E-Warta Vol. 338 Minggu, 16 April 2017 Gabungan | Page 2

Renungan Paskah Oleh Bpk. Pdt. Yohanes Usmar Prihardoto, ST PENYANGKALAN DIRI, pengorbanan yang berkenan Kisah penderitaan Yesus menyimpan banyak hal yang perlu disimak untuk menjadi pelajaran yang berarti, bagaimana menjadi pengikut Yesus yang setia. Pemahaman yang benar tentang penderitaan sampai kematian Yesus disalib, yang terjadi dalam sepanjang sejarah manusia, seharusnya membuat umat manusia memahami besarnya harga yang dibayar untuk penebusan. Apalagi bagi orang percaya yang sudah menjadi murid Yesus. Peristiwa penangkapan dan penyiksaan serta penyaliban Yesus cukup berbekas bagi Petrus dan rekan rekan Rasul lainnya bisa menjadi pelajaran bagi kita. Bagaimana mungkin, pengikut Yesus yang militant yang telah digembleng secara ketat, dengan ajaran yang dicontohkan lewat hidup Yesus sebagai Guru Agung, menya- takan komitmen untuk tetap bersama Yesus, walaupun yang lain akan meninggalkan DIA, seperti yang diungkapkan, kemudian disaat saat Yesus membutuhkan kehadiran mereka, sebagian besar melarikan diri, Petrus yang selalu berada didepan mengikuti Yesus dari jarak jauh dan menyangkal mengenal Yesus. Belum terhitung Yudas yang menjual Yesus saat Ia melihat masih ada kesempatan terakh- ir menambah 30 keping perak untuk dirinya sendiri. Begitu mudahnya mereka meninggal- kan GURU AGUNG yang telah membak- tikan hidupNYA bersama mereka selama tiga setengah tahun. Guru juga yang diakui sebagai TUHAN dan MESIAS, yang harus dijunjung, melihat IA seperti seorang yang tak berdaya bagaikan domba yang sedang dibawa ke pembantaian, membuat pemaha- man dan kebaikan YESUS gugur tanpa bekas dalam waktu yang singkat. Pemberitaan Yesus selama tiga kali tentang maksud kedatanganNYA, yang akan menyer- ahkan NyawaNYA untuk menjadi tebusan orang banyak tidak melekat dalam hati mereka. Kehadiran YESUS hanya sekedari hidup berkelimpahan dalam pemahaman duniawi, belum menembus dimensi rohani. Mengapa prilaku para murid Yesus bisa berbalik 180 derajat. Mereka tidak lagi melihat masa depan yang cerah, sebaliknya melihat penderitaan yang akan dilalui sama seperti Yesus. Teringat ketika Yesus mem- basuh kaki mereka dan mendangar kata kata Yesus, dalam Yohanes 13:8, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku”. Sebenarnya perilaku Para Rasul tidak akan seperti itu sekiranya mereka memaha- mi dengan benar yang disampaikan Yesus sebagai syarat utama menjadi muridNYA dalam Injil Matius 16 : 24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Demikian juga dikutip Petrus sebagaimana yang ditulis Markus 8 : 34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mere- ka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya