Untuk kepentingan riset hidrografi, KRI Rigel-933 dilengkapi
peralatan pemeruman yang super lengkap mulai Single
Beam Echosounder KONGSBERG EA600, Multibeam
Shallow Water Dual head KONGSBERG EM2040 yang
mampu melaksanakan pemetaan perairan dangkal dari 0
hingga 450 meter. Untuk kepentingan survei laut dalam
terdapat Multibeam Deep Water KONGSBERG EM302,
di mana dengan menggunakan gelombang suara pada
frekuensi 30 KHz, alat ini mampu melaksanakan pemetaan
bawah laut hingga kedalaman 7.000 meter. Selain itu, kapal
ini juga dilengkapi alat pencitra dasar laut Side Scan Sonar
KONGSBERG 2094.
Kemampuan di bidang survei oseanografi, KRI Rigel-933
dilengkapi CTD Profil RESON yang dipadu dengan Nansen
Bottle (Rosset 12x8 liter sampel air). Alat ini berfungsi sebagai
pengukur karakteristik air laut, seperti suhu, salinitas tekanan,
kedalaman, dan densitas air laut. Alat ini juga mempunyai
sensor dalam mengukur parameter fisik air laut dan dapat
digunakan hingga kedalaman 6.000 meter. Alat canggih
lainnya adalah KONGSBERG ADCP untuk melihat profil
arus dengan metode Doppler, Current Meter Valeport 106
untuk melihat arus secara stasioner, Wave and Tide Recorder
Valeport WTR untuk menara gelombang dan dinamika
pasang surut, Bathy Thermograph MIDAS SVP PLUS V2
guna melihat profil bahang di badan air serta Handwinch
Macartney MHW.
Dalam riset geofisik, dalam hal kepentingan riset dasar
laut KRI Rigel-933 dilengkapi dengan peralatan Sub Bottom
Profile SES 2000 yang mampu mencitrakan badan sedimen
dasar laut, juga dilengkapi peralatan untuk pengambilan
contoh sedimen berupa gravity Corer OSIL (3 M) dan Grab
Sampler Petite Ponar Grab untuk sedimen permukaan. Kapal
ini juga dilengkapi pendeteksi kemagnetan Magnetometer
SEASPY guna memetakan sifat kemagnetan bumi serta
mampu menginvestigasi anomaly kemagnetan suatu area
survei dalam skala detail.
Peralatan lain yang tak kalah menariknya adalah
instrumentasi penera karakteristik massa udara. Kapal ini
dilengkapi AWS Vaisala MAWS420 yang mampu merekam
data angin, suhu dan kelembaban udara, curah hujan dan
pama penyinaran matahari secara automatis.
Peralatan canggih lainnya adalah kapal ini dilengkapi
dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle
(AUV) dari KONGSBERG HUGIN 1000 yang berfungsi
melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan
kedalaman 1000 meter. Peralatan survei yang mirip torpedo
gemuk berwarna oranye terang ini menjadi andalan dalam
memindai bentang alam laut mengandalkan sonar sisinya.
Alat buatan Kongsberg, Norwegia ini bisa beroperasi secara
mandiri (otonom) berbasis data komputer yang telah diinput
dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika
waktu. Alat ini mampu membedakan lapisan demi lapisan
air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas
dan pergerakan arus air. Juga bisa membedakan apakah obyek
yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya.
Selain itu, KRI Rigel-933 juga dilengkapi dengan Remotely
Operated Vehicle (ROV) dari OCEAN MODUL V8 buatan
ECA Robotics, Perancis. Peralatan survei robot bawah air
ini dapat berfungsi sebagai survei geofisika, pipa bawah
laut. Dengan dilengkapi sebuah lengan dengan lima fungsi
gerakan, layaknya tangan manusia, sehingga dapat mengambil
obyek di dasar laut. Robot bawah air ini dilengkapi dua buah
kamera bawah air, dan satu buah kamera tiga dimensi. ROV
mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan
penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman
1000 meter.
KRI Rigel-933 yang terbuat dari aluminiumalloy ini
dibekali senjata ringan Canon Rheinmetall kaliber 20 mm
pada haluan yang dikendalikan manual dan ada dua pucuk
SMB (senapan mesin besar) kaliber 12,7 mm pada buritan.
Nama Rigel diambil dari istilah astronomi sebagai salah
satu bintang kedua yang paling bercahaya di rasi bintang
Orion (Waluku) berwarna biru keputihan dan memiliki
kekuatan cahaya sekitar 117 ribu kali luminositas matahari
dengan diameter 74 kali matahari. Dalam bahasa Arab, kata
Rigel sering disebut “Rigl awza al-Yusra” yang berarti kaki
kiri.
KRI Rigel-933 dibangun berdasarkan kontrak pengadaan
kapal BHO yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan
Republik Indonesia dengan pihak galangan OCEA Perancis.
Berdasarkan kontrak tersebut dilaksanakan pembangunan
kapal perang kelas BHO sebanyak 2 (dua) buah yang dimulai
sejak bulan Oktober 2013. KRI Rigel-933 merupakan produk
pertama dari hasil penandatanganan tersebut. Sedangkan
kapal kedua direncanakan akan tiba pada September 2015
nanti dan akan diberi nama Spica yang juga memakai nama
rasi bintang, sebagaimana halnya dengan Rigel alias rasi
Lintang Waluku (Jawa) atau Orion (Inggris/Barat).
Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015
29