EQUATORSPACE #01 | Page 21

TECHNOLOGY TERABIT/S The Next Generation U DANI INDRA mutlak diperlukan. Akhir-akhir ini, ntuk memenuhi kebutuhan akan satelit Ka-band mulai diperkenalkan data yang trafiknya terus meningkat WIDJANARKO oleh banyak operator satelit. secara signifikan, operator satelit Pemanfaatan Ka-band disamping harus selalu berusaha untuk karena alokasinya yang mencapai mencari cara baru untuk 2000 MHz (single polarisasi) juga meningkatkan kapasitas throughput karena perangkat terminal di sisi sambil berusaha menekan biaya per pelanggan akan semakin kecil bps. Keterbatasan utama dari sistem sehingga memudahkan pengiriman yang menggunakan frekuensi radio adalah ketersediaan spektrum frekuensi. dan ongkos instalasi perangkat remote (user) semakin murah. Saat ini, satelit di Indonesia kebanyakan masih menggunakan C-band, dan beberapa Alokasi sebesar 2000 MHz tersebut dalam diantaranya menggunakan Ku-band. Hal ini system HTS harus digunakan secara bersama karena karena karakteristik dari kedua untuk forward link dan return link. Dimana frekuensi tersebut lebih tahan terhadap kapasitas gateway tergantung dari alokasi cuaca, khususnya terhadap redaman hujan. spectrum untuk forward link. Misal 1500 dari 2000 MHz dialokasikan untuk forward link, Ketersediaan alokasi C-band dan Ku-band dan jika digunakan system dengan spectral spectrum saat ini sangatlah terbatas, efisiensi sebesar 2.5 bit/Hz, maka kapasitas mengingat masing-masing hanya Gateway adalah 1500 x 2 (polarisasi) x 2.5 = mempunyai 800 MHz dan 500 MHz untuk 7.5 Gbps. Sedangkan kapasitas dari system HTS single polarisasinya. Oleh karena itu untuk tergantung dari berapa jumlah Gateway yang menampung kebutuhan yang terus meningkat, pencarian EQUATORSPACE.COM EQUATORSPACE.COM alokasi “baru” 20 20