SPACEBUSINESS
Indonesia Broadband Plan (IBP) merupakan
sebuah program pokok nasional yang
komprehensif guna mewujudkan tol
informasi, yang fokus kepada rencana
strategis penyediaan prasarana serta
pemanfaatan telekomunikasi pita lebar
(broadband) berbasis kepada teknologi
serat optik. Sebagai sebuah tol informasi,
kelengkapan jaringan pita lebar untuk bisa
menjangkau segenap pelosok negeri
membutuhkan keberadaan jaringan sistem
komunikasi satelit pita lebar. Sistem
komunikasi satelit kecepatan tinggi atau
High Throughput Satellite (HTS) menjadi
sebuah pilihan yang sangat menjanjikan
untuk mendukung jaringan sistem
komunikasi satelit pita lebar. Menjadi
sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mewujudkan jaringan HTS nasional
mengingat dengan telah memiliki sejumlah
slot orbit satelit, Indonesia masih tertinggal
dari beberapa negara tetangga didalam
penyediaan HTS. Dalam tulisan ini dibahas
tentang IBP, Sistem komunikasi satelit
nasional dan potensi pemanfaatannya.
I. Latar Belakang
Layanan pita lebar terasa semakin
dibutuhkan dan memberikan manfaat yang
lebih baik bagi peningkatan kegiatan
ekonomi-sosial masyarakat sejak masuknya
era telekomunikasi digital berbasis Protokol
Internet (IP) di awal tahun 90-an. Dengan IP
memungkinkan untuk memberikan
bermacam jenis layanan a.l. suara,
gambar/video dan data pada satu platform
jaringan yang sama dan terintegrasi.
Dimana berbagai layanan tersebut dapat
dengan mudah dipertukarkan secara
transparan, yang dalam perkembangannya
dapat diakses melalui jaringan telpon
genggam pintar (smart phone/device)
disamping komputer PC.
Pada tataran penyediaan layanan pita lebar
selanjutnya, layanan OTT (over the top) pada
awal tahun 2000-an menjadi model bisnis
yang bertumpu kepada jaringan pita lebar
EQUATORSPACE.COM
EQUATORSPACE.COM
seperti halnya Facebook, Google, Instagram
dan juga OTT Indonesia seperti halnya Gojek,
dan Traveloka. Manfaat nyata OTT adalah
mampu memberikan kemudahan
mendapatkan layanan telekomunikasi
dimanapun dan kapanpun, dengan kualitas
baik, berstandar global dan biaya terjangkau.
Konsep OTT banyak diadopsi juga untuk
membanguan penyediaan layanan publik
berbasis pita lebar yang umum disebut
dengan e-government dengan
pengembangannya menjadi e-health, e-KTP
dan lain sebagainya yang kemudian menjadi
basis tumbuhnya konsep antara lain smart
city, smart village maupun smart campus.
Pada tahapan strategis maka hal ini juga akan
mendukung kelancaran perizinan berbagai
sektor, membuka peluang usaha masyarakat
yang lebih luas (e-commerce), meningkatkan
akses pendidikan, kesehatan dan layanan
kependudukan, menurunkan ekonomi biaya
tinggi dan masih banyak lagi yang pada
akhirnya berpotensi meningkatkan
produktivitas nasional dan mampu bersaing
seacara global. Tanpa adanya jaringan
telekomunikasi pita lebar atau tol informasi
maka sulit untuk dibayangkan hal tersebut
dapat dilaksanakan.
Namun permasalahan yang ada adalah masih
adanya kesenjangan penyediaan jaringan pita
lebar antara kota besar dan daerah pelosok
sebagaimana gambar dibawah ini (187
kecamatan belum mendapatkan akses
layanan pita lebar[1].
Gambar-1. Keterbatasan Akses Pita Lebar
29
29