Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Oktober 2018 | Page 49

Going Places Destination Museum dan City Tour Wisata Sejarah Ada beberapa cara mengenal Semarang lebih dekat. Pertama, berkunjung ke Museum Ranggawarsita di Jalan Abdulrahman Saleh. Di sini, dipamerkan lebih dari 50.000 benda koleksi yang tersebar di gedung A, B, C, dan D, masing-masing menampilkan koleksi tematik, dari geografi, arkeologi, etnografi, teknologi, hingga seni rupa. Ranggawarsita sendiri adalah pujangga dari Keraton Kasunanan Solo yang hidup pada abad ke-19, semasa pemerintahan Pakubuwono VII. Kedua, naik bus tingkat Si Kenang yang mangkal di pelataran Museum Ranggawarsita, tanpa dipungut biaya. Bus berkapasitas 70 orang yang menggaungkan tagline “Yuk Muter-muter Semarang” ini beroperasi setiap Selasa sampai Minggu, dengan jadwal keberangkatan berbeda-beda. Rute yang dilewati antara lain Tugu Muda, Stasiun Tawang, Lawang Sewu, Simpang Lima, Kelenteng Sam Poo Kong, juga berhenti sebentar di Kota Lama dan Kampung Pelangi. 25 menit dari Simpang Lima Pasar Semawis Nuansa Tionghoa Sejumlah literatur menyebutkan, orang Tionghoa menjejakkan kakinya di Semarang sejak abad ke-15, ketika kapal yang dikomando oleh Laksamana Cheng Ho melintas di Laut Jawa dan berlabuh. Berabad kemudian, pada era 1740-an, terjadi konflik etnis yang memaksa warga Tionghoa yang semula bermukim di kawasan Gedong Batu, lalu hijrah ke kawasan Pecinan sekarang. Memasuki 2000, kawasan yang memiliki sembilan kelenteng ini pun meramai, terutama saat Imlek. Wilayah ini lebih populer dengan nama “Pasar Semawis”. Belakangan, seruas Jalan Gang Warung dan sekitarnya menjadi destinasi wisata kuliner saban akhir pekan, sejak sore hingga malam. Deretan tenda juga kedai menyajikan makanan klasik, antara lain gudeg, soto dan es hawa dan tentu saja masakan oriental. Juga tersedia menu jaman now seperti smoky snack ala Korea dan obanyaki ala Jepang. 35 menit dari Tugu Muda Mutiara Biru 47