Garuda Indonesia Colours Magazine June 2018 | Page 115
Travel | Medina
Tempat Qaswa berlutut—dulunya
kebun kurma milik dua anak yatim—
sekarang menjadi tempat Masjid Nabawi
berdiri, tepat di jantung Madinah.
Awalnya dibangun sederhana dengan
batu bata, batang dan daun pohon
kurma, kini Masjid Nabawi dapat
menampung 1 juta jemaah selama
puncak musim haji. “Kota ini banyak berubah dalam beberapa
tahun terakhir, banyak situs bersejarah
hilang. Ada perubahan yang bagus dan ada
yang tidak. Tapi yang pasti, sekarang jauh
lebih mudah untuk sampai ke situs-situs
penting,” jelas Saeed, sementara dua
burung pipit cokelat bermain di lantai
marmer yang dingin di hadapan kami.
Saya mengangguk setuju.
Di kota inilah Nabi mengembangkan
Islam dengan pesat dan banyak momen
penting terjadi di sini. Itulah mengapa
tahun tibanya Nabi di Madinah menjadi
awal dari kalender Islam. Nabi Muhammad
SAW tidak pernah kembali lagi ke Mekah
hingga beliau wafat di Madinah
pada tahun 632. Dua burung itu terbang bersama. Mereka
tidak takut terbang rendah di antara jemaah,
karena tahu tidak akan ada yang menyakiti
mereka di sini. Tempat ini suci.
Jasadnya dimakamkan di dalam
mausoleum di bawah Kubah Hijau Masjid
Nabawi, bersama para sahabatnya, seperti
khalifah Abu Bakar dan Umar. Tempat ini
menjadi situs penting bagi para peziarah
yang berkunjung ke Madinah.
Dengan begitu banyak tempat suci dan
monumen di Madinah, tak heran bila
kota ini dicintai para peziarah.
Seorang pria tua berbaju putih panjang,
membawa kantong kuning, perlahan
berdiri. Saat ia melintas menuju pintu
besi hitam yang selalu terbuka, tercium
aroma kasturi yang kuat. Ia menghampiri
salah satu petugas kebersihan asal
Bangladesh yang sedang bersandar pada
sapunya, menyalaminya dan terlihat
memberikan beberapa rial Arab Saudi.
Di jalan raya di belakang kami, bus wisata
bertingkat warna merah berhenti di halte.
Hari sudah larut dan di dek atas tampak
sebuah pemandangan lazim: penumpang
3
113
1 A man in traditional attire serving kahwa,
the local coffee.
2 Studying after dawn prayer, and praying two
rak’ahs when the sun has risen is a tradition held
strong in the Prophet’s Mosque.
3 A street view of al-Masjid an-Nabawi,
the Prophet’s Mosque.
5 Senses – Taste
ROUTE 66
If you want a change from the usual
Middle Eastern fare of rice and grilled meat
and would prefer a hearty American-style
brunch instead, Route 66 in Bir Uthman
district – 15 minutes’ drive northwest of the
Prophet’s Mosque – serves the kind of
breakfast that will set you up for a whole day
of exploring. There’s ‘bacon’ (beef), sausages,
eggs (fried or scrambled), hash browns, toast,
mushrooms, fried tomatoes – you get the
idea. It’s fried, it’s greasy and it’s delicious.
Jika Anda ingin makan selain nasi dan
daging panggang khas Timur Tengah,
Anda bisa mencoba makan siang ala Amerika
di Route 66, distrik Bir Uthman—15 menit
berkendara arah barat laut dari Masjid
Nabawi. Restoran ini menyediakan sarapan
berenergi untuk persiapan menjelajah
sepanjang hari. Ada bacon (daging sapi),
sosis, telur (digoreng atau orak-arik),
kentang goreng, roti panggang, jamur
dan tomat goreng yang lezat.
Di kota inilah Nabi mengembangkan Islam dengan pesat
dan banyak momen penting terjadi di sini. Itulah mengapa
tahun tibanya Nabi di Madinah menjadi awal dari
kalender Islam.