KEMBALINYA
KEBANGGAAN
DALAM WAJAH
BARU GELORA
BUNG KARNO
sebagai
gelanggang
olahraga.
Seperti halnya pemanfaatan GBK
di masa lalu, GBK kini juga menjadi
tempat dilangsungkannya konser
musik oleh musisi dunia seperti
Guns N’ Roses dan Ed Sheeran, serta
berbagai penyelenggaraan event
besar lainnya.
Resmi beroperasi pada tahun 1985,
masa pembangunan Bandara Soekarno-
Hatta berlangsung sampai sepuluh
tahun lamanya. Bandara Internasional
Soekarno-Hatta menggantikan Bandara
Kemayoran yang dinon-aktifkan sebagai
bandar udara utama komersial di
Indonesia, karena lokasinya yang begitu
dekat dengan basis militer Indonesia
di Bandara Halim Perdanakusumah di
kala itu. Dengan biaya pembangunan
sekitar USD680 juta, Bandara Soekarno-
Hatta kemudian dibangun cukup jauh
dari wilayah ibukota, atau tepatnya di
Cengkareng, Kota Tangerang.
Bandara Soekarno-Hatta di masa awal
kehadirannya, tidak sekadar membawa
nama dan sosok hebat pemimpin
pertama Indonesia, namun juga menjadi
mahakarya pengusung karakter bangsa.
Demikian halnya dengan Gelora Bung
Karno, yang dalam perjalanannya
pernah berganti nama menjadi Gelora
Senayan. Di era 1960-an itu, menjadi
negara merdeka yang masih sangat
muda tidaklah menghalangi semangat
pendahulu bangsa untuk membuktikan
kemampuan
Indonesia
menjamu
kegiatan bertaraf dunia.
Terpilihnya
kembali
Indonesia
untuk menjadi tuan rumah bagi
penyelenggaraan Asian Games pada
tahun 2018, membuat Gelora Bung
Karno atau yang lebih sering disebut
dengan GBK, telah berbenah diri.
Setelah renovasi berbiaya sekitar
hampir Rp3 triliun dilakukan,
kebanggaan pada GBK kembali
muncul dalam jiwa anak bangsa.
Berawal dari kesuksesan Indonesia
menyelenggarakan Asian Games ke-
18 dan Asian Para Games ke-3, GBK
kini bahkan tak sebatas digunakan
10
Vol. 4 - No. 14 | Agustus 2019 | GREAT ISS
Nuansa bersih terasa saat mengelilingi
Kompleks GBK, dengan kondisi
tamannya yang rapi dan tertata.
Begitupun kebersihan di sepanjang
Ring Road Stadion Utama, dari Pintu
I sampai dengan Pintu XII, termasuk
di setiap venue cabang-cabang
olahraga. Pada Stadion Utama
GBK, kebersihan juga terlihat pada
berbagai fasilitas di dalam stadion.
Seperti pada tribun penonton, toilet
umum, koridor stadion, ruang-ruang
atlet, ruang kantor pengelola dan
jajaran direksi GBK, sampai ke area
elevated parking.
Dalam layanan kebersihan inilah,
ISS Indonesia turut berperan dalam
mentransformasikan wajah baru
GBK. Bekerja sama dengan Pusat
Pengelolaan Komplek Gelora Bung
Karno (PPKGBK) sejak Mei 2017,
ISS Indonesia hingga kini telah
menugaskan sekitar 300 orang
karyawannya untuk turut terlibat.
“Kami bangga bermitra dengan
perusahaan jasa kebersihan yang
terbaik di Indonesia, mungkin juga di
dunia, yaitu ISS,” ungkap Winarto,
Direktur Utama PPKGBK di tahun
2018 silam.
Kebanggaan
dalam
semangat
kebangsaan, juga tertanam dalam
jiwa para frontliner cleaning service
ISS Indonesia. Penempatan area
tugas mereka di GBK telah secara
otomatis, mampu membangun
dan menguatkan nasionalismenya
kepada tanah air Indonesia. Menurut
Haerudin, Manager ISS Indonesia
Area GBK, para frontliner memiliki
daya juang dan semangat bekerja
yang sangat tinggi.
“Karena kita di sini menjaga aset
negara. Yang mengawasi kita bukan
hanya internal ISS Indonesia, tapi
juga oleh publik, masyarakat luas,
apalagi media sosial. Secara tidak
langsung, negara juga memantau
kita karena GBK ada di bawah
pengawasan Setneg (Kementerian
Sekretariat Negara),” tegasnya.
GBK kini sangatlah berbeda dengan
kondisi sebelumnya. Kebersihan
GBK menjadi hal prioritas yang
telah
menunjang
kenyamanan
pengunjung
dalam
melakukan
segala aktivitasnya. Kebersihan
ini bahkan turut ditularkan untuk
menjadi sebuah budaya bagi
setiap pengunjung di GBK, bahkan
masyarakat
Indonesia.
Melalui
kampanye
#KeepIndonesiaClean,
ISS Indonesia mendukung semangat
#AyoJagaGBK untuk mewujudkan
#IndonesiaBersih.