EQUATORSPACE #01 | Page 30

SPACEBUSINESS Indonesia Broadband Plan (IBP) merupakan sebuah program pokok nasional yang komprehensif guna mewujudkan tol informasi, yang fokus kepada rencana strategis penyediaan prasarana serta pemanfaatan telekomunikasi pita lebar (broadband) berbasis kepada teknologi serat optik. Sebagai sebuah tol informasi, kelengkapan jaringan pita lebar untuk bisa menjangkau segenap pelosok negeri membutuhkan keberadaan jaringan sistem komunikasi satelit pita lebar. Sistem komunikasi satelit kecepatan tinggi atau High Throughput Satellite (HTS) menjadi sebuah pilihan yang sangat menjanjikan untuk mendukung jaringan sistem komunikasi satelit pita lebar. Menjadi sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan jaringan HTS nasional mengingat dengan telah memiliki sejumlah slot orbit satelit, Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara tetangga didalam penyediaan HTS. Dalam tulisan ini dibahas tentang IBP, Sistem komunikasi satelit nasional dan potensi pemanfaatannya. I. Latar Belakang Layanan pita lebar terasa semakin dibutuhkan dan memberikan manfaat yang lebih baik bagi peningkatan kegiatan ekonomi-sosial masyarakat sejak masuknya era telekomunikasi digital berbasis Protokol Internet (IP) di awal tahun 90-an. Dengan IP memungkinkan untuk memberikan bermacam jenis layanan a.l. suara, gambar/video dan data pada satu platform jaringan yang sama dan terintegrasi. Dimana berbagai layanan tersebut dapat dengan mudah dipertukarkan secara transparan, yang dalam perkembangannya dapat diakses melalui jaringan telpon genggam pintar (smart phone/device) disamping komputer PC. Pada tataran penyediaan layanan pita lebar selanjutnya, layanan OTT (over the top) pada awal tahun 2000-an menjadi model bisnis yang bertumpu kepada jaringan pita lebar EQUATORSPACE.COM EQUATORSPACE.COM seperti halnya Facebook, Google, Instagram dan juga OTT Indonesia seperti halnya Gojek, dan Traveloka. Manfaat nyata OTT adalah mampu memberikan kemudahan mendapatkan layanan telekomunikasi dimanapun dan kapanpun, dengan kualitas baik, berstandar global dan biaya terjangkau. Konsep OTT banyak diadopsi juga untuk membanguan penyediaan layanan publik berbasis pita lebar yang umum disebut dengan e-government dengan pengembangannya menjadi e-health, e-KTP dan lain sebagainya yang kemudian menjadi basis tumbuhnya konsep antara lain smart city, smart village maupun smart campus. Pada tahapan strategis maka hal ini juga akan mendukung kelancaran perizinan berbagai sektor, membuka peluang usaha masyarakat yang lebih luas (e-commerce), meningkatkan akses pendidikan, kesehatan dan layanan kependudukan, menurunkan ekonomi biaya tinggi dan masih banyak lagi yang pada akhirnya berpotensi meningkatkan produktivitas nasional dan mampu bersaing seacara global. Tanpa adanya jaringan telekomunikasi pita lebar atau tol informasi maka sulit untuk dibayangkan hal tersebut dapat dilaksanakan. Namun permasalahan yang ada adalah masih adanya kesenjangan penyediaan jaringan pita lebar antara kota besar dan daerah pelosok sebagaimana gambar dibawah ini (187 kecamatan belum mendapatkan akses layanan pita lebar[1]. Gambar-1. Keterbatasan Akses Pita Lebar 29 29