Festivals
warga lokal yang dipersenjatai dengan
pistol air untuk saling menyerang dalam
kegembiraan. Spot sekitarnya seperti
Rattanakosin Royal Square, Phra Athit
Road, Santchichaiprakan, dan Wisut Krasat
juga ramai dengan perang air.
Songkran Festival di Pattaya
dimeriahkan dengan parade keliling kota
yang berakhir di Beach Road dan ditutup
dengan acara perang air. Sedangkan di
Phuket terkenal dengan “Songkran on
The Beach” dan Patong Beach menjadi
salah satu spot perang air yang ditunggutunggu. Namun bukan hanya itu, perayaan
di Phuket juga sarat tradisi, warga lokal
melakukan prosesi sakral di patung
Buddha Phra Phuttha Sihing yang berada
di sepanjang Patong Beach.
Merayakan Songkran di Chiang Mai
juga tidak kalah menyenangkan. Parade di
kota Chiang Mai membuka festival dengan
meriah, air beraroma melati dipercikan
ke patung Buddha dan para tetua.
Pertunjukan tradisi dan budaya bergaya
Lana juga ditampilkan, dan selain perang
air jangan lewatkan menyicip makanan
khas utara yang mudah ditemukan di
sepanjang jalan.
Loy Krathong
Festival (24, 25,
26 November)
Awalnya ini adalah ritual di malam
bulan purnama di bulan kedua
belas kalendar bulan, orang-orang
melarung krathong di sungai dan
kanal-kanal. Menurut legenda,
krathong yang mengambang di
perairan ini lahir di jaman Sukhotai
oleh Tao Sri Chulalak atau Nang
Noppamas, salah satu istri dari
Phra Ruang. Namun kabar lain
membantahnya dan menyebutkan
jika perayaan Loy Krathong baru
dilaksanakan sejak periode Ayutthaya
berakhir.
Entah kisah dalam versi mana yang
benar, namun perayaan Loy Krathong
hingga hari ini tidak pernah kehilangan
esensi ritual dan budaya sejak ia
diselenggarakan. Penduduk lokal
setiap tahun merayakannya bukan
hanya sebagai bentuk pemujaan
kepada sang dewi air agar selalu
diberkati dengan air yang berlimpah
sepanjang tahun, namun melarung
krathong juga dipercaya sebagai
cara untuk menghilangkan kesialan
dan hal buruk, sambil berharap
keberuntungan di masa depan.
Seperti halnya Songkran, Loy
Krathong juga dirayakan di seluruh
penjuru negeri. Namun Chiang Mai
selalu menjadi pilihan destinasi
utama bagi para pelancong yang
ingin ambil bagian dalam perayaan
megah ini. Orang-orang akan
berkumpul di tepian sungai Ping
untuk melarung krathong, dan
mungkin yang paling memikat
adalah bagian melepaskan lentera ke
udara pada malam Yi Peng sebagai
simbol penghormatan terhadap
pagoda suci di surga. Langit malam
itu akan dipenuhi ribuan lentera yang
saling berdesakan menuju angkasa.
Indahnya luar biasa.
Pemanis Musim
Panas
Khao Chae menjadi sajian penutup
yang biasa ditemukan ketika musim
panas, sekitar Maret hingga akhir April,
termasuk ketika Songkran Festival
berlangsung. Hidangan ini pada awalnya
adalah santapan kerajaan dimulai
sejak King Rama II, berupa nasi yang
berendam dalam air beraroma melati
kemudian ditambah es ketika disajikan
untuk sensasi dingin dan kemudian
disantap bersama makanan pendamping
seperti Luk Kapi (terasi), Hom Yud Sai
(bawang isi), Prik Yuak Yud Sai (cabe isi),
Neua Cheak Foi (daging suw