Reading and writing are doomed . Literacy as we know it is over . Welcome to the post-literate future .
Tiga kalimat di atas mungkin terasa hiperbolis , namun layak untuk direnungi , dikaji , dan diperdalam lebih lanjut . Kalimat yang begitu provokatif tersebut ditulis oleh Michael Ridley di halaman depan web-based project bernama Beyond Literacy 1 yang ia bangun sejak 2012 lalu . Proyek ini merupakan sebuah eksperimen untuk membuka ruang diskursus mengenai fenomena yang terjadi secara global di dunia literasi . Ridley tidak mengajukan banyak hal , hanya sebuah kemungkinan bahwa akan tergantikannya aksara dengan sesuatu lain , yang ia belum tahu apa , dan hal itu akan merevolusi manusia secara masif dan total sebagaimana dahulu literasi merevolusi manusia bertradsi lisan .
Fenomena apa yang sebenarnya Ridley maksud ? Dalam era dimana teknologi sudah mencapai titik yang semakin sukar untuk dipahami , dimana machine learning 2 sudah menjadi kenyataan , dimana virtual reality akan masuk sebagai perangkat keseharian , ataupun dimana Google lebih mengerti diri kita sesungguhnya ketimbang kita sendiri , kemungkinan ( atau kenyataan ) bahwa literasi akan segera memasuki wujud baru bukan lagi hanya tuduhan , klaim , ataupun provokasi tak berdasar . Mulai dari level anak kecil hingga orang dewasa , membaca buku bukan lagi suatu hal yang melebur dalam kehidupan sehari-hari . Untuk belajar sesuatu , Youtube dan berbagai online course lain mungkin akan lebih bisa memfasilitasi dengan tingkat kejelasan dan kefektifan yang tinggi . Orang tidak perlu membaca Das Kapital untuk memahami komunisme , atau tidak perlu membaca Being and Time untuk memahami eksistensialisme Heidegger , tidak perlu membaca Origin of Species untuk memahami teori evolusi Darwin . Informasi sekilas , meskpun hanya berupa teks singkat sekian paragraf , atau video penjelasan yang ringkas , atau doktrin serta ajaran yang dberikan oleh otoritas , yang entah ditulis atau dibuat oleh siapa dengan latar belakang apa , mendominasi basis pengetahuan ketimbang kedalaman ilmu yang sesungguhnya . Dalam hal ini , teks menjad mandul , ia kehilangan otoritasnya .
Dalam sisi praksisnya sendiri , begitu banyak dilema dan polemik yang terjadi di dunia perbukuan , penerbitan , dan kepenulisan , yang membuat literasi tidak mencapai energi optimumnya . Seorang pegiat literasi , M . Iqbal Dawami , bahkan menyebut keadaan ini sebagai Pseudoliterasi , keadaan dimana literasi hanya mewujud dalam rupa yang semu , gadungan , tidak utuh . Buku terkapitalisasi secara ironis ,
1 Lih [ 3 ]
2 Algoritma program yang mampu memperbaiki kinerjanya sendiri seiring dengan ‘ pengalaman ’ yang program itu dapatkan melalui aliran data yang diberikan . Contoh machine learning adalah image recognition di Facebook .
18