Literasi Digital
Teks yang hadir dalam dunia digital sesungguhnya hanya berubah bentuk, atau
mungkin bisa dikatakan merevolusi bentuk. Teks dalam dunia digital sudah bukan
lagi sekedar teks aksara, ataupun visual-audio yang terpotong. Teks dalam dunia
digital, apalagi dalam konteks virtual reality (VR), telah masuk lebih dalam ke wilayah
imajinasi manusia. Persepsi yang dimunculkan teks tidak lagi terpisah dengan
pembaca, namun benar-benar dibuat menyatu bersama pembaca. Namun, teks dalam
konteks VR masihlah teks yang ‘dibuat’, selayaknya novel ataupun dongeng.
Pembaca sudah mengetahui bahwa itu bukan informasi yang perlu diolah dengan
baik, namun hanya perlu dinikmati. Dalam pemaknaan literasi sebagai kemampuan
berinteraksi dengan teks, maka teks yang dimaksud adalah teks yang riil, yang dalam
beberapa hal merujuk pada hal yang benar-benar ada dalam realita, bukan imajinasi,
meskipun masih dalam wilayah abstrak.
Era industri 4.0 memang tidaklah lagi mengubah bentuk teks atau unsur
ekstrinsik 7 dari teks yang hadir dalam kehidupan manusia. Setiap orang masih perlu
membaca aksara, melihat video, atau mendengar audio untuk menerima informasi
dalam era digital sekalipun. Yang berubah dari teks dalam era ini adalah unsur
intrinsik dari informasi yang tercantum di dalam teks tersebut. Teks yang dihadapkan
pada manusia dalam era digital adalah teks yang telah terolah sebelumnya oleh mesin
dan teknologi digital, sehingga manusia hanya menerima teks yang sesuai dengan
hasratnya secara praktikal. Manusia menerima teks secara pasif karena mesin telah
memilihkan, mengolah, dan menyodorkannya pada setiap pengguna. Apa yang kita
lihat di google ketika mencari sesuatu, atau apa yang muncul dalam iklan-iklan digital,
atau apa yang terpapar dalam daftar video berikutnya di youtube, sudah disesuaikan
dengan apa yang kita inginkan untuk lihat.
Semua itu dimungkinkan oleh berkembangnya machine learning 8 dimana mesin
bisa belajar dan mempelajari apapun data yang diberikan padanya. Pasalnya,
manusia setiap kali menggunakan perangkat digital, selalu meninggalkan data meski
hanya sedikit. Data ini bila dikumpulkan dan diolah dengan baik akan bisa
merepresentasikan kebiasaan dan psikologi manusia tersebut, dan data itulah yang
dimiliki oleh mesin. Menggunakan data yang ditinggalkan setiap pengguna, mesin
bisa secara otomatis melayani pengguna dengan cukup memberikan informasi sesuai
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar makna yang terkandung dalam teks itu sendiri,
seperti bungkus, bentuk, materiil, dan lain sebagainya, sedangkan unsur intrinsik adalah apa yang
inheren terkandung dalam teks.
8 Mesin (dalam bentuk program komputer) dikatakan ‘learning’ dari suatu pengalaman E terhadap
suatu bentuk pekerjaan T dengan performa P, jika performa mesin tersebut terhadap pekerjaan T, yang
diukur dengan P, bertambah, seiring dengan pengalaman E. (Definsi machine learning oleh Tom Michael
Mitchell [6])
7
10