Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Juni 2018 | Page 78

Indonesian Signature Karisma Parang Diinisiasi oleh Panembahan Senopati, digemari oleh Presiden Jokowi. Batik Parang punya sejarah yang panjang. A pa sesungguhnya yang disebut “batik asli”? Ada banyak versi jawaban untuk pertanyaan itu. Salah satu jawaban yang dianggap paling sahih adalah “Batik Parang”. Batik klasik ini diklaim sebagai “batik asli Indonesia” karena pertama kali diciptakan dari lingkungan Keraton Mataram Kertasura (Solo), sekitar tahun 1600jauh sebelum Indonesia sebagai sebuah negara terbentuk. Jika negara lain mengakui ini sebagai batik asli mereka, secara geopolitik itu bisa dibantah. Batik Parang adalah batik tertua di wilayah Indonesia, dibuat dengan motif bidang-bidang menurun (diagonal) seperti lereng. “Parang” itu sendiri diambil dari kata “pereng” yang bermakna ‘lereng’. Batik Parang pada awalnya sangat dekat dengan kehidupan para raja. Batik Parang memang sarat akan muatan fi losofi s, sesuai dengan motifnya masing-masing. Motif Parang Klitik menggambarkan pola parang dengan stilasi yang halus, merepresentasikan feminisme, karena itu dulunya biasa disandang para putri raja. Batik Parang pada mulanya hanya dikenakan oleh keluarga kerajaan, namun seiring perkembangan zaman menjadi batik yang amat merakyat. Di era sekarang, Batik Parang seperti kembali “naik kelas”, dengan produksi mewah yang dijual di segmen kalangan atas. Batik Parang yang betul-betul klasik bahkan menjadi collectible item yang banyak diburu kolektor. Joko Widodo adalah warga Solo yang menggemari Batik Parang jauh sebelum menjadi presiden, di mana beliau sekarang sering mengenakan Batik Parang di sejumlah acara kenegaraan. BUTIK BATIK House of Danar Hadi Sebuah butik batik milik Santosa Dullah, seorang pembatik dan pengusaha yang terkenal dengan brand “Danar Hadi” diambil dari nama istrinya, Danarsih Hadipriyono. Jl. Gajah Mada No. 186 Semarang, Jawa Tengah Tel. (024) 8317445 Lokasi ini dapat ditempuh menggunakan taksi sekitar 12 menit dari Lawang Sewu. Konon Panembahan Senopati, Raja pertama Kesultanan Mataram, mendapat inspirasi motif Batik Parang Rusak dari hasil pertapaannya di Pantai Selatan. Motif ini menggambarkan ombak yang tak pernah menyerah menghantam karang, dimaknai sebagai perjuangan hidup yang konsisten melawan kejahatan, baik yang ada di luar maupun di dalam diri, sampai akhirnya manusia menjadi bijak. 76 Mutiara Biru