Literasi jelas bukan sebuah konsep yang asing, meski makna sesungguhnya
konsep ini tidak banyak dipahami secara utuh oleh kebanyakan orang. Padahal, di
sisi lain, keutuhan konsep literasi ini diperlukan untuk memahami keadaan era yang
terus berubah dan bagaimana respon manusia terhadapnya. Menganggap literasi
hanya sebatas baca dan tulis tentu akan terasa semakin terasing bila dikaitkan dengan
masa dimana manusia berkomunikasi dengan video call atau melihat informasi hanya
dengan share media sosial. Menulis dan membaca mungkin masih masuk ke dalam
konteks, namun bila itu kemudian yang menjadi standar literasi seseorang, maka
literasi sudah turun derajatnya dan bukan lagi hal yang krusial di abad ini. Berapa
persen manusia yang masih belum bisa baca-tulis tahun 2018? Bahkan di Indonesia
sekalipun, angka buta aksara sudah berada di bawah 5 persen penduduk berumur di
atas 14 tahun 1 , dan akan terus berkurang seiring dengan perluasan pendidikan yang
meskipun lambat namun secara perlahan memperbaiki kekurangan. Lantas, literasi
seperti apa yang dibutuhkan sesungguhnya?
Makna literasi sesungguhnya tidak pernah berubah banyak sejak konsep itu
muncul dan didefinisikan, hanya saja keutuhan konsep ini butuh kontekstualisasi
yang baik dengan situasi dan keadaan untuk bisa dipertahankan kedalaman
maknanya. Kalaupun kemudian muncul istilah literasi 4.0 pun itu hanya merupakan
kontekstualisasi dengan era industri 4.0 yang sekarang pembahasan terkaitnya
menggaung dimana-mana. Apa sebenarnya literasi 1.0 sampai 3.0 pun tidak pernah
benar-benar terdefinisikan, karena memang literasi dari dulu sampai sekarang
tetaplah kemampuan berinteraksi dengan teks/informasi secara kritis, baik yang
diterima maupun dikeluarkan. Apakah kemudian dikaitkan dengan sains, media,
ataupun internet hanyalah bagaimana konsep literasi berada dalam konteks-konteks
tersebut. Mengingat membahas konsep dalam sebuah konteks sendiri pun tidak akan
lepas dari membahas secara utuh konteks itu sendiri, maka kita perlu memahami apa
yang sebenarnya terjadi pada era industri 4.0.
Industri 4.0
Konsep industri selalu dikaitkan dengan produksi komoditas. Karena begitu
krusialnya peran komoditas dalam kehidupan manusia, baik makro dalam konteks
negara bahkan global, hingga yang mikro dalam kehidupan sehari-hari, maka
industri menjadi entitas yang kehadirannya sangat signifikan dalam peradaban
manusia. Signifikasi industri membuat perubahan sedikit dalam aspek industri bisa
mengubah banyak beragam aspek kehidupan manusia. Perubahan praktik industri
secara radikal pada abad ke-18 di Eropa menghasilkan gelombang transformasi besar-
besaran peradaban manusia dalam lingkup global, baik dalam aspek ekonomi, sosial,
1
Data UNESCO 2016
6