Cakrawala Edisi 426 | Page 29

Untuk kepentingan riset hidrografi, KRI Rigel-933 dilengkapi peralatan pemeruman yang super lengkap mulai Single Beam Echosounder KONGSBERG EA600, Multibeam Shallow Water Dual head KONGSBERG EM2040 yang mampu melaksanakan pemetaan perairan dangkal dari 0 hingga 450 meter. Untuk kepentingan survei laut dalam terdapat Multibeam Deep Water KONGSBERG EM302, di mana dengan menggunakan gelombang suara pada frekuensi 30 KHz, alat ini mampu melaksanakan pemetaan bawah laut hingga kedalaman 7.000 meter. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi alat pencitra dasar laut Side Scan Sonar KONGSBERG 2094. Kemampuan di bidang survei oseanografi, KRI Rigel-933 dilengkapi CTD Profil RESON yang dipadu dengan Nansen Bottle (Rosset 12x8 liter sampel air). Alat ini berfungsi sebagai pengukur karakteristik air laut, seperti suhu, salinitas tekanan, kedalaman, dan densitas air laut. Alat ini juga mempunyai sensor dalam mengukur parameter fisik air laut dan dapat digunakan hingga kedalaman 6.000 meter. Alat canggih lainnya adalah KONGSBERG ADCP untuk melihat profil arus dengan metode Doppler, Current Meter Valeport 106 untuk melihat arus secara stasioner, Wave and Tide Recorder Valeport WTR untuk menara gelombang dan dinamika pasang surut, Bathy Thermograph MIDAS SVP PLUS V2 guna melihat profil bahang di badan air serta Handwinch Macartney MHW. Dalam riset geofisik, dalam hal kepentingan riset dasar laut KRI Rigel-933 dilengkapi dengan peralatan Sub Bottom Profile SES 2000 yang mampu mencitrakan badan sedimen dasar laut, juga dilengkapi peralatan untuk pengambilan contoh sedimen berupa gravity Corer OSIL (3 M) dan Grab Sampler Petite Ponar Grab untuk sedimen permukaan. Kapal ini juga dilengkapi pendeteksi kemagnetan Magnetometer SEASPY guna memetakan sifat kemagnetan bumi serta mampu menginvestigasi anomaly kemagnetan suatu area survei dalam skala detail. Peralatan lain yang tak kalah menariknya adalah instrumentasi penera karakteristik massa udara. Kapal ini dilengkapi AWS Vaisala MAWS420 yang mampu merekam data angin, suhu dan kelembaban udara, curah hujan dan pama penyinaran matahari secara automatis. Peralatan canggih lainnya adalah kapal ini dilengkapi dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) dari KONGSBERG HUGIN 1000 yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter. Peralatan survei yang mirip torpedo gemuk berwarna oranye terang ini menjadi andalan dalam memindai bentang alam laut mengandalkan sonar sisinya. Alat buatan Kongsberg, Norwegia ini bisa beroperasi secara mandiri (otonom) berbasis data komputer yang telah diinput dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika waktu. Alat ini mampu membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air. Juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya. Selain itu, KRI Rigel-933 juga dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) dari OCEAN MODUL V8 buatan ECA Robotics, Perancis. Peralatan survei robot bawah air ini dapat berfungsi sebagai survei geofisika, pipa bawah laut. Dengan dilengkapi sebuah lengan dengan lima fungsi gerakan, layaknya tangan manusia, sehingga dapat mengambil obyek di dasar laut. Robot bawah air ini dilengkapi dua buah kamera bawah air, dan satu buah kamera tiga dimensi. ROV mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman 1000 meter. KRI Rigel-933 yang terbuat dari aluminiumalloy ini dibekali senjata ringan Canon Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan yang dikendalikan manual dan ada dua pucuk SMB (senapan mesin besar) kaliber 12,7 mm pada buritan. Nama Rigel diambil dari istilah astronomi sebagai salah satu bintang kedua yang paling bercahaya di rasi bintang Orion (Waluku) berwarna biru keputihan dan memiliki kekuatan cahaya sekitar 117 ribu kali luminositas matahari dengan diameter 74 kali matahari. Dalam bahasa Arab, kata Rigel sering disebut “Rigl awza al-Yusra” yang berarti kaki kiri. KRI Rigel-933 dibangun berdasarkan kontrak pengadaan kapal BHO yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pihak galangan OCEA Perancis. Berdasarkan kontrak tersebut dilaksanakan pembangunan kapal perang kelas BHO sebanyak 2 (dua) buah yang dimulai sejak bulan Oktober 2013. KRI Rigel-933 merupakan produk pertama dari hasil penandatanganan tersebut. Sedangkan kapal kedua direncanakan akan tiba pada September 2015 nanti dan akan diberi nama Spica yang juga memakai nama rasi bintang, sebagaimana halnya dengan Rigel alias rasi Lintang Waluku (Jawa) atau Orion (Inggris/Barat). Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 29