Bertanya Merupakan Kunci Berpikir Kreatif October 2015 | Page 2

Bertanya Sebagai Salah Satu Kunci Berpikir Kreatif
Manik Sukoco * * Prodi PPKn Program Pasccasarjana UNY dan Kolumnis Majalah Inside Indonesia , E-mail : itsmanik @ fastmail . net
Ketika kita sebagai guru sekolah dasar menghadiri sebuah workshop atau seminar , kita selalu diberi kesempatan oleh presenter atau moderator untuk bertanya . Coba kita lihat , dari seluruh peserta , berapa orang yang mau bertanya . Dipastikan peserta yang mau bertanya dapat dihitung dengan jari . Secara umum alasan mengapa peserta jarang sekali yang mau bertanya karena mereka tidak tahu harus bertanya apa . Di sini rupanya letak permasalahannya . Kalau guru saja tidak tahu harus bertanya apa atau tidak terbiasa mengkritisi suatu permasalahan , bagaimana dengan murid-muridnya ? Ternyata bertanya itu tidak mudah , bukan ? Banyak faktor mengapa siswa ( utamanya di sekolah dasar dan menengah ) jarang bertanya , antara lain :
1 . Tidak tahu harus bertanya apa 2 . Tidak dapat mengorganisasikan pikiran menjadi pertanyaan 3 . Tidak percaya diri dan takut ditertawakan karena dianggap bertanya itu ibarat bodoh
Selagi awal tahun ajaran baru , ini adalah saat yang paling tepat untuk mengajarkan sejak awal ketrampilan bertanya dan mengasah cara perpikir kritis . Di bawah ini ada cara sederhana yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk membantu siswa dalam belajar bertanya :
1 . Menebak benda dalam karung atau kardus
Taruhlah sebuah benda dalam tas atau kardus . Benda tersebut dapat berupa jam , pensil , CD , mouse , atau kunci . Berikanlah satu kalimat petunjuk ( clue ), misalnya “ Benda ini terdapat di semua ruang kecuali kamar mandi ”. Dari petunjuk itu , siswa dapat mengembangkan menjadi kalimat tanya dengan diawali kata ” apa ”. Misalnya , “ Apakah benda tersebut hanya bisa dipakai oleh pria ?”, maka guru hanya boleh menjawab ya atau tidak . Meskipun pertanyaan yang disusun oleh siswa hanyalah pertanyaan sederhana , yaitu diawali dengan kata apakah , tetapi siswa sebenarnya belajar menghubungkan fakta-fakta dari pertanyaan orang lain . Fakta-fakta itu kemudian digunakan untuk menyusun pertanyaan lain yang isinya berbeda . Jadi mereka tidak boleh mengulang pertanyaan temannya . Dalam hal ini , siswa juga menerapkan keterampilan mendengarkan yang produktif . Bila isi dalam kardus tersebut sudah tertebak , maka orang yang menebak itu akan memimpin aktivitas ini yang tugasnya menjawab ya atau tidak .
2 . Ada apa di belakangku ?
Kegiatan ini seperti permainan tebak-tebakan , mirip dengan cara di atas , yaitu menjawab ya atau tidak . Caranya adalah seorang siswa maju ke depan , berdiri membelakangi papan tulis . Guru menuliskan kata di papan tulis tepat dibelakang ( agak atas ) siswa yang berdiri . Siswa yang berdiri dapat bertanya yang diawali dengan kata “ apakah ”, sementara siswa lain hanya boleh menjawab ya atau tidak .