info
28
Kasal di anjungan KRI Rigel-933.
kapasitas dalam pembangunan kelautan terutama dalam
memutakhirkan data hidro-oseanografi, selain sebagai salah
satu bentuk memodernisasi kapal dan peralatan survei
pemetaannya. Namun demikian masuknya KRI Rigel-933
dalam jajaran armada survei belumlah cukup, negara dengan
sebutan benua maritim ini idealnya memiliki enam kapal
survei sekelas KRI Rigel-933 mengingat luasnya wilayah
perairan Indonesia yang harus dimutakhirkan.
Untuk diketahui, Dishidros saat ini memiliki 5 (lima)
buah KRI, yang masuk jenis kapal Bantu Hidro-Oseanografi
(BHO). Namun dari sekian buah KRI tersebut tak satupun
kapal tersebut fungsi asasinya sebagai kapal survei. KRI
Dewa Kembar-932 misalnya, sebelumnya bernama HMS
Hydra adalah kapal tipe rumah sakit di Angkatan Laut Inggris
dengan tahun pembuatan 1964. KRI Leuser-924 adalah kapal
tunda samudera dan sisanya (KRI Pulau Rote-721, KRI Pulau
Rempang-729 dan KRI Pulau Romang-723) adalah kapal
penyapu ranjau.
Masuknya KRI Rigel-933 dalam jajaran armada kapal
Dishidros akan mengemban tugas pokok untuk melaksanakan
operasi survei dan pemetaan laut. Pada level pertimbangan
taktis dan strategis, KRI Rigel-933 juga dapat melaksanakan
tugas menjaga dan melindungi kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta Operasi Militer Selain Perang lainnya
seperti halnya dalam misi kemanusiaan, operasi penyelaman
serta Search and Rescue (SAR).
Berbeda dengan kapal perang pada umumnya, kapal riset
multiguna KRI Rigel-933 mempunyai kemampuan dalam
melaksanakan survei Hidrografi, Oseanografi, Geofisika dan
Perikanan. Kapal dengan panjang 60.10 meter dan lebar 11.5
meter ini mempunyai kapasitas angkut ABK berjumlah 30
orang, peneliti 10 orang dan penumpang lainnya 6 orang.
Kapal ini juga sangat cocok dalam kegiatan operasi survei
kelautan yang membutuhkan presisi posisioning sangat tinggi
seperti dalam kegiatan pengeboran (drilling), pengambilan
sampel dasar laut dan di badan air (sampling plankton) serta
penurunan instrumentasi perekam data karakteristik massa
air laut (penurunan CTD, Vertical Microstructure Profile).
KRI Rigel-933 dilengkapi dengan Dynamic Position (DP),
sebuah sistem komputer yang secara otomatis menggerakan
pendorong/thruster untuk menentukan posisi kapal yang
diinginkan. Sistem komputer ini dikomunikasikan dengan
satelit dan informasi kondisi arus dan angin yang selanjutnya
akan membantu dalam mengontrol gerakan kapal guna
mempertahankan posisi tetap/fix yang diinginkan. Hal
ini diperlukan saat melakukan kegiatan penurunan CTD,
drilling, pengambilan sampel sedimen bawah laut yang
memerlukan tingkat akurasi posisi yang tinggi. Bukan
main-main, awak kapal yang mengoperasikan DP harus
mempunyai keahlian khusus mengoperasikan DP. Untuk
menjadi operator alat ini, awak kapal harus mengikuti
training di Singapura atau di Philipina.
KRI Rigel-933 juga sangat stabil karena dilengkapi
FLUME, sistem stabilisasi pasif berisi tanki longitudinal
untuk mengimbangi gerakan platform. Hasil uji coba KRI
Rigel-933 menunjukkan hasil sangat meyakinkan, efek kapal
bergoyang dapat berkurang hingga 70%.
Guna keperluan navigasinya, KRI Rigel-933 dilengkapi
dengan Radar FURUNO X band model FAR2117 ARPA,
selain itu sistem ECDIS dari FURUNO tipe FEA 2107
Chart Format S57. Sistem penentuan posisi globalnya
menggunakan DGPS NAVIS SEASTAR 9200G2, sedangkan
dalam melaksanakan manuver Auto Pilot 70.
Dalam pengoperasian alat Sonar, di mana membutuhkan
keheningan (bebas dari noise mesin kapal) KRI Rigel-933
menggunakan baling-baling fixed pitch, dengan dua mesin
diesel-electric propulsion, yang meminimalisir vibrasi serta
mampu meningkatkan kualitas pengukuran.
Ruang pengendalian KRI Rigel-933 memiliki
pemandangan 360 derajat, di mana tidak hanya mampu
visualisasi sekeliling kapal, tetapi juga dapat mengawasi
operasi di quarterdeck, yang biasanya tidak terlihat. Ruang ini
juga dilengkapi pemantauan radar navigasi dan kamera sensor
panas (thermal).
Untuk meningkatkan kecepatan kapal hingga 14 knot,
kapal ini menggunakan dua mesin pendorong MTU
8V4000M53 dengan kapasitas masing-masing 920 kilowatt
dan tiga generator yang masing-masing berdaya 250 kilowatt
. KRI Rigel-933 juga memiliki dua busur pendorong Hydro
Armor dan sistem penempatan dinamis buatan Navis. Kapal
ini mempunyai jarak jelajah 4400 NM pada kecepatan normal
12.0 knot, serta mampu mengarungi samudra pada kondisi
laut level 6 (Good Seaworthiness). Kapal dengan bobot sekitar
515 ton ini juga mempunyai daya tahan di laut (endurance) 20
hari untuk 46 personel ABK.
Keunggulan lainnya dari kapal ini dibandingkan kapal riset
jenis lainnya adalah pada peralatan survey dan pemetaannya.