.Doc Edisi IX DOTDOC IX - CETAK single | Page 21

. SELEPAS SENJA Mencatat dan Menyimpan Peristiwa Soto Yangti: Harga Minimal Rasa Maksimal oleh: Liza Kemala Dewi D avid (24) adalah salah satunya. Pria asal Dago ini kemudian memilih untuk membuka sebuah warung soto Solo bernama “Soto Yangti: Segeeeeerrr”. Sebuah lapak sederhana di kawasan Masjid Istiqomah, Jalan Citarum, Bandung ini menjadi saksi betapa banyak orang yang datang berulang- ulang untuk mengecap rasa soto ini. Nah kira-kira kenapa ya namanya Soto Yangti? Selidik punya selidik, ternyata hal ini muncul dari panggilan “Yangti” dari cucu-cucu ibu David. Resep soto Solo yang dijajakan David merupakan resep asli dari keluarganya yang dia dapatkan dari ibunya. Untuk berjualan pun ibunya lah yang memasak kuah soto. Warung soto Solo milik David masih terbilang baru. Dibuka sejak 1 Januari 2014, Soto Yangti sudah memiliki ratusan pelanggan tetap–biasa disapa “sotoers” oleh David–yang sudah terpuaskan lidahnya oleh soto resep Yangti ini. Pada masa promonya bahkan sotonya langsung habis dalam waktu 30 menit!! Saat masa promo selama 30 hari di bulan Januari, warung soto ini buka setiap hari mulai pukul 18.30-23.00 namun sekarang tutup setiap Minggu. Warungnya pun ramai setiap hari, terlebih Jumat dan Sabtu. Pelanggan yang datang bisa membludak hingga luar tenda. Yang membeli untuk dibawa pulang pun sampai harus sabar mengantri. Belum lagi banyak juga pelanggan yang kecewa karena tidak kebagian. Namun ternyata, kekecewaan pelanggan itu berbuah manis untuk David. Keesokan harinya, pelanggan tersebut datang lebih awal supaya tidak kehabisan lagi. Bandrol harga Rp 6 – Rp 14 ribu bukanlah satu-satunya hal yang menarik perhatian pelanggan. Namun juga berbagai toping yang disediakan sebagai pelengkap soto juga merupakan ciri khas tersendiri. Harga topingnya pun hanya berkisar 1000-3500 rupiah saja. Konsep soto Solo yang ditawarkan David memanglah mengikuti konsep soto Solo yang dijajakan di kota asal. “Waktu saya kesana dan saya perhatiin konsepnya emang kaya gini, Bandung dikenal sebagai surganya kuliner. Mulai dari jajanan-jajanan murah hingga restoran mahal tersedia di Bandung. Tentu saja setiap tempat, menawarkan harga dan cita rasa yang berbeda. Menu yang tersedia pun bermacam- macam, bukan hanya kuliner khas Bandung itu sendiri namun juga makanan dari berbagai daerah. Kesempatan ini pun kemudian digunakan oleh banyak orang untuk menjajal usaha kuliner di Bandung. FOTO DOTDOC 21