Great ISS Agustus 2018 | Page 21

TOPIK TERKINI Pemanfaatan Sampah Plastik Bagi Kelestarian Lingkungan Coba perhatikan lingkungan terdekat kita, ada berapa banyak benda- benda yang terbuat dari plastik? Perhatikan juga aktivitas kita sepanjang hari ini, seberapa sering kita berinteraksi dengan barang-barang yang terbuat dari plastik? Sejak 1950-an, penggunaan plastik dalam kehidupan manusia terus berkembang. Mulai dari bahan baku kemasan, mainan, perlengkapan kantor, tekstil, otomotif, hingga alat-alat elektronik. Bahkan, di dunia kedokteran plastik kini digunakan sebagai bahan pengganti bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi. Pro dan kontra kehadiran plastik terus terjadi sampai saat ini. Bagi mereka yang pro, plastik mampu menggantikan penggunaan bahan alam – misalnya kayu – secara berlebihan sehingga tidak merusak lingkungan. Di lain pihak, para penolak keberadaan plastik menganggap material ini menjadi penyebab kerusakan lingkungan. Sampah plastik yang terbentuk dinilai mengotori lingkungan dan berbahaya karena sulit terurai. Munculnya sampah plastik mestinya dipahami sebagai masalah sosial dan gaya hidup. Andai saja setiap orang mampu dan mau memilah- milah sampah yang akan mereka buang, terutama sampah plastik, maka persoalan pencemaran lingkungan bisa teratasi. Campuran aspal Rasanya tidak fair jika kita hanya berfokus pada bahaya sampah plastik bagi lingkungan tanpa memikirkan bagaimana mengubah kondisi ini menjadi hal yang positif. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) saat ini tengah mengembangkan pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal. Jumlah sampah plastik di Indonesia pada 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14% dari total sampah yang ada. Sementara menurut penelitian Balitbang PUPR, butuh 2,5 - 5 ton limbah plastik sebagai campuran aspal untuk melapisi sekitar 1 kilometer (km) jalan dengan lebar 7 meter. Coba bayangkan, jika total sampah plastik tadi digunakan sebagai campuran aspal, berarti jalan yang bisa dilapisi mencapai 190.000 km. Penerapan teknologi campuran aspal dengan plastik selain memberi manfaat bagi lingkungan juga meningkatkan kualitas aspal itu sendiri. Beberapa di antaranya meningkatkan stabilitas campuran sebesar 40% dan lebih tahan terhadap deformasi serta retak lelah dengan penambahan optimal 4%-6% limbah plastik terhadap kadar aspal pada campuran beraspal panas. Pemanfaatan limbah plastik tidak sebatas sebagai campuran aspal. Belum lama sebelumnya pada perhelatan Piala Dunia 2010, sebuah perusahaan perlengkapan olahr aga asal Amerika Serikat telah membuat kostum atau jersey berbahan dasar limbah plastik. Hal yang sama juga dilakukan M Luthfi Shidqi – mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, untuk membuat kaos olahraga berbasis plastik daur ulang. Di atas semua itu, yang paling diperlukan adalah komitmen kita sebagai konsumen barang-barang berbahan dasar plastik untuk mengelola sampah plastik dengan lebih bijak. Dengan begitu, sampah plastik tidak berujung sia-sia dan hanya menjadi sampah. Apalagi, sampai mencemari tanah dan lautan kita. Vol. 3 - No. 10 | Agustus 2018 | GREAT ISS 21