. SELEPAS SENJA
jadi saya pengen menghadirkan suasana yang
sama aja,” jelasnya. Toping yang disediakan
adalah sate a la angkringan, mulai dari sate
telur puyuh, sate kulit, sate usus, hingga sate
limpa. Selain itu ada juga keripik kentang,
tempe, dan perkedel jagung.
Di balik harganya yang “murahan”,
ternyata ada cerita menarik. David yang saat
ini masih kuliah di Teknik Pangan Universitas
Pasundan, Bandung ini ternyata ingin
memfasilitasi mahasiswa dan anak kostan
lainnya yang ingin makan enak namun dengan
harga yang murah.
“Saya tuh suka kasian sama temen saya
yang dari perantauan sama yang suka telat
dikirimin uang sama keluarganya. Kan anak
kostan suka cari yang murah-murah tuh, jadi
ini saya sediakan tempat biar mereka tetep
bisa makan enak dengan harga murah,”
ceritanya. Hingga saat ini, pelanggan yang
paling sering datang pun memang mahasiswa.
Soto Yangti ini juga cukup aktif di
Twitter @SotoYangti, followersnya pun
sudah menembus 600-an. Selain untuk
media promosi dan berinteraksi dengan
pelanggannya, akun ini pun digunakan untuk
memberitahukan berbagai diskon menarik.
Pernah satu kali, semangkuk soto dan segelas
teh tawar hanya dihargai seribu rupiah. Tentu
saja, soto murah dengan rasa yang tidak
murahan inipun habis dalam sekejap.
“MAU MAKAN
ENAK GAK PERLU
MAHAL; HARGA
MINIMAL, RASA
MAKSIMAL.”
Ngomong-ngomong, di tengah terpaan
makanan khas Jepang dan Korea seperti
ramen, sushi dan ramyun; kenapa ya David
memilih soto? Katanya sih, soto bukan
makanan “musiman”. Orang-orang akan tetap
menyukai soto dan soto akan tetap menjadi
pilihan banyak orang. Dan hal itu ternyata
terbukti dengan banyaknya pelanggan setia
David yang kembali berkali-kali.
Fauzan (22), salah satu pelanggan tetap
David menyatakan untuk harga Rp 6000, rasa
sotonya memang enak. “Kadang nambah
sampe tiga kali juga kurang kalo beli yang
biasa,” katanya sambil tertawa.
22
Untuk memenuhi hasrat dan kepuasan
pelanggannya, David pun menyediakan
menu soto spesial yang porsinya dua kali
lipat dari porsi yang biasa dan dihidangkan
dengan setusuk sate telur puyuh, kulit ayam,
dan paru. Harganya, Rp 14 ribu. Selain rasa
dan harganya, Fauzan juga mengakui yang
membuatnya “ketagihan” untuk makan soto
ini lagi ialah “cemilan” lainnya. “Di Bandung
sih belum liat soto yang disediain sama
jajanan macem angkringan gini,” tambahnya.
Di warung ini memang ada satu orang
pelayan, namun David setiap hari juga ikut
memantau dagangannya. Jadi bila anda
berkunjung, anda akan bertemu langsung
dengan David yang duduk di bangku kasir.
Rasa yang enak, harga yang enak, dan
konsep berbeda tentu saja belum cukup
untuk membuat pelanggan betah dan datang
berkali-kali. Pelayanan yang cepat dan ramah
pun tentu diperlukan. Alasan itu juga yang
membuat David duduk di kursi kasir. Sambil
menghitung kembalian, David biasanya
mengajak ngobrol pelanggannya dan
menanyakan pendapat mereka tentang soto
yang dijualnya. Dari situ, David bisa tahu apa
yang perlu ditingkatkan dari dagangannya.
Walaupun yang biasanya dikomentari oleh
pelanggan adalah porsinya yang kurang
banyak.
Porsi soto biasa yang dijual oleh David
memanglah kurang banyak. Ibaratnya, baru
disendok beberapa kali dalam sekejap sudah
habis. Namun hal ini tertutupi oleh rasanya
yang enak dan sesuai untuk harga Rp 6000.
Pelengkapnya berupa jajanan angkringan
yang juga bisa memenuhi kepuasan anda.
Bila memang ingin lebih puas, bisa
memesan Soto Yangti spesial. Cukup
ditambah dengan sate telur puyuh seharga
Rp 3000, sate kulit ayam Rp 3500 setusuk
dan kerupuk seharga Rp 1000, lidah dan
perut anda bisa terpuaskan. Selain itu ada
juga pilihan lain yaitu sate babat, sate paru,
sate limpa, dan sate kerang seharga Rp 3500.
Sedangkan untuk menambah sensasi renyah
dalam soto, bisa juga menambah topping
keripik kentang seharga Rp 2000. Topping
lainnya, tempe seharga Rp 1000 dan perkedel
jagung seharga Rp 1500.
Sayangnya, walaupun memang target
utama pelanggannya adalah mahasiswa,
lokasinya cukup jauh dari kawasan universitas.
Jalurnya pun dapat dikatakan cukup sepi.
Namun ternyata, hal itu tidak menghalangi
pelanggan setianya untuk datang jauh-jauh
dari Dipati Ukur, Lengkong, bahkan Pasteur.
Belum lagi dari daerah Dago. Setiap harinya,
warung soto sederhana ini ramai di pukul
07.00 hingga 20.00. Kalau ingin kebagian soto
sambil ngeceng mahasiswa dari kampus lain,
datanglah di jam segitu. Selain tidak akan
kecewa karena kehabisan soto, tentu bisa
berlama-lama nongkrong disana.
Soto Yangti pun kini telah membuka
layanan catering dan pesan antar. Pesan
antar ini tentu baru melayani daerah sekitar
Bandung saja. Pesanan yang terjauh saat ini
sudah sampai Arcamanik. Penasaran ingin
mencoba perpaduan antara rasa gurih kuah
soto dan manisnya sate a la angkringan? Mau
makan enak gak perlu mahal; harga minimal,
rasa maksimal.
DOTDOC