e-Magz JIA XIANG HOMETOWN 2016 Edisi 09 2016 | Page 12

EKSKLUSIF Tawaran itu ditolak Suwatendi. Daripada harus membayar, lebih baik mengurus sendiri kendati harus menunggu lebih lama. Uang sebesar itu lebih baik digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah sakit, Suwatendi yang dulu bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik di Cimahi, sudah di-PHK. Kini kedua anaknya yang harus menanggung biaya hidupnya sehari-hari. Termasuk pembayaran BPJS Kesehatan. Terpaksa Pulang Saat Suwatendi sedang menunggu giliran, Sariyem (56) warga Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terpaksa harus pulang kembali ke kampungnya setelah mendapatkan jadwal operasi, pada 20 Juli mendatang. Sariyem yang mengalami masalah pada ususnya dirujuk rumah sakit di Indramayu ke RSHS agar bisa mendapatkan penanganan lanjutan. Sebenarnya Sariyem, yang menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS), harus dirawat di rumah sakit menunggu operasi dilaksanakan. Namun Irwan (45), HALAMAN S E B E L U M N YA tetangga Sariyem yang mengantar ke RSHS, mengaku dia tidak tega meninggalkan Sariyem hanya ditemani suami di rumah sakit. “Mereka sudah tua. Suaminya, jangankan bisa baca tulis, berbahasa Indonesia juga tidak bisa. Akhirnya setelah meminta bantuan salah seorang kenalan dosen di Bandung, kami mengambil keputusan membawanya pulang ke kampung,” jelas Irwan. Irwan mengungkapkan mereka mulai datang ke RSHS Rabu (8/6/16) malam. Saat menunggu antrian sekitar pukul 02.00 dini hari, seorang kenalannya di Indramayu juga datang membawa istrinya ke RSHS untuk operasi. Entah dari mana datangnya, seseorang di pagi buta itu menawarkan jasa. Bila ingin segera mendapatkan pelayanan cepat di rumah sakit, mereka harus membayar Rp 2,5 juta. Pasien dijamin langsung mendapatkan ruangan, tanpa harus mengurus berbagai tetek bengek. Teman Irwan sempat menawar Rp 1 juta. Tapi orang itu menolak. Irwan yang sadar kalau orang itu calo, segera menghentikan 12 | Jia Xiang Hometown • e-MAGZ 09 • 2016 HALAMAN B E R I K U T