GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 44 / SEPTEMBER 2013 | Page 3

laporan utama Sambutan Hangat pada Kongres Diaspora Kongres Diaspora Indonesia (KDI) ke-2, benar-benar meriah. Dengan menyewa hampir semua sudut ruang di Jakarta Convention Center, acara yang diprakarsai Dubes RI di AS Dino Patti Djalal itu, dihadiri sedikitnya 2000 orang. sebagai emerging power dunia, peluang dan tantangan.’’ Sri Mulyani tampil bersama Dino, Prof Iwan Jaya Azis (Cornell University), Prof Takeshi Siraishi (National Graduate of Policy Studies, Japan), Karim Raslan (Malaysia) dan John Riady (alumni Columbia University). Yang menarik, pada acara pembukaan dalam kongres 18=20 Agustus itu juga ada penghormatan pada Syeikh Muhammad Yusuf, ulama besar di Afrika Selatan yang berasal dari Makasar. Kampung dimana Syeikh ada, juga dinamakan Kampung Makasar. Dalam kesempatan itu, Ramadhan juga menyampaikan siap mensponsori disahkannya UU Keimigrasian terkait regulasi mengenai dwi kewarganegaraan. ‘’Kami mendorong revisi UU Keimigrasian terutama perihal dwi kewarganegaraan,’’ kata politisi Partai Demokrat itu. Isu dua kewarganegaraan memang menjadi perihal penting yang dibahas dalam kongres ini. Beberapa isu lainnya adalah upaya dibentuknya daerah pemilihan (dapil) khusus luar negeri yang akan menjadi tempat penyalur aspirasi Diaspora Indonesia di seluruh dunia. ’’Semua elemen bangsa menentukan kemajuan bangsa Indonesia termasuk para diaspora. Mereka harus mendapatkan perhatian yang konkret,’’ katanya seraya menambahkan bahwa pihaknya membuka diri untuk diaspora jika memang akan melakukan audiensi demi penyaluran aspirasinya. Meski begitu, dia menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan agar dwi kewarganegaraan tidak merugikan Indonesia. ’’Hal yang tidak kalah penting adalah mempertahankan nilai-nilai empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,’’ demikian Ramadhan. Pada acara penutupan juga dilakukan pemberian penghargaan pada beberaoa tokoh, antara lain mantan Wapres BJ Habibie. (bik) GARASI • SEPTEMBER 2013 D IASPORA adalah wadah para perantau keturunan Indonesia yang banyak sukses di manca negara. Kongres ini sukses mengumpulkan mereka, saat digelar pertama kali di Los Angeles, tahun lalu. Pada kongres kedua itulah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI diundang. Ia didaulat menyampaikan pidato pada saat penutupan. Bahkan, pria asal Pematang Siantar yang pernah cukup lama tinggal di luar negeri ini, beberapa kali pidatonya sempat terhenti karena tepukan yang hadir. ‘’Saya sangat bangga bahwa identitas diaspora Indonesia yang dikuatkan dalam Deklarasi Diaspora Indonesia (DDI) di Los Angeles tahun lalu, pada hari ini telah terwujud menjadi sebuah sinergi yang utuh dan saling melengkapi,’’ kata Ramadhan, disambut tepuk tangan, Selasa (20/8). ‘’Hari ini, dengan berkumpulnya diaspora di Jakarta membuktikan walau bertahun-tahun berada di luar negeri tak menghilangkan rasa cinta tanah air,’’ kata Ramadhan, disambut tepuk tangan. ‘’Tidak pernah terbayangkan oleh saya dua tahun lalu, para dispora dari 60 negara bisa berkumpul pada hari ini.’’ Menurut Ramadhan, di beberapa negara yang memiliki komunitas diaspora besar seperti India dan China, diaspora tidak hanya menjadi kekuatan politik –a powerful political force—namun juga menjadi kekuatan ekonomi negara setempat maupun negara asal. ‘’Saya sangat yakin bahwa diaspora Indonesia pun mampu menjadi kekuatan Ramadhan Pohan saat berpidato pada penutupan Kongres Diaspora di JCC, Selasa (20/8). FOTO: JULPAN PANE politik yang dapat memberikan gagasan dan pemikiran cemerlang terhadap berbagai tantangan yang dihadapi bangsa,’’ tambahnya. ‘’Saya mencatat para diaspora Indonesia telah memulai melakukan fungsi tadi. Secara kolektif telah memanfaatna jaringan IDN (Indonesia Diaspora Network) untuk memberikan sumbangsih pemikiran maupun kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kepentingan bangsa.’’ ‘’Komitmen untuk berkarya melalui berbagai aksi nyata untuk bangsa, patut mendapat apresiasi,’’ ucap Ramadhan. Dalam serangkaian kongres itu, juga diadakan berbagai ekspo dan seminar. Misalnya saja acara public forum tentang Pencak Silat is te World, Kampung Kuliner, aksi tanam pohon, charity golf game, seminar keimigrasian, hingga forum generasi muda. Pada bahasan pendidikan, tampil Sri Mulyani Indrawati (World Bank), Gatot Suwondo (BNI), Sehat Sutardja (AS) dan Iwan Sunito (Australia). Sri Mulyani juga tampil pada acara public forum yang bertemakan ‘’Indonesia 3