Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - July 2018 | Page 67

Behind the Wheel Pentingnya Menjaga Keseimbangan Di Blue Bird Group, serikat pekerja memastikan hubungan yang harmonis antara pengemudi dan perusahaan. Bahkan aspirasi bisa disampaikan dengan bertatap muka. etika serta langkah-langkah yang harus ditempuh. Terlebih dahulu, keluhan atau aspirasi disampaikan kepada ketua unit di pool. Setelah itu, barulah diteruskan ke DPP SPBBG. Sebagai kelanjutan dari laporan ketua unit di pool, Marzuki bersama para pemangku jabatan di DPP SPBBG yang terdiri atas unsur karyawan dan pengemudi berembuk melalui rapat pleno atau rapat gabungan yang digelar pada tanggal 15 setiap bulan untuk merangkum solusi. Tentu saja, agenda timnya bukan hanya itu, melainkan juga menyusun program kerja dan menetapkan sanksi. H ubungan antara pekerja dan manajemen di beberapa perusahaan kerap diwarnai perselisihan. Tudingan negatif pun diarahkan kepada serikat pekerja yang menuntut ini itu saat terjadi masalah. Namun tidak demikian halnya dengan Serikat Pekerja Blue Bird Group (SPBBG). “Demo bukan budaya kami,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SPBBG R. Marzuki. SPBBG merupakan format baru dari perkumpulan sebelumnya, Kokar, akronim dari Korps Karyawan BBG. Terhitung sejak 11 Januari 1999, SPBBG resmi beroperasi. Selama 24 tahun Marzuki menjadi bagian dari Keluarga Besar Blue Bird Group sampai sekarang. Hingga akhirnya dipercaya menjadi bagian DPP SPBBG— sebagai Ketua I—sejak 2013, setelah 18 tahun narik. Sebagai Ketua Umum DPP SPBBG, pria berkacamata ini bertanggung jawab langsung kepada Vice President Operations (VPO) BBG Agus Sulistiyono. Sejak awal menduduki jabatan di DPP SPBBG yang merupakan hasil Marzuki menyebut program kerja tersebut sebagai penyeimbang antara anggota SPBBG dengan manajemen. Ia meyakini, keseimbangan membuat perusahaan maju dan anggota SPBBG sejahtera. Lebih dari itu, ia pun bertekad menanamkan pemahaman kepada anggota SPBBG, bahwa peran perkumpulan ini bukan sebatas penyeimbang, tetapi juga pelindung. musyawarah formatur, Marzuki menerapkan kejujuran, kedisiplinan, juga kerja keras dan kerja cerdas di lingkungannya. “Kejujuran itu faktor utama,” ia menegaskan. “Sehebat apa pun seseorang, bila tidak jujur akan tahu sendiri akibatnya. Asalkan mau bekerja dengan benar dan jujur, kita bisa berhasil.” Ia mengakui, memang pernah terjadi “perbedaan pendapat” di kalangan karyawan Blue Bird, yang terdiri atas pengemudi, staf umum serta staf bengkel. “Mereka datang menyampaikan keluhan, tapi bukan demo,” kata Marzuki. Nihilnya demo, dikatakan Marzuki, karena SPBBG tidak berafiliasi dengan pihak mana pun. Tak heran bila hubungan antara karyawan dengan manajemen terjalin harmonis. “Tugas kami di DPP SPBBG adalah mencegah jangan sampai gejolak apalagi demo karena tidak menjamin solusi,” kata Marzuki. Kalaupun pengemudi atau karyawan memiliki unek- unek, pihak DPP SPBBG telah menetapkan “Dengan begitu, ada ketenangan dan kepercayaan antara karyawan dengan manajemen dan sebaliknya,” kata Marzuki. Ke depan, Marzuki berencana go digital, membangun sistem yang dinamakan DPP Menjawab, semacam call center yang memudahkan karyawan dan pengemudi dalam menyampaikan keluhan dan aspirasi. Sejalan dengan itu, tim pun bisa langsung memberikan solusi untuk mengatasi masalah. Ia berkomitmen, “Pengemudi dan karyawan adalah anggota kami yang harus dilayani dengan baik oleh perusahaan.” HARMONIS | SPBBG menjamin pola komunikasi yang harmonis antara pengemudi dan perusahaan. Mutiara Biru 65