GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 48 / JANUARI 2014 | Page 7

Ketika Dua ’’Wartawan’’ Turba Kali ini, Wakil Ketua Komisi I DPR Drs Ramadhan Pohan MIS turun ke bawah (turba) tidak sendirian. Ia didampingi caleg DPRD Provinsi Sumut Farianda Putra Sinik. Tentu saja, keduanya dari Partai Demokrat. Ramadhan Pohan berbincang bersama caleg DPRD Provinsi Sumut dari Partai Demokrat yang juga Pemimpin Redaksi Medan Pos Farianda Putra Sinik di kantornya, Kamis (12/12). F ARIANDA memiliki Dapil di Medan kota dan sekitarnya. Namun, ia merasa pas menggandeng Ramadhan karena sama-sama berasal dunia yang sama, yakni wartawan. Farianda masih aktif bekerja sebagai pemimpin redaksi Medan Pos. Dengan latar belakang yang sama, maka keduanya memiliki idealisme tak jauh berbeda. ‘’Satu yang menjadi tugas kita adalah bagaimana mengemas informasi tentang program-program yang telah dilakukan pemerintah, dalam hal ini Presiden SBY dengan Partai Demokrat,’’ kata Farianda, Kamis (12/12). Selama ini, kata dia, media terlalu tampak pragmatis dengan menginterpretasikan kepentingan publik berdasarkan kepentingan bisnis dan sosial-politik pemiliknya. Farianda prihatin, di satu sisi media hadir sebagai sumber informasi alternatif bagi publik, namun di sisi lain medua merekayasa atau memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pragmatisnya sendiri. Ia sepakat, pers sejatinya harus berimbang. Diskusi menjadi panjang ketika FOTO. BAMBANG INDRA K Ramadhan menyempatkan berkunjung ke redaksi Medan Pos. Salah satu koran tertua di Sumatera Utara ini, Intinya, jika pemimpin dulu yang kita pilih tidak ada memberikan perhatian terhadap kita, tidak usah dipilih kembali RAMADHAN POHAN menginspirasi Ramadhan bagaimana mempertahankan idealisme di tengah gempuran globalisasi dengan berbagai jenis kontennya. Dua wartawan dan mantan war­a­ t wan itu pun melakukan turba bersama ke Deli Serdang. Mereka bersama masyarakat berbaur, makan bersama di bawah tenda sederhana yang bocor. Keduanya lantas membuka dialog, mendengar keluh kesah warga. Ny Ana, salah satu dari ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan tersebut, tanpa ada rasa malu atau minder, curhat. ’’Kami dulu pernah buat usaha ke­ ri­ ik ubi. Tapi cemana, modalnya seri­ g p n terpakai untuk membeli makan. Terakhir ya berhenti lah,’’ ungkap Ny Ana. Ramadhan memberikan respon. ’’Nanti kak, kalau ada program pemerintah yang turun. Kita usahakan supaya Kak Ana dan ibu-ibu yang lain bisa dapat bantuan usaha itu. Supaya kakak bisa lanjut lagi jualannya.’’ Ustad Abdul Manab menimpali, masyarakat di sini sebesar 56 persen tidak percaya lagi kepemerintahan. ‘’Padahal kita sebagai umat muslim dan umat beragama, wajib memilih seorang pemimpin.’’ Ramadhan memberi penceraha