escape! Indonesia Mar/Apr/May 2015 | Page 121

PEOPLE & COMMUNITY dipelihara hingga cukup waktu untuk disembelih, mereka mengolah bahan makanan yang juga diperoleh dari hutan seperti rebung bambu, jamur, tanaman liar dan ikan. Suku Karen yang hidup di Thailand terbagi menjadi beberapa kelompok, Swag dan Po adalah yang paling besar, sedangkan Kaya dan Pa O lebih sedikit jumlahnya. Hingga hari ini Swag dan Po masih menggunakan pakaian tradisional setiap harinya, sedangkan modernisasi telah mengontaminasi cara berpakaian orang-orang Kaya dan Pa O. Perempuan berleher panjang ‘long neck lady’ yang sering Anda dengar adalah bagian dari suku Karen. Kelompok ini disebut Padaung atau Kayan Lahwi, berada di provinsi Mae Hong Song, dengan desa yang terbesar adalah Huay Pu Keng yang berdekatan dengan perbatasan Myanmar. Sedangkan Huai Seau Tao menjadi desa yang dibuka untuk kebutuhan wisata sejak tahun 1995. Secara turun temurun, perempuan Kayan menggunakan cincin di lehernya yang terbuat dari kuningan. Tradisi ini dimulai sejak umur lima tahun, dan setiap tahunnya akan diganti dengan ukuran yang lebih panjang, hingga leher mereka akan terlihat lebih panjang dari perempuan biasa. Banyak teori dilontarkan terkait ‘perempuan Kayan berleher panjang’ ini. Ada yang bilang jika cincin leher ini digunakan perempuan Kayan agar terlihat kurang menarik untuk menghindari perbudakan oleh suku lainnya. Di sisi berbeda ada pula yang menyimpulkan jika hal ini dilakukan untuk membuat si perempuan tampak menarik bagi lawan jenisnya. Namun dari versi perempuan Kayan sendiri, mereka menganggap ini adalah sebuah identitas budaya. Terlepas dari teori yang tersebar selama ini, perempuan berleher panjang ini menjadi hal penting yang ingin dilihat oleh banyak wisatawan ketika berkunjung ke kampung-kampung suku pedalaman. Untuk memotretnya, Anda akan dikenakan biaya. Selain Karen, orang Hmong juga tinggal di perbukitan di sekitar Chiang Rai, Chiang Mai dan Mae Hong Son. Aslinya orang Hmong adalah imigran dari wilayah Tibet, Siberia dan Mongolia. Seperti Karen, mereka hidup berkelompok, namun di satu kampung biasanya terbagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 8 rumah yang berdiri membentuk lingkaran. Mereka mudah dikenali dari pakaian yang didominasi warna hitam dengan bordiran rumit di tepinya. Orang Akha masih satu rumpun dengan suku Hani di Yunnan, Cina. Dari delapan kelompok, Uloh Akha adalah yang pertama migrasi ke Thailand utara, menetap di Doi Tung, Mae Fah Luang, di provinsi Chiang Rai. Dikenal sebagai Thai Akha, kelompok ini adalah yang terbesar dari etnis Akha di Thailand, dan paling banyak berdomisili di Chiang Rai, sisanya tersebar di Chiang Mai, Lampang, Prae dan Tak. Wisata mengunjungi Hill Tribe semakin banyak digemari wisatawan asing. Beberapa operator tur menawarkan paket wisata melihat dan merasakan kehidupan suku pedalaman sekaligus menginap di rumah-rumah tradisionalnya. Dengan konsep wisata berkelanjutan, turis bisa lebih memahami dan menghargai tradisi suku pedalaman Thailand. Thailand 23