GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 44 / SEPTEMBER 2013 | Page 17

Adalah Husnan Bey Fananie yang bertanya soal itu. Keberadaan 2.500 marinir AS memang menjadi sorotan karena ditempatkan di Cocos Island yang dekat dengan Christmas Islands, Australia, yang hanya beberapa mil laut selatan Pulau Jawa. Royce menyatakan, penempatan pasukan marinir AS itu atas dasar kerja sama militer yang dijalankan dengan Australia, dan membantu negara-negara di kawasan Asia, saat menghadapi bencana alam. Perkembangan di Mesir juga disinggung. David Cicilline pun menjelaskan, sikap AS terkait situasi di Mesir lebih mendorong adanya dialog semua faksi yang bertikai. Menurutnya, Indonesia bisa memberikan contoh bagaimana penerapan demokrasi tanpa menimbulkan kekerasan seperti yang terjadi di Mesir sekarang. Sementara, Mahfudz Siddiq menekankan pentingnya peningkatan hubungan bilateral kedua negara, tidak hanya di bidang pertahanan tetapi juga bidang ekonomi. Menurut Mahfudz, Komisi I selama ini mendorong kerjasama di bidang militer antara Indonesia dan AS, tapi juga harus diikuti peningkatan kerjasama di bidang ekonomi. ’Kami menawarkan AS ikut mengembangkan industri pertahanan nasional khususnya 10 industri pertahanan,’’ jelasnya. Menurut Mahfudz, ke depan kerja sama dan hubungan Indonesia dengan AS ini tidak hanya harus semakin meningkat, tetapi juga harus semakin berimbang. Royce menanggapi, Indonesia merupakan negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya cukup stabil dibanding negara-negara lain. Apalagi, pertumbuhan tersebut paling besar ditopang oleh konsumsi domestik. Karenanya, menurut Royce, peluang investasi oleh perusahaan AS di Indonesia semakin besar. Ia juga mengapreasiasi semakin membaiknya transparansi dan pelaksanaan fungsi-fungsi ke parlemenan di Indonesia, seiring dengan perkembangan demokrasi. Kunjungan Kongres AS ke Indonesia merupakan kunjungan pertama dan dinilai bersejarah, apalagi kedua anggota kongres tersebut sempat mengikuti perayaan HUT ke-68 RI. (bik) Desak Penarikan Pasukan dari Afghanistan DAVID Nicola Cicilline. Anggota Kongres AS berusia 52 tahun ini langsung mengumbar senyum ketika bertemu Ramadhan Pohan. Keduanya, berasal dari Partai Demokrat. ‘’Ya senang bertemu dengan Anda,’’ sapanya kepada Ramadhan, usai kunjungan di Komisi I DPR RI di Jakarta. David adalah anggota senior DPRnya negara adidaya tersebut. Pria lulusan Georgetown University itu, memuji demokrasi yang berkembang di Indonesia begitu mulus. ‘’Mestinya Mesir harus belajar dengan Indonesia, bagaimana demokrasi dapat berjalan dengan baik di negara islam,’’ katanya. David berasal dari Providence, sebuah kota kecil di selatan Rhode Island. Wilayah inilah yang menjadi dapilnya sejak 2011. Sejak muda, Davis sudah senang berjuang. Ia memaksa orangtuanya untuk mengajaknya dalam pertemuan di Dewan Kota, dan sukses memperjuangkan sekolahnya menambah bahasa Italia dalam kurikulumnya. Usai tamat di Narragansett High School ia melanjutkan ke Brown University, sebelum melanjutkan degree ke George Town Law Center. Ia terkenal memperjuangkan perhitungan akurat adjustment dari tunjangan hari tua dari program pengaman sosial (Social Security) untuk para pensiunan. Selain itu, ia ikut memperjuangkan reformasi pembiayaan kesehatan di AS, yang menambah porsi pemerintah dalam penyediaan jaminan kesehatan. Proposal ini sebelumnya ditentang oleh kalangan Partai Republik. Tetapi, David memperjuangkan dan menggolkan, yang memberikan rakyat voucher untuk membeli asuransi kesehatan swasta. Sebagai anggota Komite Luar Negeri, David dikenal lantang dalam menyuarakan penarikan kembali pasukan AS dari Irak dan Afghanistan. David ketika itu dengan keras mengatakan, AS tak bisa meneruskan program bantuan 8 miliar dolar per bulan untuk Afghanistan, sementara penduduk Rhode Island, dan AS pada umumnya, sangat memerlukannya. Pada 2011, dia mendesak Presiden Obama untuk menarik seluruh pasukan AS dari Afghanistan paling lama harus tuntas sampai akhir 2012. (bik) GARASI • SEPTEMBER 2013 17