juga melatih karyawan-karyawan mereka
dalam jumlah besar, tetapi karena keterbatasan
instuktur dan waktu maka permintaan itu
belum bisa kita penuhi,” ungkap Subechan.
Moch Subechan
Security Service Camp Section Head
Pelatihan Berkelanjutan
Menurut Subechan, melalui fasilitas pelatihan
di Cifor, ISS Indonesia membangun program
pelatihan yang benar-benar terpusat dan
terkonsentrasi di satu wilayah. ISS Indonesia
sebenarnya memulai pemusatan pelatihan para
calon tenaga security-nya di Serua, Ciputat,
Tangerang Selatan pada 2013, namun ketika itu
belum sepenuhnya dikelolah oleh manajemen.
Baru ketika bulan Juli 2017 seluruh pelatihan
dipusatkan di Cifor serta dikelolah secara
mandiri, mulai dari perizinan, pembangunan
fasilitas pelatihan bekerja sama dengan pihak
swasta, materi pelatihan, para instruktur sampai
pada hal yang terkait logistik. “Kami di sini
sebagai ‘dapur’nya,” tandas Subechan.
“Sesuatu yang tampak dari
penampilan luar setiap personil ISS
langsung maupun tidak langsung
akan mewakili nama baik klien,
baik secara internal maupun
kepada pelanggan si klien”
Moch Subechan
Subechan menambahkan, materi pelatihan
yang diberikan mengikuti standar yang di
tetapkan di Perkap No. 24 Tahun 2007. Para
siswa memulai aktivitas mereka mulai pukul
04.00 dan berakhir sekitar 22.00.
Sistem pengawasan berlapis di area tugas
dilakukan dengan cara menempatkan
Komandan Regu (setingkat Team Leader),
Supervisor, serta seorang Chief (setingkat Site
Manager). Dengan sistem seperti ini, kinerja
tim di lapangan menjadi lebih terkendali serta
segala keputusan yang perlu diambil terkait
temuan di lapangan bisa dibicarakan lebih
mendalam, baik secara internal ISS maupun
dengan pihak klien.
Kendati demikian, Subechan mengakui bahwa
masih ada obsesi terpendam yang belum bisa
diwujudkan di pusat pelatihan ISS di Cifor.
“Saya berharap suatu saat nanti kegiatan
pelatihan Gada Utama bagi para senior manejer
bisa diadakan di sini, tidak perlu diadakan di
luar atau kita ikut dengan perusahaan lain,”
tekad Subechan.
Vol. 3 - No. 09 | Mei 2018 | GREAT ISS
17