Asatunews Magazine - edisi 02 Okt - Nov 2013 | Page 34

Dialog Persoalan bangsa kita sangat kompleks rasanya tidak adil kalau juga kita bebankan kepada seorang kepala negara saja. Komunikasi yang efektif harus dibangun dan ditumbuhkan melalui rakyatnya dan ini perlu peran dan fungsi government public relations dalam mengelola good communication governance bagi pemerintah. FOTO: ISTIMEWA Saat ini bagaimana mana pemimpin kita menurut Anda secara kehumasan? Dari sudut pandang kehumasan, para pemimpin kita masih belum memahami bagaimana mengelola citra dan reputasi personal. Berdasarkan pengamatan pribadi banyak pemimpin kita memahami citra diri sebagai alat untuk menarik perhatian public, meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Idealnya citra diri dikembangkan berdasarkan kekuatan diri yang dapat menambah nilai bukan sekedar kemasan untuk menciptakan impresi publik. Pada akhirnya pemimpin yang hanya membentuk citra diri sebagai sebuah kemasan tidak akan pernah bertahan lama, dalam kondisi sebaliknya pemimpin yang mengembangkan citra diri dengan menonjolkan kekuatankekuatan personal yang menjadi personal value dan direpresentasikan dalam perilaku, nilai dan tabungan karya akan memperoleh penilaian publik yang positif atau yang kita sebut dengan personal reputation. Apakah pola komunikasi Presiden kita sudah benar? Kalau belum harus seperti apa? Saya mengamati kesadaran akan komunikasi presiden kita sudah baik, peran juru bicara presiden sudah berfungsi dengan baik dalam mengatasi isu dan persoalan negara, hanya saja pengelolaan strategi dan program komunikasinya masih perlu diperbaiki dan disinergikan dengan peran dan fungsi government PR dari semua instansi pemerintah yang memang belum terbangun di negara kita. Persoalan bangsa kita sangat kompleks rasanya tidak adil kalau juga kita bebankan kepada seorang kepala negara saja. Komunikasi yang efektif harus dibangun dan ditumbuhkan melalui rakyatnya dan ini perlu peran dan fungsi government public relations dalam mengelola good communication governance bagi pemerintah. Mengamati negaranegara maju, mereka sudah memikirkan bagaimana mengelola reputasi negara melalui berbagai 34 edisi 2/th. I | Okt - Nov 2013 kebijakan komunikasi pemerintah sejak lama, dan Indonesia masih belum berpikir ke arah tersebut sampai saat ini. Lalu, bagaimana menciptakan tatanan komunikasi strategi yang ideal bagi sebuah negara? Saya berpikir negara kita harus sudah memfungsikan secara strategis government public relations, departemen yang berperan akan bertanggung jawab bagaimana mengelola komunikasi negara yang strategis. Persoalan bangsa ini sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku para pejabat publik yang seharusnya bisa memberikan role model yang baik bagi rakyat, bukan mengorbankan kepentingan rakyat demi kepentingan pribadi atau golongan. Tujuan-tujuannya sangat jelas adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan public terhadap pemerintah, lebih dari itu strategi komunikasi dapat berfungsi untuk mengatur perilaku dan kepemimpinan dari pejabat publiknya. Peran dan fungsi government PR juga bertujuan dalam mengelola citra dan reputasi negara baik dimata rakyat maupun masyarakat internasional. Pola komunikasi pemerintah masih kurang terarah dan program-program komunikasi public dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah harus ditata ulang dan secara perencanaan komunikasi public perlu dirancang secara strategis. Mencermati peran dan fungsi humas di berbagai instansi pemerintah masih sebatas peran administratif, dan pola komunikasi masih terjebak dalam hierarki top down management. Hal ini diartikan lapisan teratas dalam sebuah organisasi memiliki tanggung jawab memproduksi dan menyerap informasi untuk dimasukkan ke dalam proses perumusan kebijakan organisasi sekaligus berperan sebagai agen pertanggungjawaban terhadap publik. Ini menjadi persoalan dilematis bagi humas antara peran dan fungsi tidak sebanding dengan kewenangan yang memadai. Peran dan fungsi humas pemerintah perlu