Advertorial
Implantasi
Rumah Siput
Gangguan pendengaran akibat kerusakan pada rumah
siput (koklea) di dalam telinga dapat diatasi dengan Implan
Koklea. Ikuti wawancara dengan dr. Harim Priyono, Sp.THT-
KL(K) dari RS Premier Jatinegara tentang operasi kecil yang
amat minim risiko ini.
Berapa angka penderita gangguan pendengaran di Indonesia?
Melalui riset, disebutkan 3 dari setiap 1.000 kelahiran bayi mengalami gangguan
pendengaran bawaan. Jadi, jumlahnya tinggal dihitung saja dari populasi
penduduk kita saat ini. Itu belum termasuk gangguan pendengaran yang
diakibatkan oleh faktor eksternal, bukan bawaan lahir.
Apakah semua tipe gangguan pendengaran dapat disembuhkan?
Gangguan pendengaran itu terbagi menjadi tiga, yaitu konduktif, sensorineural
dan campuran dari keduanya. Gangguan pendengaran konduktif dapat
disembuhkan melalui operasi dan pengobatan. Sementara gangguan
pendengaran sensorineural yang tergolong berat dan sangat berat
memerlukan alat bantu berupa Implan Koklea.
Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai alat bantu Implan Koklea?
Ini merupakan satu-satunya teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi
kerusakan pada rumah siput di dalam telinga atau yang disebut koklea.
Alat ini terbagi menjadi dua unit. Pertama adalah unit eksternal yang berfungsi
untuk mengubah suara menjadi informasi elektrik, kemudian unit internal
yang diletakkan di dalam koklea yang berfungsi memproses informasi elektrik
tadi menjadi stimulasi listrik yang dapat dihantarkan syaraf pendengaran
menuju otak sebagai suara.
“Dari skala 1 hingga 10 persen, risiko dari operasi ini
bisa dibilang kurang dari 1 persen. Ini merupakan
salah satu operasi medis dengan risiko terkecil.”
Apakah Implantasi Koklea termasuk jenis operasi berisiko besar?
Memang ada beberapa risiko, tapi dari skala 1 hingga 10 persen, risiko dari
operasi ini bisa dibilang kurang dari 1 persen. Ini merupakan salah satu operasi
medis dengan risiko terkecil, jauh lebih kecil dibanding risiko operasi amandel
yang sudah populer di masyarakat. Jadi, penderita gangguan pendengaran
sama sekali tidak perlu khawatir akan risikonya.
Berapa usia rata-rata penderita yang pernah Anda tangani?
Di RS Premier Jatinegara, saya telah menangani operasi 92 pasien atau 125
telinga. Dari jumlah tersebut, 97 persen atau sebanyak 89 pasien adalah usia
anak-anak dan hanya 3 persen pasien dewasa. Hal ini berbeda dengan di luar
negeri di mana sebagian besar adalah pasien dewasa dan lansia.
Apa saja layanan dan fasilitas yang tersedia di RS Premier Jatinegara?
Kami menyediakan layanan mulai kandidasi operasi, yaitu beberapa tahap
yang harus dilalui pasien untuk menentukan acuan-acuan identifikasi operasi
sebelum dilakukan operasi. Tahapan ini menggunakan sejumlah fasilitas
teknologi terkini seperti Computed Tomography (CT) Scan dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI). Kemudian, kami melayani proses operasinya itu
sendiri yang hanya memerlukan pasien menginap 1 malam saja. Saat ini kami
bekerja sama dengan produsen Cochlear Implant dari Australia yang tepercaya
sebagai penyedia alat.
Berapa perkiraan biaya untuk jenis operasi ini?
Cochlear Implant pertama kali diciptakan di tahun 1972, dan sekarang sudah
berkembang pesat. Kini telah dilengkapi teknologi terkomputerisasi yang
mampu mengenali suara pada ragam situasi berbeda. Apakah itu suara di
ruang tertutup, atau di ruang terbuka, di tempat yang cenderung sepi atau di
tengah keramaian. Harga alat ini tergantung dari kemampuannya untuk secara
otomatis membedakan berbagai situasi tersebut. Kisarannya dimulai dari 100
hingga 400 juta rupiah. Terlepas dari harganya, teknologi ini sangat membantu
pasien untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Dr. Harim Priyono ketika
menangani pasien anak di
Rumah Sakit Premier Jatinegara.
Mutiara Biru
39