.Doc Edisi IX DOTDOC IX - CETAK single | Page 22

. SELEPAS SENJA jadi saya pengen menghadirkan suasana yang sama aja,” jelasnya. Toping yang disediakan adalah sate a la angkringan, mulai dari sate telur puyuh, sate kulit, sate usus, hingga sate limpa. Selain itu ada juga keripik kentang, tempe, dan perkedel jagung. Di balik harganya yang “murahan”, ternyata ada cerita menarik. David yang saat ini masih kuliah di Teknik Pangan Universitas Pasundan, Bandung ini ternyata ingin memfasilitasi mahasiswa dan anak kostan lainnya yang ingin makan enak namun dengan harga yang murah. “Saya tuh suka kasian sama temen saya yang dari perantauan sama yang suka telat dikirimin uang sama keluarganya. Kan anak kostan suka cari yang murah-murah tuh, jadi ini saya sediakan tempat biar mereka tetep bisa makan enak dengan harga murah,” ceritanya. Hingga saat ini, pelanggan yang paling sering datang pun memang mahasiswa. Soto Yangti ini juga cukup aktif di Twitter @SotoYangti, followersnya pun sudah menembus 600-an. Selain untuk media promosi dan berinteraksi dengan pelanggannya, akun ini pun digunakan untuk memberitahukan berbagai diskon menarik. Pernah satu kali, semangkuk soto dan segelas teh tawar hanya dihargai seribu rupiah. Tentu saja, soto murah dengan rasa yang tidak murahan inipun habis dalam sekejap. “MAU MAKAN ENAK GAK PERLU MAHAL; HARGA MINIMAL, RASA MAKSIMAL.” Ngomong-ngomong, di tengah terpaan makanan khas Jepang dan Korea seperti ramen, sushi dan ramyun; kenapa ya David memilih soto? Katanya sih, soto bukan makanan “musiman”. Orang-orang akan tetap menyukai soto dan soto akan tetap menjadi pilihan banyak orang. Dan hal itu ternyata terbukti dengan banyaknya pelanggan setia David yang kembali berkali-kali. Fauzan (22), salah satu pelanggan tetap David menyatakan untuk harga Rp 6000, rasa sotonya memang enak. “Kadang nambah sampe tiga kali juga kurang kalo beli yang biasa,” katanya sambil tertawa. 22 Untuk memenuhi hasrat dan kepuasan pelanggannya, David pun menyediakan menu soto spesial yang porsinya dua kali lipat dari porsi yang biasa dan dihidangkan dengan setusuk sate telur puyuh, kulit ayam, dan paru. Harganya, Rp 14 ribu. Selain rasa dan harganya, Fauzan juga mengakui yang membuatnya “ketagihan” untuk makan soto ini lagi ialah “cemilan” lainnya. “Di Bandung sih belum liat soto yang disediain sama jajanan macem angkringan gini,” tambahnya. Di warung ini memang ada satu orang pelayan, namun David setiap hari juga ikut memantau dagangannya. Jadi bila anda berkunjung, anda akan bertemu langsung dengan David yang duduk di bangku kasir. Rasa yang enak, harga yang enak, dan konsep berbeda tentu saja belum cukup untuk membuat pelanggan betah dan datang berkali-kali. Pelayanan yang cepat dan ramah pun tentu diperlukan. Alasan itu juga yang membuat David duduk di kursi kasir. Sambil menghitung kembalian, David biasanya mengajak ngobrol pelanggannya dan menanyakan pendapat mereka tentang soto yang dijualnya. Dari situ, David bisa tahu apa yang perlu ditingkatkan dari dagangannya. Walaupun yang biasanya dikomentari oleh pelanggan adalah porsinya yang kurang banyak. Porsi soto biasa yang dijual oleh David memanglah kurang banyak. Ibaratnya, baru disendok beberapa kali dalam sekejap sudah habis. Namun hal ini tertutupi oleh rasanya yang enak dan sesuai untuk harga Rp 6000. Pelengkapnya berupa jajanan angkringan yang juga bisa memenuhi kepuasan anda. Bila memang ingin lebih puas, bisa memesan Soto Yangti spesial. Cukup ditambah dengan sate telur puyuh seharga Rp 3000, sate kulit ayam Rp 3500 setusuk dan kerupuk seharga Rp 1000, lidah dan perut anda bisa terpuaskan. Selain itu ada juga pilihan lain yaitu sate babat, sate paru, sate limpa, dan sate kerang seharga Rp 3500. Sedangkan untuk menambah sensasi renyah dalam soto, bisa juga menambah topping keripik kentang seharga Rp 2000. Topping lainnya, tempe seharga Rp 1000 dan perkedel jagung seharga Rp 1500. Sayangnya, walaupun memang target utama pelanggannya adalah mahasiswa, lokasinya cukup jauh dari kawasan universitas. Jalurnya pun dapat dikatakan cukup sepi. Namun ternyata, hal itu tidak menghalangi pelanggan setianya untuk datang jauh-jauh dari Dipati Ukur, Lengkong, bahkan Pasteur. Belum lagi dari daerah Dago. Setiap harinya, warung soto sederhana ini ramai di pukul 07.00 hingga 20.00. Kalau ingin kebagian soto sambil ngeceng mahasiswa dari kampus lain, datanglah di jam segitu. Selain tidak akan kecewa karena kehabisan soto, tentu bisa berlama-lama nongkrong disana. Soto Yangti pun kini telah membuka layanan catering dan pesan antar. Pesan antar ini tentu baru melayani daerah sekitar Bandung saja. Pesanan yang terjauh saat ini sudah sampai Arcamanik. Penasaran ingin mencoba perpaduan antara rasa gurih kuah soto dan manisnya sate a la angkringan? Mau makan enak gak perlu mahal; harga minimal, rasa maksimal. DOTDOC