EQUATORSPACE #01 | Page 23

TECHNOLOGY harus mematikan uplink mereka dan downlink pemancar ketika potensi "in-line" interferensi antara NGSO dan GSO terjadi. Hal ini akan menimbulkan kendala operasional potensial terhadap sistem satelit GSO FSS selama gangguan "in-line" antara satelit NGSO dan GSO. Kapasitas HTS generasi berikutnya yang berkapasitas ~ 200 Gbps atau lebih jika akan direalisasikan, membutuhkan sekitar 24 gateway jika seluruh 1,5 GHz (atau 3 GHz dual pol) spektrum Ka-band akan digunakan untuk feeder link. Jika hanya 1,0 GHz spektrum yang digunakan untuk link feeder, sistem akan membutuhkan 35 gateway. Jumlah gateway akan berkurang sepertiganya, jika band Q / V digunakan untuk feeder link. Dibawah ini adalah grafik mengenai jumlah gateway versus alokasi frekuensi yang digunakan untuk feeder link. Secara umum, sistem satelit yang beroperasi di band Q / V akan memerlukan lebih banyak margin saat hujan dibandingkan sistem satelit di Ka-band (20/30 GHz) dengan availability link yang sama. Namun, dengan gateway diversity tambahan, sistem ini dapat menyamai availability link sistem yang beroperasi di 20/30 GHz. Dengan adanya gateway tambahan, jumlah gateway di band Q / V masih jauh lebih kecil daripada sistem EQUATORSPACE.COM EQUATORSPACE.COM yang feeder link-nya menggunakan Kaband. Pada ilustrasi diatas, sistem dengan kapasitas 200 Gbps membutuhkan 12 gateway Q / V band (bandingkan dengan akan membutuhkan sampai dengan 35 gateway Ka-band). Sebagai penutup dari tulisan ini, dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan Q / V-band spektrum untuk feeder link secara paralel dengan Ka-band untuk user link, maka akan:  Mengurangi jumlah gateway dengan faktor ~ 3  Mengurangi biaya operasi gateway  Mengurangi biaya koordinasi (karena jumlah gateway berkurang)  Mengurangi subsistem/komponen penyusun payload satelit seperti LNA / DC, UC, DC, HPA, dll  Meningkatkan pendapatan  Menyediakan layanan broadband ke pengguna di mana saja dalam cakupan satelit  Tidak ada kendala operasional  Gateway bisa di mana saja dalam satelit bidang-of-view  Tidak memerlukan penggunaan spektrum NGSO  Tidak ada persyaratan isolasi spasial antara user spot beam dengan gateway spot beam Dengan melihat dari tingkat kesiapan teknologi, maka bisa dikatakan bahwa next generation HTS dengan kapasitas 400 Gbps atau bahkan Terabit/s akan segera terwujud. § Dani Indra Widjanarko Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) 22 22