pertanyaan tadi perlu kita mempertegas
kembali makna dan hakikat dari
pendidikan itu sendiri. Suatu pendidikan
dikatakan baik dan berkualitas ketika
mengacu pada pemahaman yang benar
terhadap pendidikan itu sendiri. Kata
pendidikan erat kaitannya dengan tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa yang
pada intinya adalah berusaha untuk
memanusiakan manusia. Cita-cita ini
rasanya bukanlah hal yang mudah untuk
diterjemahkan dalam tataran operasional,
perlu waktu dan keseriusan. Akan terasa
sulit bila setiap pergantian pemimpin atau
nahkoda kebijakan pendidikan berganti
pula kebijakan, tentunya setiap kebijakan
lahir sebagai upaya perbaikan dari yang
sebelumnya. Permasalahannya bukan
pada perubahan kebijakannya namun
terletak pada tidak adanya blue print
pendidikan secara jangka panjang yang
ditetapkan dan dijadikan acuan dalam
merancang kebijakan-kebijakan turunan
selanjutnya. Dengan demikian perubahan
demi perubahan seolah selalu memulai
kembali episode baru yang tidak
bersambung dengan episode sebelumnya.
Wajar kalau akibatnya menimbulkan
kebingungan bagi banyak pihak. Belum
tuntas kebijakan lama harus sudah
memulai kebijakan baru, tidak ada
kesinambungan.
Kembali lagi pada pertanyaan yang coba
diajukan di awal, kenyataan tadi
menimbulkan inefisiensi pengelolaan
pendidikan yang fokus pada pengajaran
tapi seolah lupa dengan kata pendidikan.
Terdapat perbedaan yang signifikan
d i ant ar a ke du any a . Pe ng aj ar an
berhubungan dengan bagaimana suatu
pengetahuan tersampaikan pada peserta
didik tapi lebih jauh dari itu pendidikan
mencakup juga bagaimana pengetahuan
memberikan bekal bagi seseorang untuk
memberikan kontribusi bagi diri dan
lingkungannya ke arah yang lebih baik.
Itulah makna memanusiakan manusia
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sistem Metakognitif, Biaya, dan
Transformasi Lokal Menuju Global
Dalam sistem pendidikan sudah tentu
melibatkan banyak pihak yang berperan
di dalamnya agar tercapainya tujuan.
Pihak yang paling berperan tentunya
pendidik dan peserta didik itu sendiri.
Pendidikan yang efektif dan efisien
seyogyanya adalah pendidikan yang
memberikan bekal mengenai hal-hal yang
diperlukan peserta didik dan masyarakat
di masa yang akan datang. Artinya,
pendidikan harus mampu memberikan
kontribusi bagi kehidupan manusia yang
lebih baik dari yang ada saat ini. Salah satu
hal yang dapat dilakukan untuk memulai
dan menjawab tantangan-tantangan yang
dihadapi itu adalah membangun suatu
iklim pembelajaran yang menyenangkan
dengan berbasis pada konsep
metakognitif. S ecara s ederhana
metakognitif adalah berpikir mengenai
cara berpikir. Konsep ini menunjukkan
suatu tingkat kedewasaan seorang peserta
Edumedia Edisi Desember 2016 - 18