Oetoesan Hindia yang berkantor di Surabaya. Tidak hanya itu, secara khusus ia menyempatkan menuliskan beberapa karya tulis. Karya tulis itu antara lain:
Ÿ Islam dan Sosialisme pada tahun 1924
Ÿ Program Asas dan Program Tandhim Partai Sarekat Islam Indonesia pada tahun 1930
Ÿ Tarich Agama Islam, Riwayat dan Pemandangan atas Kehidupan dan Perjalanan Nabi Muhammad pada tahun 1931
Ÿ
Reglemen Umum Bagi Ummat Islam pada tahun 1934
Ÿ Tulisan-tulisan mengenai Islam, Nasionalisme dan Masalah-masalah Kebangsaan di Koran Oetoesan Hindia, Fadjar Asia, Bandera Islam, Soeloeh Hoekoem, dan lainnya
Peran Pak Tjokro – selain sebagai guru bangsa yang telah dibahas- dalam perwujudan sejarah bangsa begitu banyak. Yang tidak bisa dilupakan dari tokoh ini adalah ketika dia menjabat sebagai anggota Dewan Rakyat. Ia dan kawan- kawan mengajukan mosi kepada pemerintah kolonial karena Dewan Rakyat tidak sesuai dengan keinginan, rakyat dan para pemimpin pergerakan. Mosi yang kemudan dkenal dengan Mosi C okroaminoto b erisi: hak pilih sepenuhnya harus diakui pada rakyat, badan perwakilan mempunyai hak legislatif penuh dan parlemen mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap siapa pemerintah harus bertanggungjawab.
Peran lainnya adalah sebagai pemersatu komponen bangsa dalam mencapai kemerdekaan dari penindasan kolonial. Dengan adanya Syarikat Islam bisa menyatukan anak-anak bangsa yang tengah berjuang menjadi satu kesatuan perjuangan tanpa dibedakan oleh suku dan asal daerah. Pak Tjokro berhasil memberi ide dan langkah persatuan bangsa ditengah cerai-berai sebagai pengaruh politik pecah belah kaum penjajah. Sehingga muncullah persatuan dengan digerakkan kaum terpelajar yang karena keterdidikannya bisa memberikan warna terhadap persatuan perjuangan Indonesia. Inilah yang bisa menjadi inspirasi bagi kita, dalam membawa misi persatuan demi mencapai tujuan hakiki kehidupan berbangsa.
Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin. Guru bangsa yang luar biasa!
Edumedia Edisi Desember 2016- 16