Great ISS Maret 2019 | Page 16

KUNCI UNTUK MENCIPTAKAN GREAT WORKPLACE EXPERIENCE Intinya adalah ketika kita terhubung dengan orang- orang yang ada di area tersebut secara emosional, kita dapat mengubah tempat kerja dari hanya sekadar tempat melakukan pekerjaan, menjadi tempat di mana orang datang untuk sebuah pengalaman yang berharga. Terapkan pemikiran desain yang berpusat pada manusia Di dunia di mana keunggulan kompetitif tidak lagi terbatas pada perhitungan keuntungan berbanding biaya, melainkan sudah berkembang menjadi kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan top talents, pemikiran bahwa kantor sebagai “tempat kerja” kini tidak lagi memadai. Meski pembahasan tentang tempat kerja merupakan suatu topik menarik, mari alihkan fokus sesaat, membayangkan diri kita jauh dari meja kantor dan berada di suatu restoran. Sebagian orang menikmati waktu mereka dengan keluar untuk makan malam. Mereka menghabiskan cukup banyak waktu untuk memilih tempat terbaik, khususnya ketika membawa anak. Ketika punya kesempatan langka seperti ini, pasti kita berharap mendapatkan pelayanan yang terbaik. Mulai dari pelayan hingga koki yang menyajikan hidangan untuk kita. Namun demikian, ada juga orang yang datang ke restoran hanya untuk membeli makanan dan dibawa pulang untuk dimakan di rumah. Bagi sebagian orang ini, restoran hanya menjadi tempat pemberhentian sesaat dari keseluruhan kegiatan malam mereka. Bagi kebanyakan orang, restoran sekarang bukanlah tempat di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktunya, melainkan di tempat kerja. Identifikasi arketipe tempat kerja Sama seperti restoran, tempat kerja merupakan tempat berkumpul bagi banyak orang yang berbeda perilaku dan kebutuhan. Meskipun banyak perbedaan, kita juga pasti akan menemukan beberapa kesamaan antarkelompok tertentu. Kita bisa menyebut kelompok orang-orang dengan pola perilaku, kebutuhan, dan preferensi yang serupa ini dengan arketipe. 16 Vol. 4 - No. 12 | Maret 2019 | GREAT ISS Salah satu kunci untuk menciptakan Great Workplace Experience yaitu kemampuan mengidentifikasi arketipe yang beragam yang ada di tempat kerja kita. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memetakan perilaku orang-orang yang ada di tempat kerja tersebut dan memahami di mana kita dapat menciptakan perbedaan terbesar secara emosional. Berempati Ketika fokus untuk menciptakan Great Workplace Experience, hal terburuk yang mungkin kita lakukan yaitu tidak peduli dengan beragam kebutuhan yang ada di lingkungan tempat kerja. Berempati dengan orang-orang yang ada di area itu, memungkinkan kita untuk memahami di mana kita dapat membuat perbedaan terbesar dalam keseharian mereka. Dengan begitu, kita dapat terhubung secara emosional dengan mereka. Untuk beberapa arketipe, cara tempat kerja membuat perbedaan terbesar adalah dengan membantu menyeimbangkan antara keluarga dan kehidupan kerja. Hal ini dilakukan misalnya dengan cara menawarkan layanan penitipan anak, penjemputan hingga pengasuhan anak. Bagi yang lain, kesempatan melakukan perbedaan bisa dilakukan dengan hal sederhana, seperti menghadirkan ruang pribadi yang bebas gangguan. Bagi para “foodaholics”, antrean yang pendek di kantin bisa mengubah pengalaman mereka dari baik menjadi sempurna. Untuk memahami employee journey dan mendeteksi layanan spesifik mana yang perlu kita tangani, metode Service Design akan sangat berguna untuk diterapkan. Berfokus pada pendekatan dengan orang-orang yang ada di suatu area kerja, Service Design menciptakan landasan untuk memastikan bahwa semua bagian dari employee journey dianalisis sesuai dengan kepribadian individu atau arketipe yang menempati area kerja tersebut. Individu-individu maupun arketipe ini, dengan working journey mereka selanjutnya dan touchpoints, mungkin memiliki preferensi layanan dan kebutuhan yang berbeda. Sebagai metodologi, Service Design berfungsi untuk membantu mengidentifikasi preferensi dan kebutuhan serta ekspektasi para karyawan versus pengalaman karyawan yang sebenarnya (opportunity gap) dan memungkinkan kita untuk memprioritaskan layanan di area mana mereka menciptakan nilai terbesar. Bagi penyedia layanan, desain ini membantu untuk memprioritaskan di mana area yang memerlukan upaya ekstra dan area yang tidak perlu upaya ekstra, sehingga kita dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Desain tersebut juga membantu kita untuk tidak terlalu service-specific, namun lebih kepada human-centered. Semuanya bergantung pada kemampuan untuk membangun layanan kita di sekitar manusia daripada menyediakan fasilitas. Jadi, bagaimana dengan Anda? Apakah siap mengurangi fokus pada fisik bangunan dan lebih memperhatikan orang-orang yang menempatinya? (Sumber: Service Futures https://www.servicefutures.com/key- elements-creating-great-workplace-experience)