Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Februari 2019 | Page 41

Advertorial Implantasi Rumah Siput Gangguan pendengaran akibat kerusakan pada rumah siput (koklea) di dalam telinga dapat diatasi dengan Implan Koklea. Ikuti wawancara dengan dr. Harim Priyono, Sp.THT- KL(K) dari RS Premier Jatinegara tentang operasi kecil yang amat minim risiko ini. Berapa angka penderita gangguan pendengaran di Indonesia? Melalui riset, disebutkan 3 dari setiap 1.000 kelahiran bayi mengalami gangguan pendengaran bawaan. Jadi, jumlahnya tinggal dihitung saja dari populasi penduduk kita saat ini. Itu belum termasuk gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh faktor eksternal, bukan bawaan lahir. Apakah semua tipe gangguan pendengaran dapat disembuhkan? Gangguan pendengaran itu terbagi menjadi tiga, yaitu konduktif, sensorineural dan campuran dari keduanya. Gangguan pendengaran konduktif dapat disembuhkan melalui operasi dan pengobatan. Sementara gangguan pendengaran sensorineural yang tergolong berat dan sangat berat memerlukan alat bantu berupa Implan Koklea. Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai alat bantu Implan Koklea? Ini merupakan satu-satunya teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi kerusakan pada rumah siput di dalam telinga atau yang disebut koklea. Alat ini terbagi menjadi dua unit. Pertama adalah unit eksternal yang berfungsi untuk mengubah suara menjadi informasi elektrik, kemudian unit internal yang diletakkan di dalam koklea yang berfungsi memproses informasi elektrik tadi menjadi stimulasi listrik yang dapat dihantarkan syaraf pendengaran menuju otak sebagai suara. “Dari skala 1 hingga 10 persen, risiko dari operasi ini bisa dibilang kurang dari 1 persen. Ini merupakan salah satu operasi medis dengan risiko terkecil.” Apakah Implantasi Koklea termasuk jenis operasi berisiko besar? Memang ada beberapa risiko, tapi dari skala 1 hingga 10 persen, risiko dari operasi ini bisa dibilang kurang dari 1 persen. Ini merupakan salah satu operasi medis dengan risiko terkecil, jauh lebih kecil dibanding risiko operasi amandel yang sudah populer di masyarakat. Jadi, penderita gangguan pendengaran sama sekali tidak perlu khawatir akan risikonya. Berapa usia rata-rata penderita yang pernah Anda tangani? Di RS Premier Jatinegara, saya telah menangani operasi 92 pasien atau 125 telinga. Dari jumlah tersebut, 97 persen atau sebanyak 89 pasien adalah usia anak-anak dan hanya 3 persen pasien dewasa. Hal ini berbeda dengan di luar negeri di mana sebagian besar adalah pasien dewasa dan lansia. Apa saja layanan dan fasilitas yang tersedia di RS Premier Jatinegara? Kami menyediakan layanan mulai kandidasi operasi, yaitu beberapa tahap yang harus dilalui pasien untuk menentukan acuan-acuan identifikasi operasi sebelum dilakukan operasi. Tahapan ini menggunakan sejumlah fasilitas teknologi terkini seperti Computed Tomography (CT) Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Kemudian, kami melayani proses operasinya itu sendiri yang hanya memerlukan pasien menginap 1 malam saja. Saat ini kami bekerja sama dengan produsen Cochlear Implant dari Australia yang tepercaya sebagai penyedia alat. Berapa perkiraan biaya untuk jenis operasi ini? Cochlear Implant pertama kali diciptakan di tahun 1972, dan sekarang sudah berkembang pesat. Kini telah dilengkapi teknologi terkomputerisasi yang mampu mengenali suara pada ragam situasi berbeda. Apakah itu suara di ruang tertutup, atau di ruang terbuka, di tempat yang cenderung sepi atau di tengah keramaian. Harga alat ini tergantung dari kemampuannya untuk secara otomatis membedakan berbagai situasi tersebut. Kisarannya dimulai dari 100 hingga 400 juta rupiah. Terlepas dari harganya, teknologi ini sangat membantu pasien untuk jangka waktu yang sangat panjang. Dr. Harim Priyono ketika menangani pasien anak di Rumah Sakit Premier Jatinegara. Mutiara Biru 39