escape! Indonesia Mar/Apr/May 2015 | Page 104

CULINARY DELIGHTS P elesir ke Thailand tak pernah bisa lepas dari wisata kuliner. Deretan makanan enak bisa didapat dengan mudah dan murah di tepi jalan. Belum lagi pilihan restoran yang menjanjikan jamuan fine dining yang autentik. Bukan hanya di Bangkok, tapi juga di pedesaan di tepi sungai Chao Phraya hingga kota pesisir di wilayah Selatan. Negeri ini adalah surga untuk memanjakan selera. Hidangan Thailand selalu menghadirkan rasa yang kompleks, perpaduan asam, manis, pedas dan asin. Kombinasi sempurna bukan hanya hadir dalam rasa, namun juga tekstur, warna dan presentasi yang menggugah selera. Menikmati hidangan Thailand adalah petualangan indera pengecap dan penglihatan Anda. Masyarakat Thailand percaya bahwa makanan Thailand adalah kebajikan luhur yang tersampaikan melalui cita rasa dan penyajiannya. Pengaruh negara lain akan selalu menjadi bagian dari bentuk kuliner Thailand kini. Selain itu, keragaman kuliner Thailand menjadi bukti rakyatnya yang sejahtera dari masa ke masa, bukan hanya sekedar eksistensi rasa. 6 Thailand Sejarah Kuliner Thailand terbentuk seiring perjalanan waktu dan terinfeksi dengan pengaruh dari bangsa lain, kemudian bertransisi mengalami perubahan namun tetap menyesuaikan dengan kearifan lokal. Meski demikian, cara masak tradisional terus melekat dan diturunkan tanpa putus dari generasi ke generasi. Termasuk hidangan rumit kerajaan yang keluar dari istana untuk ditularkan pada masyarakatnya. Perkembangan sejarah kuliner Thailand telah dimulai sejak periode Sukhotai. Di masa ini, cara memasak masih sangat sederhana seperti dikukus atau direbus. Masyarakat pada masa itu hanya mengenal makanan utama, tidak ada makanan pembuka ataupun penutup. Nasi menjadi santapan utama yang biasanya selalu ditemani dengan lauk seperti ikan. Pada masa itu sebagian orang lebih gemar makan buah dibanding makanan yang menggunakan gula tapi fungsinya bukan sebagai hidangan penutup. Kemudian di periode emas Thailand di bawah kekuasaan kerajaan Ayutthaya, negeri ini mulai membuka diri dan melakukan hubungan dengan bangsa asing seperti Portugis, Spanyol, Jepang, Persia, dan Perancis. Selain itu, pengaruh budaya Cina juga mulai terasa. Hubungan diplomasi selalu mendatangkan bingkisan berupa kudapan dari negara sahabat, hal ini memberikan pengaruh terhadap cara memasak dan penyajian hidangan kerajaan. Di masa Ayutthaya penggunaan santan kelapa menjadi umum untuk mengolah ikan menjadi kari yang lezat. Ikan segar berpadu dalam kuah kental dengan bumbu seperti bawang putih, herbal dan rempah. Hal ini bergeser dari kebiasaan cara memasak ikan yang sederhana di masa Sukothai, seperti dikukus atau direbus. Pengaruh budaya Cina terhadap kuliner Thailand masih terus berlanjut