TOPIK TERKINI
Pemanfaatan Sampah Plastik
Bagi Kelestarian Lingkungan
Coba perhatikan lingkungan terdekat kita, ada berapa banyak benda-
benda yang terbuat dari plastik? Perhatikan juga aktivitas kita sepanjang
hari ini, seberapa sering kita berinteraksi dengan barang-barang yang
terbuat dari plastik?
Sejak 1950-an, penggunaan plastik dalam
kehidupan manusia terus berkembang.
Mulai dari bahan baku kemasan, mainan,
perlengkapan kantor, tekstil, otomotif,
hingga alat-alat elektronik. Bahkan, di dunia
kedokteran plastik kini digunakan sebagai
bahan pengganti bagian tubuh manusia yang
sudah tidak berfungsi.
Pro dan kontra kehadiran plastik terus terjadi
sampai saat ini. Bagi mereka yang pro, plastik
mampu menggantikan penggunaan bahan
alam – misalnya kayu – secara berlebihan
sehingga tidak merusak lingkungan. Di lain
pihak, para penolak keberadaan plastik
menganggap material ini menjadi penyebab
kerusakan lingkungan. Sampah plastik yang
terbentuk dinilai mengotori lingkungan dan
berbahaya karena sulit terurai.
Munculnya sampah plastik mestinya dipahami
sebagai masalah sosial dan gaya hidup. Andai
saja setiap orang mampu dan mau memilah-
milah sampah yang akan mereka buang,
terutama sampah plastik, maka persoalan
pencemaran lingkungan bisa teratasi.
Campuran aspal
Rasanya tidak fair jika kita hanya berfokus pada
bahaya sampah plastik bagi lingkungan tanpa
memikirkan bagaimana mengubah kondisi
ini menjadi hal yang positif. Sejalan dengan
hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) saat
ini tengah mengembangkan pemanfaatan
limbah plastik sebagai campuran aspal.
Jumlah sampah plastik di Indonesia pada 2019
diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau
14% dari total sampah yang ada. Sementara
menurut penelitian Balitbang PUPR, butuh 2,5
- 5 ton limbah plastik sebagai campuran aspal
untuk melapisi sekitar 1 kilometer (km) jalan
dengan lebar 7 meter. Coba bayangkan, jika
total sampah plastik tadi digunakan sebagai
campuran aspal, berarti jalan yang bisa dilapisi
mencapai 190.000 km.
Penerapan teknologi campuran aspal
dengan plastik selain memberi manfaat bagi
lingkungan juga meningkatkan kualitas
aspal itu sendiri. Beberapa di antaranya
meningkatkan stabilitas campuran sebesar
40% dan lebih tahan terhadap deformasi
serta retak lelah dengan penambahan optimal
4%-6% limbah plastik terhadap kadar aspal
pada campuran beraspal panas.
Pemanfaatan limbah plastik tidak sebatas
sebagai campuran aspal. Belum lama
sebelumnya pada perhelatan Piala Dunia
2010, sebuah perusahaan perlengkapan
olahr aga asal Amerika Serikat telah membuat
kostum atau jersey berbahan dasar limbah
plastik. Hal yang sama juga dilakukan M Luthfi
Shidqi – mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia, untuk membuat kaos olahraga
berbasis plastik daur ulang.
Di atas semua itu, yang paling diperlukan
adalah komitmen kita sebagai konsumen
barang-barang berbahan dasar plastik untuk
mengelola sampah plastik dengan lebih bijak.
Dengan begitu, sampah plastik tidak berujung
sia-sia dan hanya menjadi sampah. Apalagi,
sampai mencemari tanah dan lautan kita.
Vol. 3 - No. 10 | Agustus 2018 | GREAT ISS
21