Great ISS Mei 2018 | Page 17

PEMBERDAYAAN Hadirkan Perbedaan di Antara Sejumlah Persamaan ISS Indonesia memberikan program pelatihan berkelanjutan bagi para anggota security-nya demi meningkatkan kualitas mereka. Terdapat tiga jenis pelatihan bersertifikasi yang diadakan secara mandiri dengan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, yaitu Gada Pratama, pelatihan dasar security dengan pola 232 jam pelajaran yang wajib diikuti siswa untuk mendapatkan Kartu Anggota Satpam. Gada Madya, pelatihan dengan pola 160 jam pelajaran bagi para supervisor, chief security level serta berada di bawah pengawasan Polda. Namun untuk Gada Utama, pelatihan lanjutan dengan pola 100 jam pelajaran bagi para manager dan penyelenggara jasa pengamanan di bawah koordinasi Mabes Polri dan Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapi), masih ikut di perusahaan lain. Pelatihan tidak hanya berhenti saat siswa berada di pusat pelatihan tetapi juga saat mereka sudah bertugas di area klien. Bahkan, tidak jarang pihak klien ikut hadir dalam program pelatihan-pelatihan tambahan tersebut. “Kita seringkali diminta klien untuk juga melatih karyawan-karyawan mereka dalam jumlah besar, tetapi karena keterbatasan instuktur dan waktu maka permintaan itu belum bisa kita penuhi,” ungkap Subechan. Moch Subechan Security Service Camp Section Head Pelatihan Berkelanjutan Menurut Subechan, melalui fasilitas pelatihan di Cifor, ISS Indonesia membangun program pelatihan yang benar-benar terpusat dan terkonsentrasi di satu wilayah. ISS Indonesia sebenarnya memulai pemusatan pelatihan para calon tenaga security-nya di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan pada 2013, namun ketika itu belum sepenuhnya dikelolah oleh manajemen. Baru ketika bulan Juli 2017 seluruh pelatihan dipusatkan di Cifor serta dikelolah secara mandiri, mulai dari perizinan, pembangunan fasilitas pelatihan bekerja sama dengan pihak swasta, materi pelatihan, para instruktur sampai pada hal yang terkait logistik. “Kami di sini sebagai ‘dapur’nya,” tandas Subechan. “Sesuatu yang tampak dari penampilan luar setiap personil ISS langsung maupun tidak langsung akan mewakili nama baik klien, baik secara internal maupun kepada pelanggan si klien” Moch Subechan Subechan menambahkan, materi pelatihan yang diberikan mengikuti standar yang di tetapkan di Perkap No. 24 Tahun 2007. Para siswa memulai aktivitas mereka mulai pukul 04.00 dan berakhir sekitar 22.00. Sistem pengawasan berlapis di area tugas dilakukan dengan cara menempatkan Komandan Regu (setingkat Team Leader), Supervisor, serta seorang Chief (setingkat Site Manager). Dengan sistem seperti ini, kinerja tim di lapangan menjadi lebih terkendali serta segala keputusan yang perlu diambil terkait temuan di lapangan bisa dibicarakan lebih mendalam, baik secara internal ISS maupun dengan pihak klien. Kendati demikian, Subechan mengakui bahwa masih ada obsesi terpendam yang belum bisa diwujudkan di pusat pelatihan ISS di Cifor. “Saya berharap suatu saat nanti kegiatan pelatihan Gada Utama bagi para senior manejer bisa diadakan di sini, tidak perlu diadakan di luar atau kita ikut dengan perusahaan lain,” tekad Subechan. Vol. 3 - No. 09 | Mei 2018 | GREAT ISS 17