EKSKLUSIF
Tawaran itu ditolak Suwatendi.
Daripada harus membayar, lebih
baik mengurus sendiri kendati
harus menunggu lebih lama. Uang
sebesar itu lebih baik digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari.
Setelah sakit, Suwatendi yang
dulu bekerja sebagai buruh di
sebuah pabrik di Cimahi, sudah
di-PHK. Kini kedua anaknya
yang harus menanggung biaya
hidupnya sehari-hari. Termasuk
pembayaran BPJS Kesehatan.
Terpaksa Pulang
Saat Suwatendi sedang
menunggu giliran, Sariyem (56)
warga Desa Cikedung, Kecamatan
Cikedung, Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat, terpaksa harus pulang
kembali ke kampungnya setelah
mendapatkan jadwal operasi, pada
20 Juli mendatang. Sariyem yang
mengalami masalah pada ususnya
dirujuk rumah sakit di Indramayu
ke RSHS agar bisa mendapatkan
penanganan lanjutan.
Sebenarnya Sariyem, yang
menggunakan Kartu Indonesia
Sehat (KIS), harus dirawat di
rumah sakit menunggu operasi
dilaksanakan. Namun Irwan (45),
HALAMAN
S E B E L U M N YA
tetangga Sariyem yang mengantar
ke RSHS, mengaku dia tidak tega
meninggalkan Sariyem hanya
ditemani suami di rumah sakit.
“Mereka sudah tua. Suaminya,
jangankan bisa baca tulis,
berbahasa Indonesia juga
tidak bisa. Akhirnya setelah
meminta bantuan salah seorang
kenalan dosen di Bandung,
kami mengambil keputusan
membawanya pulang ke
kampung,” jelas Irwan.
Irwan mengungkapkan mereka
mulai datang ke RSHS Rabu
(8/6/16) malam. Saat menunggu
antrian sekitar pukul 02.00 dini hari,
seorang kenalannya di Indramayu
juga datang membawa istrinya
ke RSHS untuk operasi. Entah dari
mana datangnya, seseorang di pagi
buta itu menawarkan jasa. Bila ingin
segera mendapatkan pelayanan
cepat di rumah sakit, mereka harus
membayar Rp 2,5 juta. Pasien
dijamin langsung mendapatkan
ruangan, tanpa harus mengurus
berbagai tetek bengek. Teman
Irwan sempat menawar Rp 1 juta.
Tapi orang itu menolak.
Irwan yang sadar kalau orang
itu calo, segera menghentikan
12 | Jia Xiang Hometown • e-MAGZ 09 • 2016
HALAMAN
B E R I K U T