Behind the Wheel
Human Oriented
Technology
Di Bluebird, teknologi terbaru tidak diadaptasi begitu saja.
Perlu sentuhan manusiawi dan disesuaikan dengan kultur perusahaan.
T
eknologi telah lama menjadi
keunggulan Bluebird. Sejak penggunaan
radio sampai Global Positioning
System (GPS), Bluebird adalah perusahaan taksi
yang selalu menjadi pelopor penggunaan
teknologi teranyar. Kini, di era yang disebut
“Internet of Things (IoT)”, Bluebird juga ada di
tengah-tengah kemajuan. Namun berbeda
dengan perusahaan teknologi, Bluebird selalu
menyesuaikan penggunaan teknologi dengan
sentuhan manusiawi.
“Di Bluebird, jasa utama kami terletak pada
kualitas layanan yang ramah dan jujur. Jika
salah menerapkan teknologi terbaru, kultur
khas Bluebird itu bisa luntur,” kata Andeka
Putra, Chief Information Officer PT Bluebird
Tbk. Dia bercerita tentang seorang pengemudi
lama yang mengembalikan sebagian uang ke
penumpang. Pengemudi itu menempuh jalan
yang agak berputar karena masih dalam tahap
belajar menggunakan aplikasi terbaru. Namun
dia mengembalikan sebagian uang pembayaran
yang dianggapnya sebagai akibat dari kesalahan
teknisnya yang tidak disengaja.
“Kejujuran seperti itu adalah sesuatu yang
tidak bisa ditentukan oleh teknologi. Namun
teknologi bisa ikut mendukung kultur
khas Bluebird dan terus mengembangkan
bisnisnya berdasar kultur itu,” lanjut Andeka
yang bergabung dengan Bluebird sejak 2016.
Pengembangan teknologi di Bluebird selalu
disesuaikan dengan kultur yang telah terbina
baik selama ini.
Salah satu contohnya adalah penerapan
teknologi Demand Prediction, yaitu suatu
teknologi informasi yang bisa mempertemukan
pelanggan dengan pengemudi yang sesuai.
Misal, pengemudi yang biasa berorientasi
di wilayah Jakarta Barat dari satu titik ke
titik tertentu pada jam-jam tertentu pula
bisa disesuaikan dengan pelanggan yang
memiliki kesesuaian data. Secara teknis, tim
teknologi informasi di Bluebird menyerap
data pelanggan dan pengemudi, kemudian
berdasar algoritma tertentu data tersebut
diolah dan dipertemukan.
“Dari dulu sebenarnya ini sudah terjadi,
di mana pengemudi membawa pelanggan
tertentu secara reguler, mungkin karena
sudah kenal atau alasan kebiasaan lain. Nah,
teknologi terbaru bisa semakin mempererat
kebiasaan seperti itu,” tambah Andeka. Demand
Prediction bukanlah teknologi khusus ciptaan
Bluebird. Namun di Bluebird teknologi ini
dikustomisasi secara khusus sesuai kultur dan
pengembangan bisnis perusahaan.
Selain Demand Prediction, Andeka bersama
timnya sedang mempersiapkan Internet of
Things (IoT), yaitu sebuah perangkat teknologi
yang akan diinstal pada setiap unit Bluebird
dan Silverbird. IoT adalah fitur teknologi
yang memiliki multifungsi, termasuk sebagai
pengganti peran argometer dan GPS. Lebih
dari itu, IoT mampu menginformasikan
kondisi kendaraan secara real time dan juga
memberi input informasi lainnya yang bisa
dimanfaatkan untuk banyak hal.
Ke depannya, kami melihat teknologi bukan
hanya mampu untuk melanggengkan
kultur perusahaan, tapi juga dapat ikut
mengembangkan perusahaan. Melalui
teknologi, kita bisa menyerap berbagai
informasi yang bisa diolah untuk
pengembangan bisnis,” ujar sarjana
Teknologi Informasi ini. Ke depannya,
dia mengatakan bahwa Bluebird akan
melangkah ke MaaS (Mobility as a Service),
di mana nanti Bluebird bisa melayani
transportasi publik multiplatform. Sehingga
suatu hari nanti orang bisa berpindah dari
Bluebird ke bus atau ke LRT dan MRT dalam
satu aplikasi terintegrasi.
MANUSIAWI | Andeka Putra (atas)
memastikan bahwa teknologi di Bluebird
memiliki sentuhan manusiawi.
Mutiara Biru
65