Behind the Wheel
Pentingnya Menjaga
Keseimbangan
Di Blue Bird Group, serikat pekerja memastikan hubungan yang
harmonis antara pengemudi dan perusahaan. Bahkan aspirasi bisa
disampaikan dengan bertatap muka.
etika serta langkah-langkah yang harus
ditempuh.
Terlebih dahulu, keluhan atau aspirasi
disampaikan kepada ketua unit di pool. Setelah
itu, barulah diteruskan ke DPP SPBBG. Sebagai
kelanjutan dari laporan ketua unit di pool,
Marzuki bersama para pemangku jabatan di
DPP SPBBG yang terdiri atas unsur karyawan
dan pengemudi berembuk melalui rapat
pleno atau rapat gabungan yang digelar pada
tanggal 15 setiap bulan untuk merangkum
solusi. Tentu saja, agenda timnya bukan hanya
itu, melainkan juga menyusun program kerja
dan menetapkan sanksi.
H
ubungan antara pekerja dan
manajemen di beberapa perusahaan
kerap diwarnai perselisihan. Tudingan
negatif pun diarahkan kepada serikat pekerja
yang menuntut ini itu saat terjadi masalah.
Namun tidak demikian halnya dengan Serikat
Pekerja Blue Bird Group (SPBBG). “Demo bukan
budaya kami,” kata Ketua Umum Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) SPBBG R. Marzuki.
SPBBG merupakan format baru dari
perkumpulan sebelumnya, Kokar, akronim
dari Korps Karyawan BBG. Terhitung sejak 11
Januari 1999, SPBBG resmi beroperasi. Selama
24 tahun Marzuki menjadi bagian dari Keluarga
Besar Blue Bird Group sampai sekarang. Hingga
akhirnya dipercaya menjadi bagian DPP
SPBBG— sebagai Ketua I—sejak 2013, setelah
18 tahun narik.
Sebagai Ketua Umum DPP SPBBG, pria
berkacamata ini bertanggung jawab langsung
kepada Vice President Operations (VPO) BBG
Agus Sulistiyono. Sejak awal menduduki
jabatan di DPP SPBBG yang merupakan hasil
Marzuki menyebut program kerja tersebut
sebagai penyeimbang antara anggota
SPBBG dengan manajemen. Ia meyakini,
keseimbangan membuat perusahaan maju
dan anggota SPBBG sejahtera. Lebih dari itu,
ia pun bertekad menanamkan pemahaman
kepada anggota SPBBG, bahwa peran
perkumpulan ini bukan sebatas penyeimbang,
tetapi juga pelindung.
musyawarah formatur, Marzuki menerapkan
kejujuran, kedisiplinan, juga kerja keras dan
kerja cerdas di lingkungannya.
“Kejujuran itu faktor utama,” ia menegaskan.
“Sehebat apa pun seseorang, bila tidak jujur
akan tahu sendiri akibatnya. Asalkan mau
bekerja dengan benar dan jujur, kita bisa
berhasil.” Ia mengakui, memang pernah terjadi
“perbedaan pendapat” di kalangan karyawan
Blue Bird, yang terdiri atas pengemudi, staf
umum serta staf bengkel.
“Mereka datang menyampaikan keluhan,
tapi bukan demo,” kata Marzuki. Nihilnya
demo, dikatakan Marzuki, karena SPBBG tidak
berafiliasi dengan pihak mana pun. Tak heran
bila hubungan antara karyawan dengan
manajemen terjalin harmonis.
“Tugas kami di DPP SPBBG adalah mencegah
jangan sampai gejolak apalagi demo karena
tidak menjamin solusi,” kata Marzuki. Kalaupun
pengemudi atau karyawan memiliki unek-
unek, pihak DPP SPBBG telah menetapkan
“Dengan begitu, ada ketenangan dan
kepercayaan antara karyawan dengan
manajemen dan sebaliknya,” kata Marzuki.
Ke depan, Marzuki berencana go digital,
membangun sistem yang dinamakan
DPP Menjawab, semacam call center yang
memudahkan karyawan dan pengemudi
dalam menyampaikan keluhan dan aspirasi.
Sejalan dengan itu, tim pun bisa langsung
memberikan solusi untuk mengatasi masalah.
Ia berkomitmen, “Pengemudi dan karyawan
adalah anggota kami yang harus dilayani
dengan baik oleh perusahaan.”
HARMONIS | SPBBG menjamin pola
komunikasi yang harmonis antara pengemudi
dan perusahaan.
Mutiara Biru
65