. SELEPAS SENJA
Mencatat dan Menyimpan Peristiwa
Soto Yangti:
Harga Minimal Rasa Maksimal
oleh: Liza Kemala Dewi
D
avid (24) adalah salah satunya. Pria
asal Dago ini kemudian memilih untuk
membuka sebuah warung soto Solo
bernama “Soto Yangti: Segeeeeerrr”. Sebuah
lapak sederhana di kawasan Masjid Istiqomah,
Jalan Citarum, Bandung ini menjadi saksi
betapa banyak orang yang datang berulang-
ulang untuk mengecap rasa soto ini.
Nah kira-kira kenapa ya namanya Soto
Yangti? Selidik punya selidik, ternyata hal ini
muncul dari panggilan “Yangti” dari cucu-cucu
ibu David. Resep soto Solo yang dijajakan
David merupakan resep asli dari keluarganya
yang dia dapatkan dari ibunya. Untuk
berjualan pun ibunya lah yang memasak kuah
soto.
Warung soto Solo milik David masih
terbilang baru. Dibuka sejak 1 Januari 2014,
Soto Yangti sudah memiliki ratusan pelanggan
tetap–biasa disapa “sotoers” oleh David–yang
sudah terpuaskan lidahnya oleh soto resep
Yangti ini. Pada masa promonya bahkan
sotonya langsung habis dalam waktu 30
menit!!
Saat masa promo selama 30 hari di bulan
Januari, warung soto ini buka setiap hari mulai
pukul 18.30-23.00 namun sekarang tutup
setiap Minggu. Warungnya pun ramai setiap
hari, terlebih Jumat dan Sabtu. Pelanggan
yang datang bisa membludak hingga luar
tenda. Yang membeli untuk dibawa pulang
pun sampai harus sabar mengantri. Belum lagi
banyak juga pelanggan yang kecewa karena
tidak kebagian.
Namun ternyata, kekecewaan pelanggan
itu berbuah manis untuk David. Keesokan
harinya, pelanggan tersebut datang lebih
awal supaya tidak kehabisan lagi. Bandrol
harga Rp 6 – Rp 14 ribu bukanlah satu-satunya
hal yang menarik perhatian pelanggan.
Namun juga berbagai toping yang disediakan
sebagai pelengkap soto juga merupakan ciri
khas tersendiri. Harga topingnya pun hanya
berkisar 1000-3500 rupiah saja.
Konsep soto Solo yang ditawarkan David
memanglah mengikuti konsep soto Solo yang
dijajakan di kota asal. “Waktu saya kesana dan
saya perhatiin konsepnya emang kaya gini,
Bandung dikenal sebagai surganya
kuliner. Mulai dari jajanan-jajanan
murah hingga restoran mahal
tersedia di Bandung. Tentu saja
setiap tempat, menawarkan harga
dan cita rasa yang berbeda. Menu
yang tersedia pun bermacam-
macam, bukan hanya kuliner khas
Bandung itu sendiri namun juga
makanan dari berbagai daerah.
Kesempatan ini pun kemudian
digunakan oleh banyak orang untuk
menjajal usaha kuliner
di Bandung.
FOTO
DOTDOC
21