Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Desember 2018 | Page 67

Behind the Wheel The Tour Planner Program Big Bird Jalan-jalan banyak diatur melalui kanal media sosial. Seorang tour planner memastikan semuanya berjalan lancar dan menyenangkan. komunitas. “Banyak juga ibu-ibu lansia. Mereka melakukan trip untuk killing time. Dalam sebulan, bisa dua kali nge-trip,” kata Rena. “Mereka senang menggunakan BBJJ karena layanan premium dan harga pun tidak semahal yang dikira banyak orang. Armada dan awak kabin juga mumpuni.” Sebagai tour planner, Rena mengatur destinasi yang sesuai bagi peserta trip. “Banyak ibu- ibu lansia tertarik mengunjungi The Lodge Maribaya. Tapi mengingat medannya terlalu ekstrem, saya pilihkan destinasi yang lebih ramah lansia, seperti Dusun Bambu. Selain itu, setiap tiga bulan sekali, Rena juga mengganti destinasi trip baru agar pelanggan memiliki banyak alternatif. J angan bayangkan ada tim besar di balik program jalan-jalan bis besar Bigbird. Sejatinya, hanya ada suatu tim kecil, salah satu yang aktif berperan adalah Rena Eka Tania, yang bertindak sebagai tour planner. Ia mengurus berbagai aspek, dari reservasi sampai rekreasi, bahkan termasuk menjadi administrasi media sosial Bigbird Jalan-jalan (BBJJ), terutama Instagram. Sehari-hari Rena menerima reservasi yang dilakukan oleh pelanggan melalui Call Center, pesan singkat Whatsapp, maupun direct message (DM) Instagram BBJJ. Setelah pelanggan melunasi pembayaran, Rena memasukkan data (manifestasi) dan meneruskan order ke pool BBJJ. Lalu, pihak pool pun menyiapkan armada dan awak kabin. Setelah mengecek kesiapan armada di pool, Rena menyiapkan logistik, dari welcome drink sampai snack (kue atau roti) dan makan siang. Pararel dengan itu, ia menyusun itinerary (daftar acara) serta membuat Whatsapp Group untuk masing-masing trip demi memudahkan komunikasi dengan pelanggan, juga awak kabin BBJJ. “Saya membuat Whatsapp Group sebelum keberangkatan untuk memberikan informasi update kepada pelanggan atau peserta trip,” kata Rena. “Selama trip berlangsung, saya terus memantau Whatsapp Group. Setelah trip selesai, saya melakukan evaluasi berdasarkan feedback dari pelanggan. Setelah semuanya beres, barulah Whatsapp Group dibubarkan.” Kesiapan armada dan awak kabin juga menjadi tanggung jawab Rena. Yang pasti, armada harus bersih dan laik jalan. Begitu pula, awak kabin pun mesti bersih, santun dan paham medan. Setiap tiga bulan sekali, pengemudi BBJJ wajib mengikuti semacam pelatihan untuk menambah wawasan seputar destinasi wisata dan mengasah keandalan sebagai duta wisata. Tak ketinggalan, Rena juga menyiapkan fasilitas hiburan di kabin armada, dari audio (lagu) sampai video. “Sebetulnya, banyak pelanggan meminta akses Wi-Fi. Untuk sementara, kami belum bisa memenuhinya,” kata Rena. “Lagipula daripada asyik sendiri dengan gadget, lebih baik gembira bersama sambil menyanyi atau menonton tayangan yang menghibur.” Bertindak sebagai tour planner di balik BBJJ, terutama untuk program Open Trip maupun carter (Private Trip), Rena mengaku senang- senang saja, “Seru, bertemu banyak orang. Exciting!” Tak masalah baginya mengurus trip, baik kelompok kecil berisi 10 orang hingga kelompok besar berisi 500 orang atau bahkan lebih, terutama di Desember yang merupakan peak season. Diakui Rena, kebanyakan peserta trip adalah karyawan perusahaan dan anggota CUSTOM TRIP | Program Bigbird Jalan-jalan bisa dikostumisasi sesuai permintaan. Mutiara Biru 65