diRadio Magazine Vol.24 - HOLIDAY issue | Page 26

diESCAPOLOGY CambodiA EscapE TO Exploring Phnom Pehn Hi Hardrockers, kali ini traveling saya lumayan ngeri, karena tempat wisata yang saya datangi adalah bekas pembantaian masal. Nggak habis pikir kenapa tempattempat bekas pembunuhan tersebut bisa jadi obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan asing. Hebatnya, mereka bisa menjual dan mengemas sesuatu menjadi komersil Memang sudah menjadi ritual wajib, kalau ke Phnom Penh di Kamboja harus mengunjungi dua tempat mengerikan; The Killing Fields of Choeung Ek, dan Tuol Sleng Museum, bekas sekolah yang dijadikan penjara dan tempat penyiksaan. Untuk menuju kedua tempat tersebut kita naik tuk-tuk dengan harga nawar setengah mati setengah ngeyel, 7 dollar dari harga awal 10 dollar. Killing Fields of Choeung Ek sendiri lokasinya sekitar 15 km dari pusat kota. Supir tuk-tuk memperingatkan kita untuk jaga barangbarang berharga karena Phnom Penh terkenal sekali dengan jambret. Oh iya, satu tips kalau keliling dengan tuk-tuk : Siapkan kacamata, dan masker karena debunya yang nggak kenal ampun. Masuk di Killing Fields, tiket masuk (lagi-lagi mahal) 5 dollar sudah termasuk audio tour berupa semacam walkman yang berisi 26 diradio 24th edition JUL-AUG ’13 penjelasan-penjelasan tentang tempat-tempat yang telah diberi nomor. Masuk ke lokasi saya yang biasanya suka foto begitu sampai tempat wisata malah benar-benar nggak berani foto-foto loncat, ataupun foto hanya sekedarnya. Semua pengunjung terlihat khusyuk dan khidmat mendengarkan penjelasan dari walkman kecil tersebut. Apa sih Killing Field of Choeung Ek? Ke masa lalu sejenak yuk dan belajar sedikit sejarah kelam Kamboja. Pada tahun 1975-1978 kira-kira sebanyak 17.000 (tujuh belas ribu) orang disiksa dan dibantai, nggak memandang usia dan gender, yang masih balita saja dilempar dan dihantamkan ke pohon besar sampai tewas. Adalah Pol Pot atau nama aslinya Saloth Sar pemimpin Partai Komunis yang bertanggung jawab atas semua peristiwa tersebut,