GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 47 / DESEMBER 2013 | Page 3

LAPORAN UTAMA Bara Penyadapan Australia (kiri-kanan) Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Drs Ramadhan Pohan MIS Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa Ketua Komisi I DPR-RI Mahfudz Siddiq dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantro menyampaikan keterangan pers usai rapat kerja gabungan di ruang rapat Komisi I, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/11). Rapat tersebut membahas langkah Indonesia terkait penyadapan yang dilakukan Australia. FOTO. ANT Ruang sidang Komisi I DPR RI, Kamis (28/11) tidak seperti biasanya. Di luar ruang, berjubel ratusan wartawan dalam dan luar negeri. Beberapa teve asing, seperti ABC News (Australia), Al Jazeera, CNN ikut mengerahkan kru. Siang itu, DPR RI menggelar rapat gabungan dengan sejumlah instansi: Kemenlu, Kemenhan, BIN, Kapolri, Lemsaneg, Kemenkominfo, dan Kemensesneg. Yang dibahas adalah penyadapan yang dilakukan oleh Australia. I SU ini bergulir sejak awal November lalu. Adalah tokoh nasional Drs Ramadhan Pohan MIS yang mulai meramaikan agar isu ini mendapat perhatian. Wakil rakyat asal Pematang Siantar ini, pada 1 November mempersoalkan izin renovasi Kedubes Amerika Serikat. Alasannya, bisa memfasilitasi asing untuk menambah perangkat alat sadapnya di gedung yang baru. Selain AS, ia juga menyebut dokumen Edward Snowden, mantan agen intelijen dalam negeri AS NSA Kita memerlukan mitra, bukan pendusta apalagi penista RAMADHAN POHAN (National Security Agency) yang menyebut, AS bersama sekutunya Australia melakukan penyadapan pada negara-negara ‘’penting’’ termasuk Indonesia. Sebagai mantan wartawan yang lama menempati pos di luar negeri (Eropa Timur dan Amerika Serikat), jelas itu mendatangkan kepekaan sendiri bagi Ramadhan Pohan. Bagi wasekjen Partai Demokrat ini, isu tersebut tidak boleh dianggap enteng. Penyadapan, apalagi dilakukan oleh sebuah negara sahabat, merupakan pelanggaran diplomatik dan menyalahi kode etik. Pada pertengahan November, pemerintah pun bereaksi. Presiden SBY memutuskan langkah tegas, antara menghentikan kerjasama militer dan latihan bersama yang sedang berjalan. Duta besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema sudah meninggalkan Canberra, sejak Selasa (19/11) sebagai langkah protes. Presiden sudah mengirim surat ke PM Australia Tony Abbot, dan sudah membalasnya. Abbot menyesal, tetapi DESEMBER • GARDU ASPIRASI | 3