berantai yang besar hingga ke seluruh dunia, karena apa yang terjadi kemudian
adalah pengembangan komoditas-komoditas lainnya seperti bahan-bahan baja dan
senjata api, serta pergeseran faktor produksi ke mesin yang kemudian dalam jangka
panjang akan memicu lahirnya kapitalisme modern, yang juga kemudian
menghasilkan antitesisnya yakni komunisme, yang mana kedua ideologi tersebut
kemduian berlomba dalam berbagai hal yang kemudian secara global mengubah
banyak situasi global.
Revolusi industri bisa dianggap sebagai suatu proses yang kontinu, karena apa
yang terjadi sejak mesin uap ditemukan hingga saat ini (periode 300 tahun) tidak
pernah terjadi selama 15000 tahun sebelumnya sejak manusia mengenal agrikultur 4 .
Proses perubahan yang terjadi selama 3 abad ini pun berlangsung secara kontinu
dalam alur perkembangan yang bisa dikatakan eksponensial. Meskipun begitu, para
ekonom berusaha membagi impuls-impuls signifikan perubahan industri dalam
diskritisasi era revolusi industri. Dalam diskritisasi ini, muncul istilah revolusi
industri kedua pada akhir abad ke-19 yang dikarakterisasi dengan penggunaan listrik
dalam moda produksi. Revolusi industri ketiga terjadi pada pertengahan abad ke-20
yang ditandai dengan penemuan komputer dan internet. Terakhir, sekarang di awal
abad ke-21, fenomena baru dalam perkembangan teknologi memaksa para ekonom
untuk menandai terjadinya revolusi industri ke-4, yakni revolusi digital, dimana sains
dan teknologi telah mencapai titik yang cukup ekstrim dengan berbagai inovasi di
wilayah nanoteknologi, realitas virtual, 3D printing, otomisasi perangkat, hingga
interkoneksi segala komoditas dalam konsep yang dikenal dengan internet of things.
Klaus Schwab, dalam [1] mengungkapkan terjadinya revolusi industri keempat
ini sebagai berikut
We are at the beginning of a global transformation that is characterized by the
convergence of digital, physical, and biological technologies in ways that are changing both the
world around us and our very idea of what it means to be human. The changes are historic in
terms of their size, speed, and scope. This transformation—the Fourth Industrial Revolution—
is not defined by any particular set of emerging technologies themselves, but rather by the
transition to new systems that are being built on the infrastructure of the digital revolution.
As these individual technologies become ubiquitous, they will fundamentally alter the way we
produce, consume, communicate, move, generate energy, and interact with one another. And
given the new powers in genetic engineering and neurotechnologies, they may directly impact
who we are and how we think and behave. The fundamental and global nature of this revolution
also poses new threats related to the disruptions it may cause—affecting labor markets and the
Kecepatan perubahan yang terjadi pada peradaban manusia selama 300 tahun ini bergerak secara
eksponensial, bahkan melebihi kecepatan perubahan selama 150 abad sebelumnya.
4
8